SUPRAPTA, SUPRAPTA (2006) KETERGANTUNGAN WILAYAH KECAMATAN MRANGGEN TERHADAP KOTA SEMARANG. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 2164Kb |
Abstract
Rapid growth of border area constitutes spatial development phenomena which occur oftentimes in such middle to big city. A growing metropolitan city like Semarang anyway takes consequence inflate such built city space exceeds its administration border. Eventually, those administrative border areas between Semarang City and Demak Regency, especially within Mranggen Sub-District experience fast development, which named as rapid growth area, thus, it is too difficult to differentiate between border area and the centre city itself. However, this condition is caused by dynamically alteration process along with the time of character functional switching from the village lifestyle to city complex lifestyle. Rapid growth of border area between Semarang City and Mranggen Sub-District has shown a rapid urbanization phenomena that signed by high rate of people growth, widely changing function of land utilizing from farming become nonfarming, increasing amount of commuters, and decreasing village homogeneity lifestyle. The aim of this study is to analyze interaction pattern between border area of Mranggen Sub-District and Semarang City. Subject of interaction comprises of the social service linkage usage, the physical linkage, and the economical linkage. To attain the aim above this study used the quantitative descriptive analysis, which in this case, all quantitative data are converted to qualitative one by descriptive analysis. This analysis technical used to present any summary data or calculated value based on available or collected data. The entire results concerning the social linkage showed that Mranggen Sub- District was yet dependent to Semarang City because it has better facilities comprehensiveness. This condition revealed that more respondents (77.22%) whom chose Semarang City as destination for their high school, and 80.76% amongst them who chose their college or university education institutions. Similarly with such fact above is the health service, especially hospitalizing, 55.19% amongst them clarified Semarang for their preference. In the physical linkage, generally results showed that path-accesses connecting Mranggen Sub- District with Semarang City are in well condition, so are any path-accesses which are connecting any intern-villages to Mranggen Sub-District, except a path connecting Batursari village with Mranggen Village. This dilapidated path provided such implication on people productivity. While on the social linkage, there is strongly relationship balancing among the two areas which indicated by the existence of the two way flowing of farming and nonfarming. Perkembangan kawasan perbatasan yang sangat cepat merupakan fenomena pembangunan spasial yang sering kali terjadi di kota-kota besar dan menengah. Kota-kota besar metropolitan, seperti halnya Kota Semarang, membawa konsekuensi menggelembungnya ruang terbangun perkotaan hingga melampui batas administrasinya. Pada akhirnya daerah-daerah perbatasan administratif antara Kota Semarang dan Kabupaten Demak, khususnya Kecamatan Mranggen mengalami perkembangan yang pesat yang disebut rapid growth area, sehingga kawasan perbatasan menjadi sulit dibedakan dengan pusat kota. Hal ini disebabkan oleh perubahan yang dinamis seiring dengan perjalanan waktu dimana kawasan perbatasan yang selama ini masih berupa desa berubah karakter fungsionalnya menjadi kehidupan kota. Perkembangan daerah perbatasan antara Kota Semarang dengan Kecamatan Mranggen memperlihatkan gejala urbanisasi yang cepat yang antara lain ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, terjadinya perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian serta banyaknya penglaju (commuter) serta homogenitas kehidupan desa yang semakin berkurang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis pola interaksi wilayah perbatasan Kecamatan Mranggen dengan Kota Semarang. Interaksi yang diteliti meliputi keterkaitan pemanfaatan pelayanan sosial, keterkaitan fisik dan keterkaitan ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, dalam hal ini data kuantitatif dikualitatifkan dengan analisis deskriptif. Teknik analisis ini digunakan untuk menyajikan rangkuman data atau nilai-nilai yang dihitung berdasarkan data yang tersedia atau yang telah dikumpulkan. Hasil penelitian secara keseluruhan terhadap keterkaitan pemanfaatan sosial menunjukkan bahwa Kecamatan Mranggen masih sangat tergantung terhadap Kota Semarang yang mempunyai kelengkapan fasilitas yang lebih baik. Hal ini terlihat dari banyaknya responden (77,22%) yang memilih Kota Semarang sebagai tujuan pendidikan SLTA dan 80,76% untuk tujuan Perguruan Tinggi. Begitu juga untuk pelayanan kesehatan, khususnya Rumah Sakit yaitu sebesar 55,19% menyatakan memilih Kota Semarang sebagai tujuannya. Pada keterkaitan fisik didapatkan hasil bahwa secara umum akses yang menghubungkan Kecamatan Mranggen dengan Kota Semarang dalam kondisi baik, begitu juga dengan kondisi jalan yang menghubungkan antar desa ke Desa Mranggen kecuali jalan yang menghubungkan Desa Batursari dengan Desa Mranggen. Kondisi jalan yang buruk memberikan implikasi pada terhambatnya produktivitas masyarakat. Sedangkan pada keterkaitan ekonomi adanya hubungan timbal balik yang kuat antar kedua wilayah yang antara lain diindikasikan dengan adanya aliran komoditas pertanian dan non pertanian yang mengalir secara dua arah.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning |
ID Code: | 15930 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 07 Jul 2010 08:44 |
Last Modified: | 17 Jun 2015 08:04 |
Repository Staff Only: item control page