ADHI PRABAWA, GIAN (2009) KANTOR SINODE GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) DI SALATIGA. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 272Kb |
Abstract
1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen dimana terdapat bermacam-macam pemeluk agama dan pemeluk keyakinan dan semuanya memiliki hak yang sama dalam menjalankan agamanya masing-masing. Bahkan untuk menjamin kebebasan beragama, PBB telah memproklamirkan Universal Declaration of Human Right, yang isinya mengenai empat pokok kebebasan beragama yaitu : kebebasan menganut agama, kebebasan berganti agama, kebebasan menjalankan agama, dan kebebasan untuk tidak beragama. Dalam UUD 1945 sebagai landasan konstitusional Bangsa Indonesia juga disebutkan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu (pasal 29 ayat 2 UUD 1945). Agama Kristen menjadi salah satu agama yang diakui di Indonesia. Agama Kristen tumbuh dan berkembang dengan baik dalam mendukung kehidupan beragama umatnya di Indonesia. Kehidupan beragama Agama Kristen sebagian besar dilakukan di lingkup Gereja. Tumbuhnya Gereja-gereja di tanah jawa khususnya di Jawa Tengah dimulai pada zaman VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) pada abad XVII dan XVIII. Pekabaran Injil mula-mula dilakukan oleh pendeta-pendeta dari kalangan pemerintah Belanda, dan selanjutnya dilakukan oleh para kaum awam. Usaha pekabaran Injil ini membuahkan sebuah perkumpulan yang dinamakan Gereformeerde Kerken ini Nederland (GKN). Untuk selanjutnya Gereformeerde tidak dipakai lagi dan berubah sedemikian rupa, sehingga akhirnya berubah nama menjadi Gereja Kristen Jawa (GKJ)(-www.sinodegkj.com-). Dalam kehidupan bergereja, Gereja-gereja Kristen Jawa tidaklah berjalan sendirian, melainkan berusaha menjalin komunikasi, kerjasama dalam lingkup perhimpunan. Perhimpunan Gereja –gereja Kristen Jawa dalam lingkup regional berdasarkan letak geografis wilayah, akan tergabung menjadi Klasis. Sedangkan perhimpunan seluruh Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) disebut Sinode yang membawahi klasis-kalsis yang ada. Hingga saat ini, Gereja-gereja Kristen Jawa anggota Sinode GKJ berjumlah 301 Gereja, tersebar di 5 Propinsi di Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur), terhimpun dalam 33 Klasis. Keberadaan Kantor Sinode GKJ merupakan suatu hal yang mutlak terpenuhi guna mewadahi kegiatan organisasi Sinode GKJ yang telah terbentuk (Tata Gereja GKJ pasal 26). Namun kondisi saat ini Sinode GKJ belum memiliki kantor yang mampu mewadahi seluruh kegiatan dan fungsi dari Sinode GKJ itu sendiri. Kondisi fisik bangunan dan fungsionalitas masing-masing bangunan masih belum mampu menceminkan sebuah kantor pusat yang ideal dan representatif. Banyak kekurangan fasilitas, ruang, dan kondisi fisik bangunan yang kurang layak terlihat dimana-mana. Juga ruang-ruang yang masih terbatas, menyebabkan bagian-bagian dari lembaga Sinode GKJ dan yayasan-yayasan milik Sinode GKJ tidak bisa tertampung dalam kantor Sinode GKJ. Kota Salatiga merupakan kota yang cukup bersejarah dalam perkembangan agama Kristen di tanah jawa. Hasil penginjilan di tanah jawa yang dilakukan oleh NGZV (Nederlandsche Gereformeerde Zendings Vereniging) pada zaman VOC berpusat di kota Salatiga. Berangkat dari latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sinode GKJ membutuhkan sebuah kantor yang mampu mewadahi dan memfasilitasi kegiatan Sinode GKJ. Dalam Tugas Akhir periode 107 ini, dipilihlah judul “Kantor Sinode GKJ di Salatiga” 1.2. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menyusun Landasan Program Perencanaan Arsitektur Kantor Sinode GKJ di Salatiga 2. Sasaran Merumuskan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Kantor Sinode GKJ di Salatiga dengan melakukan observasi lapangan/survey, wawancara dengan narasumber untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, serta melakukan studi literature tentang hal-hal yang berkaitan dengan perancangan Kantor Sinode GKJ. 1.3. Manfaat 1. Secara Subyektif • Guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana Strata 1 (S-1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. • Sebagai dasar acuan proses perencanaan dan perancangan berikutnya dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian yang terpisahkan dari Tugas Akhir. 2. Secara Obyektif Diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa bersangkutan maupun mahasiswa lain dan masyarakat umum. 1.4. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan perencanaan dan perancangan Kantor Sinode GKJ ini dititikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, seperti aspek fungsional, teknis, kinerja, kontekstual dan arsitektural. Sedangkan data, informasi dan permasalahan di luar bidang arsitektur sejauh masih melatarbelakangi, mendasari dan berkaitan dengan faktor-faktor Perencanaan fisik dibahas secara umum dengan berdasarkan asumsi rasional dan logis sebagai informasi pendukung, antara lain mengenai tinjauan bangunan perkantoran, dan konteks lingkungan dan budaya setempat sebagai acuan perancangan image kedaerahan jawa. 1.5. Metoda Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data primer maupun data sekunder. Pencarian data ditempuh dengan cara: a) Wawancara, untuk mendapatkan informasi dari pihak Sinode GKJ, berkaitan dengan apa, dan bagaimana mekanisme kerja Sinode GKJ. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data primer seperti struktur organisasi, data jumlah karyawan, jenis kegiatan, serta visi dan misi atau prinsip Sinode GKJ. b) Studi Literatur, untuk mendapatkan data sekunder, berkaitan dengan lokasi, peta, peraturan atau kebijakan yang berlaku, serta literatur yang berkaitan. c) Survey Lapangan, dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi atau tapak perencanaan. Metode pembahasan ini berdasarkan atas dua faktor utama yaitu : a) Design determinant, yaitu aspek-aspek yang dibutuhkan dalam suatu perancangan meliputi program ruang, tapak, utilitas, struktur dan konsep perancangan. b) Design requirement, yaitu persyaratan-persyaratan yang mendasari suatu perancangan agar aspek-aspek yang dibutuhkan dalam perancangan dapat menjadi sesuai. Kedua faktor yang mempengaruhi perancangan Kantor Sinode GKJ di Salatiga tersebut dapat diuraikan menjadi lima aspek yang dijelaskan sebagai berikut : a) Program ruang Dalam menyusun program ruang Kantor Sinode GKJ di Salatiga, digunakan data struktur organisasi Sinode GKJ. Dalam menentukan besaran ruang kantor, data perkembangan jumlah anggota Sinode GKJ, perkembangan karyawan Sinode GKJ di Salatiga, digunakan untuk memperoleh kebutuhan besaran ruang. b) Tapak Penentuan tapak untuk Kantor Sinode GKJ di Salatiga akan ditetapkan sesuai dengan analisa tapak dan disesuaikan dengan arahan kebijakan Pemerintah Kota Salatiga c) Utilitas Utilitas yang direncanakan bertujuan untuk mendukung bangunan Kantor Sinode GKJ di Salatiga agar dapat berfungsi dengan baik berdasarkan faktor kebutuhan kenyamanan dan keamanan pengguna. Oleh Karena itu beberapa sistem utilitas yang diperlukan, antara lain : 1. Sistem Pengkondisian Udara 2. Sistem Penerangan 3. Sistem Audio dan Akustik 4. Sistem Pelistrikan 5. Sistem Distribusi Air Bersih 6. Sistem Pembuangan Air Kotor 7. Sistem Transportasi 8. Sistem Komunikasi 9. Sistem Pencegah dan Pemadam Kebakaran 10. Sistem Penangkal Petir 11. Sistem Keamanan Bangunan d) Struktur Persyaratan struktur meliputi struktur pondasi, struktur badan bangunan dan struktur atap dengan pertimbangan tuntutan fungsi ruang, tuntutan citra dan estetika, serta kondisi lingkungan. e) Konsep Perancangan Konsep perancangan di sini lebih ditekankan untuk mewujudkan karakter dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan juga konsep dari Sinode yang tentu saja dikaitkan dengan faktor yang paling mendasar, yaitu bagaimana sebuah bangunan bisa ‘bekerja’ untuk manusia dan alamnya itu sendiri sehingga terciptanya hubungan berkesinambungan. Sedangkan untuk analisa dilakukan langkah-lahkan sebagai berikut : a) Analisis dan Penampilan Data Proses dalam melakukan analisis adalah : • Melakukan reduksi data, merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan, sehingga didapatkan data yang benar-benar diperlukan dalam proses perencanaan dan perancangan • Data display, menampilkan data yang penting berupa tabel untuk memudahkan analisis. Pendekatan terhadap aspek-aspek arsitektural seperti aspek fungsional, kontekstual, kinerja, dan teknis, serta pendekatan karakter dari GKJ yang akan dijadikan sebagai guideline dalam merencanakan dan merancang Kantor Sinode GKJ di Salatiga. b) Pengolahan Data Pengolahan data dengan cara mengelompokkan sesuai dengan perbedaan fungsi dan aktivitas yang terjadi di Kantor Sinode GKJ. Penentuan jumlah karyawan Sinode GKJ dilakukan dengan menggunakan proyeksi polinomial garis lurus berdasarkan pertambahan karyawan dan anggota Sinode GKJ yang relatif konstan. Proyeksi polinomial garis lurus digunakan untuk memproyeksikan jumlah karyawan (staff) 10 tahun mendatang dimulai dari tahun 2009. c) Kesimpulan Berupa kesimpulan dari analisa yang dipakai sebagai dasar untuk membuat design guideline yang akan melandasi perancangan. Melihat kondisi, potensi dan latar belakang pada Kantor Sinode GKJ dikaitkan dengan kebijakan pemerintah Kota Salatiga, ditemukan permasalahan, kemudian hal tersebut dianalisis untuk mencari pemecahan masalah dengan pendekatan-pendekatan yang menghasilkan program perencanaan dan perancangan Kantor Sinode GKJ di Salatiga. 1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Kantor Sinode GKJ di Salatiga ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Menguraikan secara garis besar hal-hal yang menjadi tema dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Uraian tersebut meliputi Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Manfaat, Lingkup Pembahasan dan Sistematika Pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang teori-teori dasar sistem bangunan kantor beserta penggunaan bangunan kantor beserta pelaku yang terdapat didalamnya Selain itu juga berisi tentang Tinjauan Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan Tinjauan Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) secara menyeluruh. BAB III TINJAUAN UMUM Menguraikan tentang Kondisi, kebijakan pemerintah Kota Salatiga. Selain itu juga menjelaskan Kantor Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Salatiga beserta kelebihan dan kekurangannya. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Menguraikan batasan sebagai salah satu pedoman untuk membatasi lingkup pembahasan dan perancangan serta anggapan yang diperlukan untuk mendukung perencanaan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN Menguraikan pendekatan yang mengacu pada pembentukan program ruang dan pemilihan tapak. BAB VI KONSEP DASAR PERANCANGAN Menguraikan tentang konsep dan program dasar perancangan sebagai pedoman utama atau guide line dalam perancangan fisik bangunan Kantor Sinode GKJ di Salatiga. 1.7. Alur Pikir
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 1572 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 02 Nov 2009 11:53 |
Last Modified: | 08 Dec 2009 12:51 |
Repository Staff Only: item control page