Sosok Laki-Laki dan Perempuan dalam Program Reality Show (Analisis Resepsi Pemirsa terhadap Laki-Laki dan Perempuan dalam Acara Reality Show “Playboy Kabel”)

Hardiana, Rossa (2010) Sosok Laki-Laki dan Perempuan dalam Program Reality Show (Analisis Resepsi Pemirsa terhadap Laki-Laki dan Perempuan dalam Acara Reality Show “Playboy Kabel”). Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF
14Kb

Abstract

Program reality show di stasiun televisi menunjukkan perkembangannya pada beberapa tahun terakhir. Problematika cinta dan konflik seputar hubungan laki-laki dan perempuan adalah tema yang cukup banyak mewarnai kehadiran reality show di Indonesia, salah satunya tayangan reality show ‘Playboy Kabel’ yang menjadi bahasan dalam penelitian ini. Apa yang terkandung dalam tayangan ini patut dicermati seiring dengan munculnya sosok laki-laki dan perempuan yang berperan dalam acara tersebut serta aktifitas budaya menonton pemirsa yang terlibat dalam proses komunikasi dengan media massa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan pemirsa sebagai khalayak aktif dalam memahami sosok laki-laki dan perempuan yang digambarkan dalam reality show ‘Playboy Kabel’. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan analisis penerimaan (reception analysis), di mana khalayak dilihat sebagai penghasil makna (producers of meaning) yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang menerima begitu saja makna yang diproduksi oleh media massa. Dalam analisis penerimaan, teks media tidak dipandang sebagai sesuatu yang paling berkuasa dalam mengkonstruksi realitas, tetapi khalayaklah yang memiliki kontrol dan kekuatan interpretatif saat mengkonstruksi makna dalam dirinya terhadap realitas. Penelitian dilakukan menggunakan wawancara mendalam (depth interview) kepada lima orang informan di kota Semarang yang merupakan pemirsa dari acara reality show ‘Playboy Kabel’. Informan yang dipilih memiliki latar belakang yang berbeda, baik usia, jender, pendidikan maupun status sosial. Perbedaan ini diperlukan untuk memperoleh data yang variatif. Semua informan dipahami sebagai individu-individu yang terlibat secara aktif dengan pesan dalam reality show ‘Playboy Kabel’, di mana para informan mengkonstruksi makna mengenai sosok laki-laki dan perempuan dari proses pemaknaan mereka terhadap kode-kode visual maupun narasi yang muncul dalam tayangan tersebut. Penelitian memfokuskan pada pemaknaan informan terhadap dua hal, yaitu mengenai penjulukan dan peran-peran yang ditampilkan/dibawakan tokoh laki-laki dan perempuan dalam acara ‘Playboy Kabel’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap sosok laki-laki, informan melihat empat macam karakteristik yang menggambarkan sosok laki-laki playboy, yang meliputi faktor latar belakang pekerjaan, materi, sifat dan tingkah laku. Latar belakang pekerjaan dan materi yang dimiliki laki-laki dapat menjadi pendorong perbuatan playboy. Sedangkan melalui sifatnya, playboy termasuk sosok yang tidak setia dan mudah tergoda perempuan, sedangkan tingkah lakunya ditunjukkan melalui kebohongan dan kepandaiannya menggunakan kesempatan untuk mendapat perhatian para perempuan. Pada level yang lain, menyangkut penjulukan playboy terhadap tokoh laki-laki, beberapa informan menempatkan penjulukan itu sebagai realisme imajinatif yang dibentuk oleh media. Sedangkan terhadap sosok perempuan, informan laki-laki dan perempuan memaknai secara bertolak belakang pada kehadiran tokoh perempuan ‘pelapor’. Informan laki-laki memandang ‘pelapor’ sebagai sosok yang lemah dan tidak pandai dalam mengambil keputusan. Sedangkan informan perempuan justru memberi dukungan terhadap tindakan ‘pelapor’ yang dipahami sebagai tindakan yang berani mengambil keputusan, pandai menggunakan kesempatan dan menunjukkan sikap pada laki-laki. Namun munculnya peran ‘penggoda’ menimbulkan konsekuensi pada penggambaran perempuan sebagai obyek media massa. Penggambaran ‘penggoda’ menurut informan bersifat diskriminatif dan tendensius karena hanya ditempatkan sebagai obyek ‘pemuas’ laki-laki dengan kecantikan wajah, kemolekan tubuh dan gaya bicaranya yang mengundang hasrat para lelaki. Pemaknaan yang dilakukan oleh informan terhadap kode-kode visual yang ditampilkan tersebut tidak luput dari perannya sebagai bagian dari sebuah komunitas budaya dan berbagai latar belakang yang melingkupinya. Peran dan latar belakang tersebut telah mempengaruhi kuantitas dan kualitas pesan yang diterima serta respon yang dihasilkan. Sehingga hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemaknaan informan berada dalam makna-makna, baik yang dominan, negosiatif maupun oposisional terhadap teks.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:15582
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:05 Jul 2010 09:23
Last Modified:05 Jul 2010 09:23

Repository Staff Only: item control page