E M A R I A N I, E M A R I A N I, (2005) KEDUDUKAN ANAK YANG LAHIR DI LUAR PERKAWINAN DALAM HUKUM KEWARISAN ISLAM ( STUDI DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG ). Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 205Kb |
Abstract
Anak yang lahir di luar perkawinan di Indonesia kini sudah bukan merupakan suatu fenomena yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia seiring dengan semakin tingginya tingkat hubungan seksual bebas, hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah sehingga mengakibatkan lahirnya anak-anak di luar perkawinan. Dilain pihak, menurut Islam, anak yang lahir adalah fitrah, sehingga hak anak yang lahir diluar perkawinan untuk mewaris berdasarkan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia adalah sesuai dengan hak asasi anak baik yang dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun oleh ajaran Islam. Walaupun diakui haknya untuk mewaris, namun Hukum Kewarisan Islam hanya mengakui bahwa hak mewaris anak yang lahir diluar perkawinan dari Ibu Kandung dan keluarga Ibu kandungnya saja. Namun Kompilasi Hukum Islam tidak mengatur bagaimana upaya / tata cara yang dapat ditempuh oleh anak yang lahir diluar perkawinan untuk mendapatkan hak waris dari Ibu Kandungnya tersebut. Selain upaya untuk memperoleh hak waris dari Ibu kandungnya, diperlukan pula penelitian berdasarkan praktek di Pengadilan Agama untuk mengetahui upaya yang dapat ditempuh oleh anak yang lahir diluar perkawinan untuk menuntut hak waris dari harta kekayaan Ayah kandungnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris dan bersifat deskriptif analitis yang akan menggambarkan, memaparkan dan mengungkapkan kedudukan anak yang lahir diluar perkawinan berdasarkan hukum kewarisan Islam di Pengadilan Agama Semarang. Berdasarkan hasil penelitian di Pengadilan Agama Semarang diketahui bahwa belum ada anak yang lahir diluar perkawinan yang mengajukan gugatan hak waris terhadap harta waris Ibu kandungnya maupun Ayah kandungnya yang menandakan bahwa kesadaran anak yang lahir diluar perkawinan terhadap hak warisnya masih rendah di kota Semarang sehingga disarankan agar pihak yang berwenang melakukan penyuluhan hukum mengenai hal tersebut. Child, who born outside marriage is not a strange phenomenon in Indonesia society because of the rise of free sex; live together without any legal marriage context therefore causing in the born of child outside marriage. In other side, according to Islamic law, a child is a fitrah, so the rightful authority of a child born outside marriage in legacy is appropriate to Human Right declared by United Nation or by Islamic Law. However the rightful authority of legacy is legal, the Islamic Legacy only acknowledge the legacy rightful authority of the child born outside marriage from his/her mother and her family. The Islamic Law Compilation doesn’t arrange how the legal system of child born outside marriage can get the heir right from his/her mother. Beside the effort to get the heir right from his/her mother, it needs to practical study in Religion Courthouse to find out the way or system of a child born outside marriage to claim the heir from his/her father. This study using empirical juridical research method and analytical description that will depict, describe and reveal the rightful authority of a child born outside marriage based on Islamic legacy in Semarang Religion Courthouse. From the result it can be identified that there are no child born outside marriage who claim for his/her heir from his/her mother or father yet. It is indicates that the consciousness of child born outside marriage toward his/her legacy rightful authority is still low in Semarang, therefore it suggested that the party in charge should conduct a counseling of law of the rightful authority.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary |
ID Code: | 15525 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 01 Jul 2010 15:01 |
Last Modified: | 01 Jul 2010 15:01 |
Repository Staff Only: item control page