ARLINA NAVALIA, DESTA (2009) PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PAPUMA JEMBER. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 208Kb |
Abstract
1.1 Latar Belakang Pantai Tanjung Papuma terletak di sebelah selatan Kota Jember, salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang berada di jalur Bromo, Ijen, dan Bali. Pantai pasir putih ini terletak kurang lebih 37 km ke arah selatan dari Kota Jember, atau kurang lebih 235 km dari Kota Surabaya. Nama Papuma sendiri terbentuk sebagai akronim dari Pasir Putih dan Malikan. Kata “Tanjung” ditambahkan di depannya, untuk menggambarkan posisi pantai yang menjorok ke laut arah barat daya dari wilayah itu. Selain pantainya, hutan yang terletak di sisi lainnya juga jadi daya tarik obyek wisata ini. Pantai dengan luas 25 hektare ini menyuguhkan banyak kelebihan. Sebut saja hamparan pasir putih dengan tanjung melingkar sepanjang 1,5 km, barisan bukit hijau dengan pepohonan yang rimbun mengelilingi pantai. Pantai Tanjung Papuma, merupakan satu dari 16 objek wisata unggulan yang dipromosikan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Keindahan alam yang dimiliki Papuma masih asli, belum terkepung oleh banyak bangunan kokoh dari beton. (http://www.suarapembaruan.com//) Keindahan alam Pantai Tanjung Papuma inilah yang berhasil menarik perhatian Pemprov Jatim, sehingga memenangkan Juara 1 Lomba Anugerah Wisata Jawa Timur 2007 Jenis Obyek Wisata Alam Paling Populer di Jawa Timur.(Dinas Pariwisata Kabupaten Jember, 2009) Bagi kalangan wisatawan lokal, Tanjung Papurna tak ubahnya sebuah 'surga'. Selain menyuguhkan berbagai panorama yang menyejukkan hati, daratan kecil yang menjorok ke laut di pantai selatan Jawa Timur ini juga menyimpan beragam flora dan fauna khas tropis. Siapa pun yang sempat mengunjungi pantai landai berpasir putih ini tak pernah bosan menikmatinya. Kondisi geografisnya yang stabil, bahkan telah menjadikan keelokan kawasan wisata dapat dinikmati dalam cuaca apa pun, baik di musim kemarau maupun ketika musim penghujan tiba. (http://www.forum.kafegaul.com//) Keunikan lain di Papuma, yakni adanya batu-batu Malikan yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian khas seperti musik bila terkena ombak. Batu Malikan merupakan karang-karang pipih yang mirip seperti sebuah kerang besar yang menjadi dasar sebuah batu karang besar, yang letaknya tak jauh dari tepi pantai. Ada tujuh batu karang besar di pantai itu. Tujuh batu karang disebut sebagai pulau kecil oleh warga setempat. Enam dari tujuh pulau itu memiliki nama yang sesuai dengan bentuknya. Konon, satu dari antara pulau tersebut dihuni oleh ratusan ular berbisa sehingga tidak ada masyarakat atau wisatawan yang bisa berkunjung ke pulau tersebut. Deretan gugusan pulau tersebut, yakni Pulau Batara Guru, Pulau Kresna, Pulau Narodo, Pulau Nusa Barong, Pulau Kajang, dan Pulau kodok. Bentuk enam pulau tersebut sangat khas. Seperti Pulau Kodok yang bentuknya mirip seperti kodok raksasa, sedangkan Pulau Narodo bentuknya mirip dengan topi dewa Narada. Pengunjung yang datang ke pulau-pulau batu karang itu, bisa duduk di atas Batu Malikan asalkan ombak laut tidak tinggi. Selain menyuguhkan keindahan alam dan deretan pulau-pulau kecil, hutan lindung yang berada di balik pantai ini juga dihuni oleh satwa liar, seperti rusa, lutung, kera ekor panjang, lutung kuning, biawak, ayam hutan, dan sebagainya. Hewan liar tersebut memang sengaja dibiarkan berkembang biak di hutan sekitar pantai Papuma. Biasanya, hewan-hewan tersebut akan muncul pagi atau menjelang malam hari. (http://www.suarapembaruan.com//) Di balik keindahan itu semua, pada kenyataannya kondisi kawasan wisata Pantai Tanjung Papuma yang ada saat ini sangat memprihatinkan, kurang mampu memanfaatkan dan mengelola potensi-potensi tersebut secara optimal. Akibat kurang adanya pengelolaan yang baik, banyak obyek-obyek wisata yang seharusnya dapat dikembangkan menjadi terabaikan dan tidak tertata atau terpelihara. Begitu pula dengan fasilitas-fasilitas yang ada, kurang mampu lagi melayani kebutuhan para wisatawan terutama pada saat-saat peak season, selain karena minim, kondisi fasilitas yang tersedia hampir sebagian rusak dan kotor serta tidak merata. Dengan kurang meratanya fasilitas, karena hanya terpusat pada Pantai Pasir Putih, mengakibatkan banyak sisi-sisi dari Pantai Malikan yang tidak terjamah padahal pantai ini tidak kalah menarik dengan Pasir Putih. Namun, adanya rencana pengembangan Pantai Tanjung Papuma oleh Pemerintah Kabupaten Jember semakin membuktikan bahwa Pantai Tanjung Papuma merupakan salah satu potensi wisata yang patut untuk diperhitungkan. Pantai Tanjung Papuma termasuk dalam pengembangan jangka pendek yakni antara 1-5 tahun dan sesuai dengan konsep dasar pengembangan pariwisata Kabupaten Jember yang berwawasan lingkungan/ekowisata. (RIPPDA Kabupaten Jember, 2006) Pembangunan sarana Jalur Lintas Selatan yang akan digarap oleh Dinas Perhubungan Umum dan Bina Marga nantinya juga akan semakin memudahkan akses untuk menuju ke Tanjung Papuma yang terletak di Jember Selatan. Jalur Lintas Selatan ini merupakan Proyek Pemprov Jatim yang meliputi seluruh kota dan kabupaten yang ada di Jawa Timur dan berada di posisi selatan kota dan Kabupaten. Yang akan dilalui proyek jalur lintas selatan ini adalah Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember. (http://www.kabarindonesia.com//) 1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan dari penyusunan LP3A ini adalah menemukan, mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terkait dalam mengembangkan Kawasan Wisata Pantai Tanjung Papuma Jember untuk dijadikan sebuah tempat/ sarana rekreasi yang representatif bagi masyarakat Jember dengan penyediaan berbagai fasilitas wisata. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah tersusunnya program ruang dan konsep dasar perancangan untuk Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Tanjung Papuma Jember. 1.3 Manfaat Secara Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan sarjana Strata 1 (S1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Secara Objektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bagi pembaca, maupun mahasiswa yang akan menempuh Tugas Akhir. 1.4 Ruang Lingkup Ruang Lingkup Substansional Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai yang dapat menampung segala aktivitas yang berlangsung pada sebuah Kawasan Wisata Pantai, termasuk dalam kategori perancangan tapak/ lansekap beserta elemennya (bangunan dan lingkungan) dalam suatu kawasan. Ruang Lingkup Spasial Secara administratif wilayah Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Tanjung Papuma berada di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Batas-batas wilayah Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Tanjung Papuma Jember adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Hutan Lindung Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Samudera Indonesia Sebelah Timur : Samudera Indonesia 1.5 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif yang dilakukan dengan mengumpulkan data, kemudian dilakukan analisa melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif, untuk mendapatkan hasil berupa kesimpulan yang digunakan dalam penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Data Primer • Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk mendapatkan informasi yang solid • Observasi lapangan • Studi banding, tahapan pengumpulan data dan analisa digunakan metoda khusus yang merupakan bagian dari metoda deskriptif, yaitu metoda deskripsi komparatif, dengan mengadakan studi banding ke beberapa kawasan pantai wisata di berbagai tempat dengan tujuan memperoleh gambaran tentang ruang-ruang yang dibutuhkan, persyaratan ruang dan bangunan, penataan massa dan ruang luar dan lain-lain. 2. Data Sekunder • Studi Literatur, terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan ruang luar dan kawasan wisata pada Kawasan Wisata Pantai Tanjung Papuma sebagai landasan teori yang tepat untuk menganalisa data-data yang diperoleh. Pembahasan menggunakan pendekatan teoritis dan pendekatan studi, yang melengkapi data dari studi banding. Hasil dari pendekatan tersebut dikembangkan untuk mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan Arsitektur. Analisa dilakukan dengan cara : • diskusi dan bimbingan, dilakukan dengan dosen pembimbing dan dosen-dosen penguji. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Program Perencanaan dan Perancangan ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Penjabaran latar belakang permasalahan, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penjabaran kajian pustaka tentang Kawasan Wisata Pantai, perencanaan dan perancangan kawasan, dan konsep perancangan. BAB III TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PAPUMA JEMBER Berisi gambaran umum Kabupaten Jember, karakteristik fisik dan non fisik Kawasan Wisata Tanjung Papuma Jember, meliputi sarana dan prasarana yang ada, arah dan strategi pengembangan, potensi dan permasalahan serta studi banding. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan, batasan dan anggapan sebagai hasil penguraian dari bab-bab sebelumnya. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi pendekatan program perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Tanjung Papuma Jember. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Merupakan hasil akhir pembahasan LP3A, sekaligus menjadi acuan untuk perancangan arsitektur pada tahap berikutnya. Berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak. 1.7 Alur Pikir 1.8
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 1533 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 29 Oct 2009 10:10 |
Last Modified: | 29 Oct 2009 10:10 |
Repository Staff Only: item control page