ANALISA KARAKTERISTIK PERGERAKAN KE KAWASAN INDUSTRI ROKOK DI KABUPATEN KUDUS (STUDI KASUS KAWASAN MEGAWON KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS)

SUTOMO, SUTOMO (2006) ANALISA KARAKTERISTIK PERGERAKAN KE KAWASAN INDUSTRI ROKOK DI KABUPATEN KUDUS (STUDI KASUS KAWASAN MEGAWON KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS). Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1989Kb

Abstract

Dengan berkembangnya pusat-pusat kegiatan yang ada di Kota Kudus, mampu menjadikan Kota Kudus sebagai daerah yang paling sering dituju untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Penduduk dan daerah sekitar Kudus berusaha mencari penghasilan di Kudus karena Kudus adalah pusat industri dan perdagangan. Dan banyaknya orang-orang yang berdatangan ke Kudus, maka bermunculan kawasankawasan pemukiman di Kota Kudus. Jenis industri yang tumbuh di Kota Kudus antara lain industri pengolahan rotan, furniture dan kayu, industri pembuatan karung, industri di bidang elektronik seperti pembuatan speaker active, televisi, tabung televisi, radio, alat perekam suara, industri kertas dan pcrcetakan, industri-industri tekstil serta industri rokok. Salah satu industri yang menjadi ikon utama di Kota Kudus adalah industri rokok, bahkan oleh karena begitu besarnya industri rokok di Kudus sampai ada slogan yang menyatakan Kudus Kota Kretek”. Hal ini dapat dipahami karena begitu besarnya industri rokok di Kota Kudus. Tercatat dan industri rokok ini telah menyerap lebih dan 100.000 tenaga kerja yang tersebar di berbagai pabrik dan brak-brak rokok diberbagai kawasan atau wilayah. Brak dalam hal ini adalah tempat untuk memproduksi. rokok secara manual menggunakan tenaga manusia, kegiatan di brak ini lebih kepada proses penggilingan rokok, pemotongan ujung-ujung tembakau rokok agar lebih rapi dan proses pengepakan rokok di tiap kotak atau kardus. Industri rokok yang terbesar saat ini adalah PT.Djarum dcngan jumlah total tenaga kerja lebih dan 50.000 orang yang tersebar di berbagai kawasan brak di seluruh Kudus. Jumlah total brak yang dimiliki PT.Djarum adalah 25 brak dengan kapasitas produksi mencapai 58.000.000 batang perhari. Bahkan brak-brak PT.Djarum memiliki tenaga kerja terbanyak adalah brak di Megawon. Kawasan Megawon yang terletak di Kecamatan Jati Kabupaten Kudus merupakan salah satu kawasan yang menjadi lokasi brak rokok dan PT.Djarum. Brak di Kawasan Megawon sendini merupakan brak terbesar dengan menampung sekitar 8000 tenaga kerja dengan kapasitas sekitar 9.000.000 batang per hari. Permasalahan dalam penulisan penelitian ini adalah bagaimanakah pola perilaku pcrgerakan ke Kawasan Megawon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus tersebut. Mengingat jumlah tenaga kerja yang melakukan pergerakan ke Kawasan tersebut cukup tinggi. Dan dikarenakan Kawasan Megawon juga merupakan kawasan permukiman, sehingga perlu adanya suatu pengidentifikasian pola perilaku pergerakan di kawasan Megawon. Yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat untuk peningkatan pengembangan dan penataan wilayah di kawasan Megawon Kota Kudus serta kebutuhan sarana maupun prasarana transportasi. Wilayah administratif Kabupaten Kudus merupakan wilayah seluas 42.5 15.644 hektar, yang secara administratif terdiri dan 9 kecamatan, 124 desa dan 7 kelurahan. Terletak pada titik jalur transportasi regional Semarang-KudusSurabaya,Jepara-Kudus-Surakarta. Sedangkan pada Kawasan Industni rokok Megawon sendiri terletak pada Kecamatan Jati Kabupaten Kudus di mana pada Hirarki Pusat Perkembangan masuk pada orde I yang meliputi Kecamatan Kota dan Kecamatan Jati. Dan pembagian Sub Wilayah Pembangunan, Kecamatan Jati masuk pada Sub Wilayah Pembangunan I bersama-sama dengan Kecamatan Kota, Kecamatan Bae dan Kecamatan Mejobo. Analisa ini dilakukan untuk menguji hubungan antara jumlah tenaga kerja yang berkunjung sebagai variabel tidak bebas (Y) dengan jawaban masing-masing pertanyaan yang ada pada kuesioner sebagai variabel bebas (X). Proses analisa regresi dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS. 10 sehingga akan didapatkan hasil analisa. Dalam menganalisa untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas digunakan nilai koreksi, semakin besar nilai koreksi maka semakin kuat hubungan antara variabel. Analisa Regresi Berganda dilakukan untuk menguji atau mengetahui hubungan yang kuat antara tenaga kerja yang digunakan sebagai variabel tidak bebas dengan dua atau lebih faktor-faktor yang mempunyai hubungan paling kuat dengan jumlah tenaga kerja pada setiap analisa regresi tunggal yang kemudian dipakai sebagai variabel bebas. Dan hasil analisis, nilai korelasi yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor yang digunakan untuk menganalisis mempunyai hubungan kuat dengan jumlah tenaga kerja yang berkunjung tersebut. Hal lni dapat dilihat dan nilai korelasi R yang dihasilkan antara 0,950 sampai dengan 1. Dan hasil penelitian ini ada beberapa faktor yang merupakan karakteristik tenaga kerja yang dapat menyebabkan tanikan perjalanan ke Kawasan Megawon. Moda angkutan umum adalah moda yang paling banyak digunakan oleh tenaga kerja Kawasan Megawon, yaitu sebanyak 67,18 %. Adanya tenaga kerja yang bertempat tinggal di lokasi yang belum terlayani oleh angkutan umum dengan balk membuat mereka dalam sekali perjalanan dapat berganti moda angkutan sebanyak 2 (dua) kali yaitu sebesar 37,40 %. Untuk tenaga kerja yang seperti itu mereka belum bisa rneminimalkan biaya pengeluaran untuk transportasi tiap bulannya. Jarak tempat tinggal tenaga kerja dengan Kawasan Megawon sebagian besar adalah beijarak antara 3 Km sampai dengan 5 Km yaitu 25, 64 % dengan status rumah pada umumnya adalah rumah pribadi sebanyak 64,61 %. Sedangkan untuk prosentase tipe rumah tinggal kos-kosan, kontrak, mess dan lainnya adalah sebesar 35,39 % hal ini menunjukan bahwa sebenamya tenaga kerja masih banyak yang belum memiliki rumah pribadi. Dan mereka pada umumnya mencari tempat tinggal yang dekat dengan iokasi Kawasan Megawon. supaya dapat meminimalkan biaya pengeluaran untuk transportasi. Berdasarkan hasil analisa, maka diperlukan peningkatan sarana dan prasarana di Kawasan Megawon, misalnya dengan penataan rute untuk melayani tenaga kerja yang bertempat tinggal di lokasi yang cukup jauh misalnya Kecamatan Undaan dan Kecamatan Gebog. Selain dapat melayani dengan baik terhadap pam tenaga kerja juga diharapkan dapat lebih meminimalisir pengeluaran biaya transportasi untuk para tenaga kerja. Kemudian mengusahakan adanya pengembangan kawasan perumahan atau permukiman untuk tenaga kerja sehingga inereka dapat menpunyai rumah atau tempat tinggal yang lebih dekat dengan Kawasan Megawon sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya transportai terutama disebabkan oleh pegantian moda angkutan yang lebih dan 1 (satu) kali. The development of activity centers located in Kudus makes the town the most frequently visited area for that kind of activities. The residents of areas around Kudus work in the town because Kudus is an industrial and trade center. The number of people visiting and work in the town then causes the occurrence of settlement regions in Kudus. Amongst the types of industry that grow in Kudus are rattan manufacture, wood-made furniture, the industry of sack production, industries in the field of electronics such as the manufactures of active speakers, television, television tube, radio, tape-recorder, paper industry and printing, textile and cigarette industries. One of the industries that become the main icon of Kudus is cigarette industry, even the huge range of the industry in the town emerge a popular slogan of “Kudus Kota Kretek” or “Kudus the Cigarette Town.” It is understandable since the industry of cigarette is considerably huge. It is noted that from this cigarette industry, as many of 100.000 work forces have been employed in the industry that spread in many factories and braks throughout the region. The braks here refer to places in which the cigarettes are produced manually using human capital. The activities in the braks are the processes of rolling the cigarettes, cutting the tip of tobacco so that will be neater and packing the cigarettes. Currently, the biggest cigarette industry is PT. Djarum with total number of work forces more than 50,000 men which are distributed in lots of braks region throughout Kudus. The entire braks owned by PT. Djarum is 25 with production capacities approximately 58,000,000 cigarettes per day. One of the braks of PT. Djarum located in Megawon has the biggest number of employees. The Megawon region that is situated in the subdistrict of Jati, Kudus is one of the regions that become the location of cigarette brak of PT. Djarum. The brak in the Megawon region itself has 8000 employees with production capacity of 9,000,000 cigarettes a day. The problem in this research is how the trip attraction habit pattern to the Megawon region in the Jati subdistrict, Kudus, considering the number of work forces that mobile to the region is high enough. It is also that the Megawon is a settlement region, so that it needs an identification of trip attraction habit pattern in the region. It is hoped, therefore, that the identification will provide an advantage to increase the development and arrangement of the region in Megawon, Kudus as well as the need of means and infrastructure of transportation. The administrative area of Kudus regency constitute of areas as large of 42,515,664 hectare that administratively consists of 9 subdistricts, 124 villages, and 7 subsubdistricts. The town is situated on the regional transportation lane of Semarang-Kudus- Surabaya, Jepara-Kudus-Surakarta. vii The region of cigarette industry of Megawon itself is located in the subdistrict of Jati, Kudus in which on the Hierarchy of Development Center belongs to order I that include Kota and Jati subdistrict. And on the distribution of Developmental SubRegion, Jati subdistrict belongs to Developmental Sub-Region I together with Kota, Bae and Mejobo subdistricts.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Civil Engineering
ID Code:15328
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:29 Jun 2010 13:40
Last Modified:29 Jun 2010 13:40

Repository Staff Only: item control page