KEDUDUKAN DAN PERANAN LAKI-LAKI DALAM MASYARAKAT MINANGKABAU BUKITTINGGI PERANTAUAN DI JAKARTA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HUKUM WARIS

KUNEIFI., AHMAD (2005) KEDUDUKAN DAN PERANAN LAKI-LAKI DALAM MASYARAKAT MINANGKABAU BUKITTINGGI PERANTAUAN DI JAKARTA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HUKUM WARIS. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
408Kb

Abstract

Masyarakat Minangkabau menarik garis keturunan melalui sistem matrilineal mempunyai bentuk perkawinan semendo. Sistem perkawinan itu bersifat eksogami berarti perkawinan yang dilakukan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang tidak satu clan. Pada masa dahulu yang dimaksud dengan semendo ini adalah perkawinan semendo bertandang, yaitu dimana suami atau ayah hanya dianggap sebagai tamu di rumah istrinya dan datang hanya pada malam hari kemudian kembali ke rumah ibunya pada pagi harinya. Ayah atau suami tidak mempunyai tanggung jawab penuh terhadap keluarganya tetapi mamak mempunyai tanggung jawab terhadap kemenakannya. Sejalan dengan perkembangan zaman dan masuknya ajaran Islam yang banyak mempengaruhi sendi-sendi adat di Minangkabau Bukittinggi maka bentuk perkawinan semendo bertandang telah mengalami pergeseran kepada bentuk perkawinan semendo menetap dan pada masa sekarang telah menjadi bentuk perkawinan bebas, di mana ayah atau suami telah mempunyai tanggung jawab terhadap keluarganya dan telah berkumpul bersama istri dan anak-anaknya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Sampel yang diambil dengan purposive sampling. Analisa dilakukan secara dekriptif analisis, yaitu memberikan gambaran dan mengungkapkan bagaimana sesungguhnya kedudukan dan peranan laki-laki dalam masyarakat Minangkabau Bukittinggi perantauan di Jakarta serta pengaruhnya terhadap hukum waris. Adapun hasil dari penelitian ini untuk mengetahui kedudukan dan peranan laki-laki dalam masyarakat Minangkabau Bukittinggi perantauan di Jakarta serta pengaruhnya terhadap hukum waris. Dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran kedudukan dan peranan laki-laki dalam masyarakat Minangkabau Bukittinggi perantauan di Jakarta serta pengaruhnya terhadap hukum waris. Selain itu juga perihal kedudukan dan peranan mamak pun mulai bergeser. Akibat dari pergeseran bentuk perkawinan tersebut membawa pengaruh pula terhadap kedudukan dan peranan laki-laki dalam masyarakat Minangkabau Bukittinggi perantauan di Jakarta. Kesimpulan dari hasil dari penelitian ini adalah dengan adanya pergeseran tersebut maka masyarakat hukum adat Minangkabau dikenal adanya 2 (dua) jenis hartayaitu harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah. Khusus mengenai harta pencaharian yang didapat oleh suami istri dapat diwariskan kepada anak-anaknya. Sedangkan pengertian pewarisan menurut adat Minangkabau adalah merupakan peralihan peranan dalam pengurusan dan pengelolaan harta pusaka milik bersama (ini berlaku pada harta pusaka tinggi).

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:K Law > K Law (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary
ID Code:15300
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:29 Jun 2010 07:50
Last Modified:29 Jun 2010 07:50

Repository Staff Only: item control page