Jati Kawekas, Harjuna (2010) Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Menggunakan SMS dan Pengungkapan Diri Terhadap Terjadinya Tingkat Konflik Pada Remaja yang Berpacaran. Undergraduate thesis, Diponegoro University.
| PDF 13Kb |
Abstract
Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa dalam sebuah hubungan, komunikasi dapat dilakukan secara tatap muka namun dewasa ini keinginan untuk berkomunikasi dapat menggunakan media seperti SMS sebagai salah satu alternatif pengganti komunikasi tatap muka. Dalam hubungan romantisme selain komunikasi dibutuhkan juga adanya keterbukaan diri (pengungkapan diri). Apabila komunikasi tidak berjalan dengan kualitas yang baik maka akan berpotensi menimbulkan terjadinya konflik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas komunikasi menggunakan SMS dan pengungkapan diri terhadap tingkat terjadinya konflik. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Anxiety and Uncertainty (Gudykunts, 1997), Self Disclousure (De Vito, 1997) dan Teori Kebutuhan Manusia (Muhksin Jamil, 2007) Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatori. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja yang duduk dibangku SMA 6 Semarang dengan jumlah sampel 88 siswa. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik korelasi Rank Kendall dengan metode statistik SPSS (Statistical Package for Social Science), teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang ada dalam penelitian ini Berdasarkan hipotesis awal tentang intensitas komunikasi menggunakan SMS memiliki hubungan negatif terhadap tingkat terjadinya konflik pada remaja yang berpacaran maka pada penelitian ini dapat diketahui bahwa intensitas komunikasi menggunakan SMS memiliki hubungan terhadap tingkat terjadinya konflik meskipun hubungan tersebut lemah (0,107) tetapi tidak signifikan karena mempunyai nilai signifikansi 0,181. Hal ini dapat dikatakan bahwa dalam hubungan romantisme, SMS tidak dapat digunakan sebagai alat komunikasi meskipun semakin tinggi intensitas menggunakan SMS, hal tersebut tidak dapat mengurangi potensi terjadinya konflik sehingga SMS bukan satu-satunya cara atau media yang dapat menyelesaikan konflik. Sedangkan hipotesis awal tentang pengungkapan diri memiliki hubungan yang negatif tehadap tingkat terjadinya konflik pada remaja yang berpacaran maka dapat diketahui pengungkapan diri memiliki hubungan yang cukup (0,266) dan signifikan dengan nilai signifikansi 0,001 terhadap terjadinya tingkat konflik. Hal ini lebih memerlukan adanya sikap percaya antara keduanya. Kepercayaan inilah yang menjadi dasar pengungkapan diri. Atas dasar inilah maka masing-masing pihak akan mencoba memahami dan mengerti sehingga potensi terjadinya konflik akan mengecil. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut, intensitas komunikasi menggunakan SMS dan pengungkapan diri menunjukkan hubungan terhadap konflik akan tetapi keduanya bukan hanya faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya tingkat konflik.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
ID Code: | 15251 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 25 Jun 2010 10:22 |
Last Modified: | 25 Jun 2010 10:22 |
Repository Staff Only: item control page