Farida, Helmia (2005) KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM Pra dan Pascapelatihan Dokter tentang Penggunaan Antibiotik yang Tepat di Bagian Kesehatan Anak RS Dr. Kariadi Semarang. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 2121Kb |
Abstract
Back ground Antibiotic resistance is now a national and worldwide health problem. WHO recommended that improvement of the quality antibiotic use should be the key activities of antibiotic resistance control strategies. Infants and children are at risk of getting inappropriate antibiotic treatment so it is necessary to organize a training of appropriate antibiotic treatment (AAT) for pediatric patients. Objective. To evaluate the quality of antibiotic use in Pediatric Ward of Dr. Kariadi Hospital before and after AAT training . Method. The study was quasi experimental one group pre and post test design. Subjects were doctors who attended AAT training and were in charge of class III patients at Pediatric Ward of Dr. Kariadi Hospital. The quality of antibiotic use, doctors' knowledge, and attitude were assessed 6 months before and after the training (November 2003-December 2004). Quality was scored 0 if antibiotics were prescribed without correct indication, 1 if prescribed with correct indication but incorrect dose/interval/route, 2 if prescribed with correct indication and dose/interval/route but incorrect duration, 3 if prescribed with correct indication, dose/interval/route, and duration, but incorrect choice (a less toxic/broad spectrum/expensive choice was available), 4 if prescribed with correct indication, dose/interval/route, duration, and choice. Doctors knowledge, attitude, and perception on factors influencing their prescription were measured with questionnaires. The X2 or Exact Fischer Test (of SPSS 12) were done to test the proportion differences of the quality of antibiotic use. The t-test (of SPSS 12) were done to analyze the mean differences of the quality of antibiotic use. Generalized Estimation Equation ( of Stata 7) to evaluate the influence of the confounding factors on the quality of antibiotic use. Results.There were1377 prescriptions written by 22 subjects for 267 patients with fever. Antibiotic prescribed without indication decreased from 37,7% (pretraining periode) to 23,4% (posttraining periode), p<0.001. The mean of quality score increased from 2.0 (S1r-0.66) to 2.8 (SD=0.47). The quality of prescription increased in the cases, of : gastroenteritis, meningitis, dengue, measles/rubella/ varicella , URTI, viral infection, and in those with no diagnosis of infection. The quality of prescription decreased in pneumonia cases and in those with systemic inflammatory response syndrome, due to inappropriate combination of cefotaxime and chloramphenicol. Multivariate analysis did not confirm any contributing factors influenced the quality of antibiotic use in total cases, but proved the effect of AAT training on the increased quality of antibiotic use in cases without clear antibiotic indication ( no SIRS or focal infection ) (OR-4,1, CI 95%: 1,9-90,0, p <0,001). This was because the training materials was primarily directed to such cases. Conclusion . The effort of improving antibiotic use should always be performed continuously to reach quality score 4 by optimizing the available media such as death auditing and morning report at Pediatric Department of Dr. Kariadi hospital Latar Belakang. Resistensi antibiotik telah menjadi problem penting kesehatan nasional dan dunia. WHO merekomendasikan agar pengendalian kualitas penggunaan antibiotik menjadi aktivitas kunci dalam pengendalian resitensi antibiotik. Pasien bayi dan anak merupakan kelompok yang paling berisiko mendapat antibiotik yang tidak tepat sehingga diperlukan pelatihan tentang penggunaan antibiotik yang tepat (PAT) pada pasien anak dengan demam Tujuan. Mengukur kualitas penggunaan antibiotik pada pasien dengan demam di Bagian Anak RS Dr. Kariadi Semarang sebelum dan sesudah pelatihan PAT. Metode. Desain penelitian adalah quasi experimental one group pre and post test. Subyek penelitian adalah dokter yang mengikuti pelatihan PAT dan merawat pasien kelas III di Bagian Anak RS Dr. Kariadi. Kualitas penggunaan antibiotik, pengetahuan, sikap dan persepsi dokter mengenai faktor pendorong dan penghambat PAT diukur 6 bulan sebelum dan sesudah pelatihan (Nopember 2003 -Desember 2004). Kualitas dinilai 0 bila antibiotik diresepkan tanpa indikasi, I bila tepat indikasi tetapi tidak tepat dosis/interval/rute pemberian, 2 bila tepat indikasi, dosis/interval/rute tetapi tidak tepat lama pemberiannys, 3 bila tepat indikasi, dosis/interval/rute dan lama pemberian tetapi tidak tepat jenis antibiotiknya, 4 bila tepat indikasi, dosis/interval/rute, lama pemberian, dan jenis antibiotiknya. Pengetahuan, sikap, serta persepsi dokter tentang faktor pendorong dan penghambat diukur dengan kuesioner. Perbedaan proporsi kualitas antibiotik diuji dengan Uji X2, perbedaan rerata kualitas diuji dengan Uji t dari SPSS versi 12. Pengaruh faktor-faktor pendorong/ penghambat diuji dengan Uji Generalized Estimation Equation dari Stata versi 7. Hasil. Sebanyak 1377 resep yang ditulis 22 subyek penelitian pada 267 penderita demam. Proporsi antibiotik yang diresepkan tanpa indikasi turun dari 37,7% prapelatihan menjadi 23,4% pasca pelatihan (p < 0,001) dan rerata kualitas meningkat dad 2,0 (SD=0,66) menjadi 2,8 (SD=0,47). Kualitas peresepan me¬ningkat secara bermakna pada kasus-kasus dengan diagnosis gastroenteritis, me¬ningitis, infeksi dengue, morbilli/ rubella/varisela, infeksi saluran pernapasan atas akut, infeksi viral, dan kasus-kasus tanpa diagnosis infeksi. Kualitas peresepan turun secara bermalcna pada kasus-kasus pnemonia dan kasus dengan sindroma respon peradangan sistemik karena terapi kombinasi yang tidak tepat (sefotaksim dan kloramfenikol). Analisis multivariat terhadap keseluruhan kasus tidak dapat menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbaikan kualitas penggunaan antibiotik. Analisis multivariat hanya terhadap kasus-kasus tanpa indikasi antibotik yang jelas menunjukkan pecan pelatihan terhadap perbaikan kualitas penggunaan antibiotik (OR-4,1, CI 95%: 1,9-90,0, p <0,001). Hal ini karena materi pelatihan hanya menekankan pada kasus-kasus tanpa indikasi antibiotik yang jelas. Kesimpulan. Upaya peningkatan kualitas antibiotik masih tetap hams dilakukan untuk mencapai kualitas 4 dengan menggunakan berbagai media yang ada di Bagian Kesehatan Anak RS Dr. Kariadi, seperti laporan jaga dan audit kematian
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science |
ID Code: | 15119 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 22 Jun 2010 18:09 |
Last Modified: | 22 Jun 2010 18:09 |
Repository Staff Only: item control page