ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN DAN POLA PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN PINGGIRAN KOTA ( Studi Kasus Perumahan Bumi Pueang Gading Demak )

Abstract

Pucang Gading housing estate is one of the housing estates located at the boundary of Semarang. The inhatitants mostly work in the city of Semarang. This generates and increases the load of states connecting to the center of Semarang city. Therefore, it is important to anticipate the future transporation pattern in the road planning. In relation to this, the research was focused on the trip generation behavior in Pucang Gading housing estate, Demak, The data for the purposes of analysis were collected through a sample. The sample was selected by using stratified random sampling. Based on the regression analysis, it was found that the variables that significantly influence the total trips were the number of families, the number of people age older than 7 years, the number of working people, the number of students and the number of people owning motorcycles. The amount of income and private cars ownership, have no significant influence on the total trips. Based on the result of crosstabs classification analysis, taking into account the chi-square and the contingency coefficient values, there was a strong tendency that the modal split of the population of Pucang Gading housing estate in making trips was much influenced by vehicle ownership, place of destination, and amount of income. The people of Pucang Gading housing estate who use public transportation to get to their daily activities were relatively e • small (13.67% use public cars and 13.02% use public buses). In general the popUlation of Pucang Gading housing estate prefer to ride motorcycles (33.92%), particularly among workers (60.9% of workers ride motorcycles). Students mostly walk to school (30%). Public transportation is more important for people who are neither workers nor students. Their trip purposes are shopping (27.6% use public cars and 23.9% use public buses). From the result of traffic counting it was found that the peak hours were between 06.00 — 07.00 am The transport moda mostly chosen was motorcycles. The route chosen by most of the people to go out was via Jalan Pucang Gading Raya. It is suggested that the future development of transportation in Pucang Gading housing estate should be directed towards the increase of interaction with the center of Mranggen. This may reduce the dependence on Semarang Municipality, and the interaction will give higher economic value to Mranggen, and reduce the load of transportation service on the part of Semarang Municipality. Perumahan Pucang Gading merupakan salah sate perumahan di pinggiran Kota Semarang yang sebagian besar penduduknya bekerja di Kota Semarang, sehingga akan terjadi bangkitan perjalanan yang akan membebani jalur-jalur jalan menuju pusat Kota Semarang. Oleh karena itu penting adanya usaha — usaha perencanaan transportasi yang hams dilakukan sedini mungkin. Dalam hal ini penelitian diarahkan pada karakteristik bangkitan dan pola perjalanan penduduk di perumahan Pucang Gading Demak. Pengumpulan data untuk keperluan analisa dilakukan dengan menggunakan sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sample artinya pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan jumlah yang proporsional untuk setiap strata (tipe rumah) dari populasi. Untuk menganalisa data dengan menggunakan analisa regresi dan analisa klasifikasi silang. Analisa regresi berguna untuk mendapatkan model bangkitan perjalanan dan dari model yang didapat tersebut bisa diketahui faktor — faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan. Sedangkan analisa klasifikasi silang berguna untuk mengetahui perilaku bangkitan perjalanan yang menghubungkan karalcteristik rumah tangga dengan karakteristik perjalanan. Dan basil analisa regresi diketahui variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap jumlah perjalanan adalah jumlah kepala keluarga, jumlah penduduk Asia > 7 tahun, jumlah orang yang bekerja, jumlah orang, yang bersekolah dan jumlah kepemilikan sepeda motor. Sedangkan jumlah pendapatan dan kepemilikan mobil pribadi kurang signifikan pengaruhnya terhadap jumlah perjalanan yang terjadi. Dan hasil analisa klasifikasi silang dengan memperhatikan nilai chi-square dan nilai contigency coefficient terlihat ada kecenderungan yang kuat bahwa pemilihan moda dari penduduk Pucang Gading untuk melakukan perjalanan dipengaruhi oleh kepemilikan kendaraan, lokasi tujuan perjalanan dan tingkat pendapatan. Penduduk Pucang Gading yang menggunakan angkutan umum untuk menuju ke tempat aktifitasnya sehari — had relatif sedikit (13,67% yang menggunakan Mobil Umum Penumpang dan 13,02% menggunakan bis). Secara umum 33,92% penduduk Pucang Gading lebih memilih menggunakan sepeda motor, terutama bagi penduduk yang sudah bekerja (prosentase pengguna sepeda motor bagi orang yang bekerja sebesar 63,8%). Sedangkan bagi penduduk yang bersekolah sebagian besar atau 30% nya berjalan kaki untuk menuju ke lokasi sekolahnya. Angkutan umum lebih penting peranannya bagi orang yang berbelanja (27,6% menggunakan MUP dan 23,9% menggunakan bis). Dan hasil traffic counting diketahui waktu puncak terjadinya bangkitan perjalanan yaitu antara pukul 06.00 — 07.00 WIB. Sedangkan moda yang paling banyak digunakan penduduk Pucang Gading adalah sepeda motor. Akses keluar dari perumahan yang paling banyak dilewati adalah di Jalan Pucang Gading Raya. Pengembangan transportasi di perumahan Pucang Gading dan sekitarnya untuk masa mendatang sebaiknya diarahkan untuk lebih meningkatkan interaksi dengan pusat Kota Mranggen, sekaligus mengurangi ketergantungan kawasan perumahan tersebut dengan Kota Semarang sehingga interaksi tersebut akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih bagi Kota Mranggen dan mengurangi beban pelayanan lalulintas di Kota Semarang.