Pulungan, Reihan (2009) Pusat Informasi Batik di Bandung. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 66Kb |
Abstract
1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan dan intelektualitas masyarakatnya. Indonesia sebagai bangsa yang plural, dengan ragam kebudayaannya mampu menarik perhatian dunia. Salah satu warisan budaya tersebut adalah batik. Batik yang merupakan local genius bangsa Indonesia adalah salah satu kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan dan dikembangkan terus-menerus, yang menyimpan sejuta kearifan yang mengakar secara substansial, dari sisi ornamentasi harmoninya, proses pembuatannya hingga cara mengapresiasikannya. Keunikan motif serta corak yang dihasilkan dari batik-batik berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa, khususnya bagi kekayaan seni budaya Indonesia. Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang di miliki oleh bangsa Indonesia. Di Indonesia, bahkan di dunia internasional, batik sudah memiliki tempat di hati masyarakat. Yogyakarta dan Jawa Tengah (Solo dan Pekalongan), adalah daerah-daerah yang terkenal akan kerajinan produk batiknya. Hal ini dikarenakan oleh sejarah batik itu sendiri merupakan budaya yang lahir dari kerajaan-kerajaan kuno di Jawa dan berkembang pesat di daerah tersebut hingga sekarang. Seiring waktu berjalan, membatik menjadi tradisi yang turun menurun. Hingga motif batik bisa dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Bahkan terkadang, motif batik bisa menunjukkan status seseorang. Seperti kalangan keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta yang masing-masing hanya mengenakan motif batik tertentu hingga kini. Jadi desain batik/design batik juga beragam, begitu juga dengan model batik. Dan kini batik telah banyak dipakai oleh orang dari berbagai lapisan masyarakat. Dalam perkembangannya, produk batik telah menjadi wujud nyata dari karya cipta dan seni yang diekspresikan dengan motif-motif pada kain, pakaian dan produk dekoratif lainnya. Saat ini demam batik sedang melanda dunia fashion Indonesia. Gerai-gerai Fashion di mal-mal ternama memajang busana batik dengan berbagai sentuhan disain tren masa kini. Pameran dan seminar tentang batik sedang giat giatnya dilakukan. Artikel dan liputan tentang batik juga sering muncul di media cetak dan elektronik. Bahkan acara reality show di beberapa stasiun televisi juga menggunakan dress code batik. Instansi pemerintah maupun swasta juga sedang menggalakkan seragam batik bagi para karyawannya. Pemda-pemda di daerah penghasil batik sedang giat-giatnya membangkitkan industri batik dengan mewajibkan para PNS menggunakan batik atau kain tradisional daerah tersebut pada hari tertentu. Beberapa kedutaan besar diluar negeri pun mulai mewajibkan para staffnya mengenakan batik pada hari tertentu untuk lebih mempromosikan batik. Euforia batik sedang melanda Indonesia. Tidak hanya di daerah-daerah penghasil batik seperti Yogyakarta, Solo, atau Pekalongan, fenomena perkembangan batik juga terjadi hampir di seluruh Indonesia, termasuk di kota fashion di Indonesia, kota Bandung. Kota Bandung sendiri dikenal akan wisata belanja, pemandangan, kuliner, pendidikan, serta kehidupan social budayanya yang unik dan beragam. Berbagai julukan diberikan untuk menggambarkan keunikannya, salah satunya adalah Parijs Van Java, ikon fashion Indonesia. Factory outlet, distro, butik adalah usaha dagang di bidang fashion yang banyak ditemukan di Bandung. Faktanya, Bandung sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia (turis domestik) ataupun mancanegara (turis internasional). Namun disayangkan, walaupun perkembangan batik sudah berjalan ke arah yang baik, terdapat masalah-masalah yang dikhawatirkan akan mengancam keberadaan dan perkembangan batik antara lain masalah kurangnya tenaga kerja, tenaga ahli, management pemasaran produk batik, regenerasi pengrajin dan lain-lain. Selain itu batik juga harus bersaing dengan produk tekstil dan fashion lainnya. Sehingga diperlukan usaha-usaha yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan keberadaan dan perkembangan batik ke depannya. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yaitu dengan menyediakan suatu fasilitas one stop service bagi pengrajin, pengusaha, pecinta, pemerhati dan individu/instansi terkait lainnya untuk mengenalkan, mempromosikan, melestarikan dan mengangkat batik, serta untuk membentuk tenaga-tenaga terlatih, baik tenaga ahli maupun tenaga pekerja berupa sebuah Pusat Informasi Batik. Hanya dengan mendatangi satu tempat, pengunjung mendapatkan segala sesuatu yang berkaitan dengan batik. Dan kota Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia dengan beragam keunikan yang dimiliki, sangat potensial untuk menjadi pusat promosi dan pengembangan batik. Keunggulan tersebut harus dioptimalkan dan menjadi alasan yang kuat untuk mendirikan pusat informasi batik di kota Bandung, mengingat keberadaan pasar yang menjanjikan. Perencanan Pusat Informasi Batik di Bandung ini juga diharapkan dapat menjadi ikon mode batik yang bisa menginspirasi dan menjadi referensi perkembangan batik di Indonesia serta mengenalkan pada khalayak umum bahwa batik merupakan budaya asli Indonesia yang memiliki nilai yang tinggi dan mampu bertahan sesuai dengan perkembangan jaman tanpa menghilangkan kekhasan dan keunikan batik itu sendiri. Selain itu, Pusat Informasi Batik di Bandung juga akan menambah ragam tujuan wisata di kota Bandung terutama wisata belanja yang didominasi oleh gaya barat. 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan penulisan LP3A ini adalah untuk memperoleh landasan dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat Informasi Batik di Bandung yang akan digunakan sebagai panduan dalam proses selanjutnya yaitu desain grafis arsitektur. Sasaran Sasaran penulisan LP3A adalah untuk mendapatkan program ruang dan konsep dasar perancangan Pusat Informasi Batik di Bandung. 1.3. Manfaat Subyektif Memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh tugas besar mata kulaih Tugas Akhir Periode 108 pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Sebagai pedoman dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Obyektif Sebagai acuan langkah-langkah dasar yang akan digunakan dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Informasi Batik di Bandung. Selain itu juga memberikan pengetahuan tambahan bagi mahasiswa lainnya. 1.4. Metodologi Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif untuk memperoleh gambaran-gambaran tentang kondisi suatu keadaan atau peristiwa melalui studi literatur, studi banding, dan wawancara. 1.5. Kerangka Bahasan BAB I Pendahuluan Menguraikan latar belakang permasalahan, tujuan dan sasaran, manfaat, metodologi pembahasan, kerangka pembahasan dan alur pikir. BAB II Tinjauan Pustaka Menjelaskan tinjauan pustaka mengenai batik, pengertian dan perkembangannya, tinjauan terhadap Pusat Informasi Batik, meliputi pengertian, karakteristik, fungsi, tujuan, dan lain-lain yang akan digunakan sebagai acuan untuk pembahasan selanjutnya. BAB III Tinjauan Data Menguraikan data-data mengenai kota Bandung secara umum, potensi yang dimiliki sebagai Pusat Informasi Batik, tinjauan Pusat Informasi Batik di Bandung, dan studi banding. BAB IV Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Pendekatan Perencanaan: Berisi tentang pelaku kegiatan, kapasitas jumlah pemakai, studi aktivitas, studi kebutuhan ruang dan kapasitas ruang berdasarkan persyaratan dan standar, sehingga dapat disimpulkan program ruang Pusat Informasi Batik. Pendekatan Perancangan: Pemilihan Lokasi dan Tapak, aksesibilitas, orientasi, tata ruang, sirkulasi, struktur bangunan, dan utilitas. BAB V Konsep dan Dasar Perencanaan dan Perancangan Membahas mengenai program perencanaan yang meliputi program ruang, lokasi dan tapak terpilih dan konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan, konsep struktur dan utilitas bangunan. 1.6. Alur Pikir
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 1505 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 27 Oct 2009 11:24 |
Last Modified: | 27 Oct 2009 11:24 |
Repository Staff Only: item control page