BAYI BERAT LAHIR RENDAH SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RISIKO INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BAYI ( STUDI KASUS DI KABUPATEN BLORA ) Low Birth Weight as One of the Risk Factors of Acute Respiratory Tract Infection in Baby ( Case Study in Blora Regency )

Abstract

Background : Low Birth Weight (LBW) is a risk for acute respiratory tract infection ( ARI). In Cepu, Blora Regency prevalence of LBW was 20,4. The estimated was corelation between LBW and ARI in the community. Objective: to define LBW as a risk factor for ARI and the role of several variables that contribute to ARI such as exclusive breastfeeding, immunizations status on the incidence of ARI. Methods : A cross sectional study to identify ARI on LBW. Multistage sampling method were 216 babies. Result : There were 42 (19.4 %) LBW. LBW as a risk factor of ARI POR, 3, 95% CI = 1.434, 6.664. The other variables which significant for ARI were : no exclusive breastfeeding POR, 2.4 95% CI = 1.144, 4.882), early solid food feeding POR, 2,2 95% CI = 1.035, 4.508), immunization status POR, 2.6 95 % CI = 1.403, 4.911, inadequate ventilation POR, 2.7 95% CI = 1.447, 4.871. Probability with overall variable to suffering from ARI was 90 %. Discussion : LBW as babies who susceptible for infectious diseases, in particular ARI. Because of the organ of LBW, like lungs were not mature yet. This condition, in fact can cause the LBW suffering from ARI easily. Conclusion: LBW was a risk factor of ARI. To decrease the incidence of ARI, there were many program that should be enhanced to decrease the incidence of LBW in the community and increase exclusive breastfeeding by better cooperation between profesional organization and active of cadre of ARI in community. Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) mempunyai risiko menderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ). Kejadian BBLR di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora mencapai 20,4 %, dan kejadian ISPA / pnemonia termasuk dalam kategori tinggi. Diduga ada keterkaitan antara BBLR dengan kejadian ISPA di Kabupaten Blora. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besar risiko (FOR) BBLR terhadap kejadian ISPA dan mengetahui apakah variabel — variabel : pemberian ASI, MP-ASI, status imunisasi, vitamin — A, status gizi, pendidikan ibu, tingkat ekonomi, kondisi lantai, ventilasi, obat nyamuk bakar, merokok di dalam rumah, bahan bakar memasak dan jumlah orang yang tidur satu kamar dengan bayi sebagai perancu pada besarrisiko BBLR terhadap kejadian ISPA pada bayi. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain cros.s. sectional. Sampel diambil secara multistage sampling, hingga diperoleh besar sampel 216 bayi. Hasil penelitian diperoleh : 42 (19,4%) BBLR. Bayi berat lahir rendah merupakan faktor risiko ISPA, dengan besar risiko (POR) 3, 95 % CI : 1,434 — 6,664. Variabel lain yang merupakan faktor risiko ISPA adalah : bayi tidak mendapat ASI eksklusif FOR : 2,4 95 % CI : 1,144 — 4,882, bayi tidak mendapat imunisasi sesuai umur FOR : 2,6, 95 % (7 : 1,403 — 4,911, bayi mendapat MP-ASI (< 4 bulan) FOR 2, 95% (7 : 1,035 — 4,508 dan ventilasi kurang 10% FOR: 2,7, 95 % CI : 1,447 — 4,871. Saran untuk menurunkan kejadian ISPA agar dilakukan upaya — upaya : menurunkan kejadian BBLR di masyarakat, meningkatkan cakupan ASI eksklusif, memberi MP-ASI setelah usia 4 bulan, meningkatkan cakupan imunisasi, dan membuat ventilasi yang memadai, dan bagi pengelola program pemberantasan penyakit ISPA agar meningkatkan kerjasama lintas program (MA, KB, GEI) dan lintas sektor, seperti Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (KIMPRASWIL ), LSM dan organisasi profesi