ADM, YULI PRASETYO (2005) LELANG BARANG JAMINAN DALAM PERJANTIAN HUTANG PIUTANG PADA PERUM PEGADAIAN CABANG UNGARAN AUCTION THE GUARANTEE GOODS IN AGREEMENT OF RECEIVABLE DEBT AT PUBLIC COMPANY OF PAWNSHIP OFFICE BRANCH UNGARAN. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 2694Kb |
Abstract
Perum Pegadaian (The Official Pledge House) is Known for a very long time by Indonesian people as an alternative captive fund organization especially in small city. Suburban society in Indonesia lcnown Perurn Pegadaian by its new motto "resolve problem without problem (menyelesaikan masalah tanpa masalah)". Perum Pegadaian is an institution who will give short term credit to pledgor/deptor with simple condition. Perum Pegadaian will give pledgor/deptor a credit with collateral which is goods with economical value along with identification card and ownership evident card. Unlike banIc who will give a hard time for its deptor in prolong or negotiated their credits, Perum Pegadaian has several methods for its pledgor/deptor to pay its credits; they could prolong the pledge time; to pay the main credits or just paying the interest. If a pledgor/deptor could no longer pays its credit or prolong it, under article 1155 of the Civil Code (KUHPerdata), Perum Pegadaian will have its collateral auctioned. The collateral auction aim is to protect Perum Pegadaian from its debtor whom breched the pledge contract. This is an empirical legal research located in Perum Pegadaian Ungaran Branch. A descriptive analysis method is applied in this research. Perum Pegadaian Ungaran Branch auction are elected population for this research. In depth interview and scholarly study is applied in searching data for this research. People understand that pledge house give credit with collateral, but they do not understand that they could joined an auction provided by the pledge house (Perum Pegadaian). People could participated in an auction and bid for a good quality collateral goods on sale price. Auction at Perum Pegadaian is for a collateral goods which is not been radeemby its owner. Collaterals will be sold for the highest bidder. Auction in Perum Pegadaian has similar procedure with any auction, an auctioneer will open a bidding price, and bidders will bid in tight price. If a price is settling between auctioneer and bidder, a deal under article 1465 of the Civil Code (KUHPerdata) completed. Plegor/debtor still has opportunity to get auction money if the money is over the credit price plus auction price, if its under debtor's credit commitment, Perum Pegadaian will cover as its own risk. Perum Pegadaian adalah sarana pendanaan alternatif yang sudah ada sejak lama dan sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota kecil. Masyarakat kota-kota kecil di Indonesia pada umumnya sudah mengenal dan mengetahui perihal Perum Pegadaian dengan motto barunya "menyelesaikan masalah tanpa masalah". Perum Pegadaian hadir sebagai institusi yang menjadi amber pembiayaan jangka pendek dengan syarat mudah. Hanya dengan membawa agunan, berupa benda bernilai ekonomis yang dilengkapi surat kepemilikan serta identitas din, seseorang bisa mendapatkan pinjaman sesuai dengan nilai taksitan barang itu. Perum Pegadaian memberi alternatif penyclesaian termudah bagi peminjam dalam membayar kredit. Selalu ada kesempatan bagi nasabah untuk memperpanjang masa pinjaman, mencicil pokok atau membayar bunga pinjaman saja. Lain halnya dengan sarana pinjaman kredit di institusi perbankan. Akan lebih sulit dalam rangka memperpanjang atau mencoba untuk bernegoisasi. Bila nasabah tidak melakukan upaya pelunasan kredit sama sekali dan tidak pula memperpanjang masa kredit. Berdasarkan Pasal 1155 KUHPerdata, Perum Pegadaian akan melelang barang gadai. Pada hakekatnya pelaksanaan lelang bertujuan untuk raelindungi Perum Pegadaian apabila nasabah tidak melaksanakan kewajibannya herdasarkan perjanjian yang disepakati. Penelitian dengan menggunakan metode yuridis empiris ini berlokasi di Perum Pegadaian Cabang Ungaran. Dan menggunakan spesifikasi penelitian dskriptif analisis dengan populasi nasabah perum Pegadaian Cabang Ungaran yang barang jaminannya dilelang dan para peserta lelang dalam pelelangan di Perum Pegadaian Cabang Ungaran. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode pengambilan data dengan teknik interview dan studi kepustakaan sampai dapat dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas. Meminjam uang di Perum Pegadaian dengan menjaminkan barang adalah hal biasa, tetapi mengikuti lelang yang diadakan oleh Perum pegadaian jarang diketahui dan dilakukan oleh masyarakat. Padahal jika masyarakat mengikuti lelang pegadaian dan pandai menawar, masyarakat bisa rnendapatkan barang berkualitas bagus dengan harga sangat murah. Lelang tersebut dilakukan pada barang-barang yang tidak ditebus oleh penggadai pada saat jatuh tempo. Prosesnya, barang dijual kepada penawar yang berani membeli dengan harga tertinggi. Mengikuti lelang dipegadaian ini tidak jauh be& dengan lelang-lelang yang dilakukan oleh lembaga lelang lainnya. Di Perum Pegadaian ada seorang jum lelang atau pada umunya disebut sebagai moderator. Juru lelang ini biasanya akan membuka harga penawaran awal kepada para peserta. Para peserta hams bersaing ketat dalam menawar. Hingga terjadi suatu kesepakatan antara Juru Lelang dengan peserta lelang yang didasarkan pada Pasal 1465 KUHPerdata yaitu mengenai kesepakatan harga. Nasabah masih diberi hak mendapatkan uang lelang jika hash lelang yang diterima melebihi nilai hutang pokok ditambah sewa modal dan biaya lelang. Dan jika hasil lelang lebih kecil dari kewajiban nasabah, hal itu menjadi resiko yang harus ditanggung Perum Pegadaian.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary |
ID Code: | 14986 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 21 Jun 2010 15:44 |
Last Modified: | 21 Jun 2010 15:44 |
Repository Staff Only: item control page