Bayuaji, Ardian (2004) ANALISIS TINGKAT AKSESIBILITAS DENGAN ANGKUTAN UMUM REGULER DI KOTA SEMARANG. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 4Mb |
Abstract
One method to evaluate of the public transport system within a certain area is by determining its accessibility . This research studied the caratheristics of accessibility level of regulated public transport network from every zone in the study area. The study area which part of Semarang city devided into 14 zones, two zones of CBD ( Central Busines District) and twelve internal zones. The primary data used in this research is the travel time from every centre zone to centroid grids in the study area. The travel time consist of waiting time , duration time in the vehicle , time to change the transportation mode, and time to walk to the last destination. All data were needed obtained from observation of travel time and frecuencies The lowest average of waiting time for public transport ( the best ) is the travel from zone 6 ( Kalisari ) at 1,39 minutes, the highest ( the worst ) is the travel from zone 14 ( PR PP ) at 4,07 minutes. The lowest time spend in the vehicle ( the best ) is the travel from zone 2 ( Simpang Lima ) at 13,3 minutes, the highest ( the worst ) is the travel from zone 11 ( Kaliwiru ) at 28,4 minutes. The lowest Average time used for transit ( the best ) is the travel from zone 1 ( Pasar Johar ) at 0,15 minutes, the worst is the travel from zone 8 ( Tanah Mas ) at 1,32 minutes. The lowest average time spend for walking on foot is the travel to zone 1 ( Pasar Johar ), the worst is the travel to zone 14 - ( PRPP ) The lowest average total travel time by using public transport ( the best ) is the travel from zone 7 ( Tugu Muda ) at 20,75 minutes, The highest ( the worst ) is the travel from zone 8 ( Tanah Mas ) at 40,14 minutes. But in fact the accessibility of each zone is strongly depended on the demand of public transport services, so in every zone with the high demand of that public transport is always followed the high value of accessibility index, indicated the accessibility is good. The zone with low demand of public transport is always followed by the low value of accessibility index, indicated the accessibility is poor. From the analysis it can be fond that the highest accessibility index is zone 13 at 14164,8 and the lowest is zone 14 at 2108,8. The average accessibility index of the study area is 6767,3. Salah satu cam untuk mengetahui kinerja sistem angkutan umum di suatu daerah adalah dengan mengukur aksesibilitasnya. Penelitian ini mempelajari karakteristik aksesibilitas jaringan rute angkutan umum reguler dari setiap zona di daerah penelitian dimana daerah penelitian merupakan sebagian dari wilayah kota Semarang yang dibagi menjadi 14 buah zona yang terdiri dari 2 buah zona CBD dan 12 buah zona internal. Data primer yang digunakan adalah waktu perjalanan dari setiap pusat zona menggunakan moda angkutan umum dengan tujuan ke setiap centroid grid di daerah penelitian. Adapun waktu perjalanan terdiri dari Waktu Tunggu Angkutan Umum, Waktu Berada di Dalam Kendaraan , Waktu Pergantian Moda, Waktu Berjalan Kaki Ke Tempat Tujuan yang masing — masing didapatkan melalui pengamatan Waktu Tempuh dan Frekuensi Kendaraan . Data Sekunder yang digunakan adalah distribusi permintaan perjalanan dengan angkutan umum terbaru. Waktu tunggu rata — rata terendah ( terbaik ) terjadi pada perjalanan dari zona 6 ( Kalisari ) 1,39 menit tertinggi ( terburuk ) yaitu terjadi pada perjalanan dari zona 14 ( PRPP) 4,07 menit. Waktu berada di dalam kendaraan terendah -( terbaik ) terjadi pada perjalanan dari zona 2 ( Simpang Lima ) 13,3 menit, tertinggi ( terlama ) terjadi pada perjalanan dari zona 11( Kaliwiru ) 28,4 menit. waktu pergantian Moda rata — rata terendah terjadi pada perjalanan dari zona 1 ( Pasar Johar ) 0,15 menit, tertinggi ( terburuk ) terjadi pada perjalanan dari zona 8 ( Tanah Mas ) 1,32 menit Waktu Berjalan Kaki Ke Tempat Tujuan Tertinggi ( terburuk ) terjadi pada perjalanan menuju zona 14 ( PRPP ) ,terendah ( terbaik )terjadi pada perjalanan menuju zona 1 ( Pasar Johar ). Total Waktu Perjalanan Rata — Rata Dengan Angkutan Umum Terendah -( terbaik ) terjadi pada perjalanan dari zona 7 ( Tugu Muda ) 19,35 menit , Tertinggi ( terburuk ) terjadi pada perjalanan dari zona 8 ( Tanah Mas ) 36,65 menit. Meskipun demikian tingkat aksesibilitas masing — masing zona sangat dipengaruhi oleh besarnya bangkitan perjalanan dari setiap zona sehingga zona dengan jumlah bangkitan perjalanan tinggi akan mempunyai indek aksesibilitas yang tinggi pula. Dad basil analisis , zona 13 ( Kali Banteng ) mcmpunyai indeks aksesibilitas tertinggi 14164,68 sedangkan zona 14 ( PRPP ) mempunyai indek aksesibilitas terburuk. Indek aksesibilitas rata — rata daerah didaerah pone! itian adalah 6767,3.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Architecture |
ID Code: | 14932 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 21 Jun 2010 08:27 |
Last Modified: | 21 Jun 2010 08:27 |
Repository Staff Only: item control page