UM BANDING EFEKTIFITAS KRIM PERMETRIN 5% DAN SALEP 2-4 PADA PENGOBATAN SKABIES

CHANDRA, EKA NARAYANA (2004) UM BANDING EFEKTIFITAS KRIM PERMETRIN 5% DAN SALEP 2-4 PADA PENGOBATAN SKABIES. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1362Kb

Abstract

Background : Scabies is a contagious disease, caused by investation and sensitisation of Sarcoptes scabiei var. hominis. The prevalence is 6-27% in developing countries, on the general population. In Indonesia, scabies is third of 12 the commonest skin diseases and the prevalence in Primary Health Centers in all over Indonesia (1986) is 4,6-12,95%. The incidence of scabies among the students of `pondok pesantren' according to Teguh Wahyu Sardjono (1998) is about 89,9%. Permetrin is a drug which disturbs the current of sodium channel through regulation of membrane polarization which causes to slow down of repolarization and hastening of paralysis of the mites. 2-4 ointment is a drug that can form hydrogen sulfide and pentationat acid in living tissue which is toxic toward the mites. Objective : The aim of this study is to compare the results of the therapy of scabies between the implication of permetrin 5% cream and 2-4 ointment. Method : This study is a clinical experimental study, a randomised controlled trial is used. The study was conducted in several Pondok Pesantrens' in Kendal. Result : In the permetrin 5% group, improvement was seen on all patients, with the clinical cure rate of 100%. While in the 2-4 ointment group, improvement was seen on 14 patients, with the clinical cure rate of 87,5%. Conclusions : There was no significant difference (p=0,484) in the clinical improvement between the patients using permetrin 5% cream and the patients using 2-4 ointment. Latar belakang: Skabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes scabiei var. hominis dengan prevalensi pada negara berkembang 6%-27% pada populasi umum. Di Indonesia skabies menempati urutan Ice tiga dui 12 penyakit kulit tersering dan prevalensi di Puskesmas seluruh Indonesia (1986) adalah 4,6%-12,95%. Angka kejadian skabies dikalangan santri pondok pesantren menurut Teguh Wahyu Sardjono (1998) sekitar 89,9%. Permetrin merupakan obat yang mengganggu arus sodium channel melalui regulasi polarisasi membran yang mengakibatkan repolarisasi melambat dan terjadi paralysis dari tungau. Salep 2-4 merupakan obat yang dapat membentuk hydrogen sulfida dan asam pentationat pada jaringan hidup yang bersifat toksik terhadap tungau. Tujuan penelitian: Untuk membandingkan hasil pengobatan skabies menggunakan krim permetrin 5% dengan salep 2-4. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis, menggunakan uji klinis acak terkontrol. Penelitian dilakukan di beberapa Pondok pesantren di wilayah Kabupaten Kendal. Hasil: Pada kelompok permetrin 5% memberikan kesembuhan pada semua penderita dengan prosentase kesembuhan klinis 100%. Sedangkan kelompok salep 2-4 memberikan kesembuhan pada 14 penderita dengan prosentase kesembuhan klinis 87,5%. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna (p=0,484) dalam penyembuhan klinis skabies antara yang menggunakan permetrin 5% terhadap salep 2-4.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science
ID Code:14894
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:18 Jun 2010 14:08
Last Modified:18 Jun 2010 14:08

Repository Staff Only: item control page