PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA DUA KELOMPOK TENAGA KERJA WANITA PEMECAH BATU DI KOTA SEMARANG

Abstract

Seventy to eighty, percent of workers are working in informal sectors and are not yet covered by the occupational health and safety program. In Central Java, most of the stone breakers are female, who are not insured by the safety program. The general purpose of this research was to know the difference in knowledge, attitude, and behavior of two groups of female stone breakers. One group was guided and supervised by public health centers officers, while the other was not. This research uses analytical descriptive survey method by cross sectional design to describe how the respondents implemented occupational health and safety program. For some factors needed, the data were quantitatively and qualitatively collected. The data were collected through the results of structured interviews with the respondents. Female stone breakers residing in Kecamatan Rowosari Kota Semarang. Thirty female stone breakers of the population were taken as a sample of stone breakers guided and supervised by the public health center officers, while the control group consists of 30 female stone breakers who were not guided and supervised " Independent t test" and " logistic regression " were used to analyze and statistically test the data. The results of the research indicate the difference in knowledge, attitude, and behavior between the two groups of female stone breakers. From the statistical independent t test, there was a significant difference in knowledge, attitude, and behavior between the two groups ( p=0,00< 0,05). The results of statistical bivariat logistic regression show the influence of age, education, and wages to guidance of K3 programs. And the multivariat statistical logistic regression show that wages were the most influence. Tenaga kerja di Indonesia 70 — 80% berada pada sektor informal clan belum terorganisir oleh program keselamatan dan kesehatan ked a (K3). Di Jawa Tengah sebagian besar tenaga kerja pemecah batu adalah wanita yang belum mempunyai perlindungan K3. Secara umum tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan praktek keselamatan clan kesehatan kerja (K.3) pada dua kelompok tenaga kerja wanita pemecah bath. Secara khusus bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, dan praktek dua kelompok wanita pemecah bath yang tidak dibina dan dibina oleh petugas puskesmas. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif menggunakan rancangan cross sectional, yaitu untuk menggambarkan pelaksanaan program K3 responden . Adapun pengambilan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk beberapa faktor yang dibutuhkan. Pengumpulan data dilakukan melalui hasil wawancara terstruktur terhadap responden. Populasi adalah pekerja wanita pemecah batu yang berdomisili di Kecamatan Rowosari Kota Semarang. Sampel diambil adalah 30 orang pekerja wanita pemecah batu yang telah dibina oleh petugas kesehatan dan 30 orang pekerja wanita pemecah batu yang tidak dibina oleh petugas puskesmas. Uji statistik menggunakan uji beda "independent t- test" dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan, sikap, dan praktek antara dua kelompok wanita pemecah bath yang tidak dibina dan dibina. Hasil uji statistik independent t-test menunjulckan ada perbedaan yang bermakna pada pengetahuan, sikap, dan praktek antara kelompok tidak dibina dan kelompok dibina ( p=0,00< 0,05). Hasil uji statistik regresi logistik bivariat menunjukkan bahwa umur, pendidikan , dan pendapatan mempunyai pengaruh terhadap pembinaan program K3. Sedangkan hasil uji statistik multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa pendapatan merupakan variabel yang paling mernpengaruhi keberhasilan pembinaan.