STUDI KASUS PENERAPAN KONSEP PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN TERPADU (P2KT) PASCA PELATIHAN P2KT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KOTA SURAKARTA

Abstract

Training of the Planning and the Budgeting Concept of Integrated Health is an effort to improve a capability and a skill of District/Municipality's Health Worker in making the planning and the budgeting for health development. In decentralization era, that capability is needed by the District Health Office to identify the problems, the necessities, and the way to overcome those problems. Hope The District Health Office could apply P2KT concept. The factors that influence implementation of P2KT concept as follows: the training factor, the participant factors (consist of knowledge, attitude, and practice), the environmental factor of organization, and the external organization factor. Aims of research were to identify the factors that influence the composing of the planning and the budgeting of health development after P2KT training in Surakarta City. This was the qualitative research. Case study was done to eight persons who were the planner team of health development and five persons who were the structural officer at the Health Office of Surakarta City. Collecting of data used Focus Group Discussion, In-depth Interview, and Observation method (tracing of annual report and the other documents). Validity and Reliability in collecting of data used triangulation method. Data was analyzed by a descriptive analysis that was done together (on going analysis). Next steps were composing the transcript, coding, making categories, and checking the relationship among categories. The results of this research show that the training factors influence the knowledge, the attitude, and the practice of participant to P2KT concept. Beside that, the environmental factor of organization, and the external organization factor influence either. In 2004, in Surakarta City P2KT concept was applied in composing of the planning and the budgeting of 'health development but it was still the step of situational analysis. Whole application would be done in composing of the planning in 2005. Applying of P2KT concept still have the obstruction. P2KT team of Surakarta City should improve the capability of team member, do coordination, and make the routine schedule. Head of the Surakarta City Health Office should publish the decree of P2KT team, make a job description, give incentive, and improve advice and negotiation. Head of Provincial Health Office of Central Java should publish the module of P2KT training that more applicable, make the same perception among facilitators, and assist in planning process. Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu (P2KT) merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan ketrarnpilan petugas kesehatan kabupaten/kota dalam melakukan penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan kesehatan, dimana dalam era desentralisasi kemampuan ini sangat penting mengingat Dinas Kesehatan kabupaten / Kota harus rnengetahui permasalahan dan kebutuhannya beserta upaya intervensi untuk penanggulanganya. Konsep P2KT yang telah dilatihkan ini diharapkan dapat diterapkan pada instansi Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, namun demikian banyak faktor yang mempengaruhi irnplementasinya; antara lain : faktor-faktor pelatihan, peserta (yang meliputi pengetahuan, sikap dan perilaku), faktor lingkungan organisasi serta organisasi eksternal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor — faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan kesehatan Kota Surakarta dengan konsep P2KT pasca pelalihan P2KT. Jenis penelitian kualitatif melalui studi kasus pada Urn perencana pembangunan kesehatan kota Surakarta sebanyak 8 orang dan 5 orang pejabat struktural Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Pengambilan data data dengan metoda Focus Group Discussion (FGD) dan Wawancara Mendalam dengan menggunakan pedoman, selain itu dilakukan penelusuran laporan tahunan dan dokurnen perencanaan lain dengan memakai ceklis observasi. Validasi dan reliabilitas pengumpulan data dengan rnenggunakan metode triangulasi. Analisis data melalui deskriptif analisis yang dilakukan secara bersarnaan (on going analysis). Langkah selanjutnya menyusun transkrip pengumpulan data, koding, kemudian disusun dalam bentuk kategori dan hubungan antar katagori yang dianalisis untuk mengambil keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor — faktor pelatihan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan pengetahuan peserta pelatihan terhadap konsep P2KT, namun demikian dalarn penerapannya terdapat faktor lain yang ikut mempengaruhi yaitu faktor lingkungan organisasi dan organisasi eksternal. Di Kota Surakarta untuk tahun 2004, konsep P2KT telah diterapkan dalarn penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan, namun rnasih pada tahap analisis situasi, sedangkan penerapan sepenuhnya akan dilaksanakan dalam penyusunan perencanaan tahun 2005. Penerapan Konsep P2KT oleh tim rnasih cukup banyak mengalami kendala, meskipun terdapat juga peluang dan dukungan untuk selalu mengernbangkannya. Karena penerapan konsep ini tidak lepas dari peranan sernua pihak maka disarankan kepada Tim P2KT Kota Surakarta untuk meningkatkan kernampuan anggota Um, melakukan kerja sarna dan koordinasi, penjadwalan rufin. Kepada Dinas Kesehatan Kota Surakarta disarankan untuk menerbitkan Surat Keputusan pembentukan Tim P2KT, adanya batasan tugas dan fungsi yang jelas, pemberian insentif, dan peningkatan advokasi dan negosiasi. Kepada Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah disarankan untuk menerbitkan modul Pelatihan P2KT yang lebih aplikatif, persamaan persepsi antar fasilitator serta pendampingan dalam proses perencanaan.