Anshari, Rudi (2004) ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN FILARIASIS DI DUSUN TANJUNG BAYUR DESA SUNGAI ASAM KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN PONTIANAK. Masters thesis, PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO .
| PDF - Published Version 3911Kb |
Abstract
Background , Filariasis is contagious disease that caused by Fillaria parasite and it flued by mosquito bite. Indonesia has 23 mosquito species as Monsonia, Anopheles, Culex, Aedes, and Armigeres genus witch potential vector of elephantiasis. 2,5 billion people at risk 120 million with elephantiasis cases in the world. Indonesia have 6.233 Fillariasis chronic cases, West Kalimantan have 156 chronic cases (MF Rate 4,5 %). In Tanjung Bayur Orchard found 17 cases 13 chronic cases (MF Rate 17,8 %) and in 4 cases had death. Tanjung Bayur is marsh area and most of consist marsh, there are rice field , ditch, water plant which can be prepared as growing vector place. Target, to know risk factor that influence fillariasis. Research reason is to give risk factor information that dominant to fillariasis disease in Tanjung Bayur orchard, Sungai Asam Village. Method, this research used case control design or retrospective study with 13 cases and 27 control. Risk factor that include in this research is vector species, vector density, ditch, water plant, marsh, rice field, pool, underbrush, livestock cage, clothes hanging, temperature, dampness, lighting, existence of gauze at ventilation, wall construction, existence livestock in a home, habit to use curtain, habit to use remedy agains gnats, habit to stay out of the house in the night. Research location has done at Tanjung Bayur Orchard on Sungai Asam Village, District of Sungai Raya. Data analysis use univariat technique, bivariat technique with Chi-Square Test and multivariate technique with Logistic Regression Test. Research result, show us thats existence ditch variable (OR = 8,0 ; 95 % CI = 1,5 - 43,4), existence water plant variable (OR = 4,6; 95 % CI = 1,1 — 44,9) and habit to use curtain (OR = 0,04; 95 % CI = 0,006 — 0,23) is meaningful for fillariasis infection. Conclusion, existence of water plant (OR = 4,6; 95 % Cl = 1,1 — 18,7), is risk factor that the most dominant for fillariasis infection. Suggestion, the regular illumination from health worker for people to give information about environmental and fillariasis dangerous. Latar belakang, penyakit Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Di Indonesia 23 spesies nyamuk dari genus Mansonia, Anopheles, Culex, Aedes dan Armigeres yang dapat berperan sebagai vektor potensial penyakit kaki gajah. Di Dunia 2,5 miliyar penduduk terpapar (at risk) dengan 120 juta kasus kaki gajah. Di Indonesia 6.233 kasus kronis filariasis sedangkan di Kalimantan Barat 156 kasus kronis (MF Rate 4,5%). Dusun Tanjung Bayur tercatat 17 kasus filariasis 13 kasus kronis (MF Rate 17,8%) dan 4 kasus telah meninggal dunia.Wilayah Dusun Tanjung Bayur merupakan wilayah bergambut dan sebagian besar terdiri dari rawa-rawa, terdapat sawah, parit, tumbuhan air yang dapat dijadikan tempat perindukan vektor. Tujuan, mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian filariasis. Alasan penelitian, yaitu memberikan informasi faktor risiko apa yang dominan terhadap kejadian penyakit filariasis di Dusun Tanjung Bayur Desa Sungai Asam. Metode, Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol atau retrospective study dengan 13 kasus dan 27 kontrol Faktor risiko yang termasuk dalam penelitian ini jenis vektor, kepadatan vektor, parit/selokan, Tumbuhan air, rawa-rawa, sawah, kolam, semak-semak, kandang ternak, pakaian yang tergantung, suhu, kelembaban, pencahayaan, keberadaan kawat kasa pada ventilasi, konstruksi dinding rumah, keberadaan ternak dalam rumah, kebiasaan menggunakan kelambu, kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk, kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari. Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Tanjung Bayur Desa Sungai Asam Kecamatan Sungai Raya. Analisis data menggunakan teknik univariat, bivariat dengan uji Chi-square dan teknik multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian, menunjukan bahwa variabel keberadaan parit/selokan (OR=8,0; 95% 0=1,5— 43,4), keberadaan tumbuhan air (OR=4,6; 95% CI=1,1-18,7), rawa-rawa (OR=6,7; 95% C1=1 ,5-30,4), sawah(OR=9,5, 95% CI=2,0-44,9) dan kebiasaan menggunakan kelambu (OR=0,04; 95% CI=0,006-0,23) cukup bermakna untuk terjadinya penularan filariasis. Kesimpulan, keberadaan tumbuhan air (012=4,6; 95% CI=1,1-18,7),merupakan faktor risiko yang paling dominan untuk terjadinya penularan filariasis. Saran, penyuluhan secara teratur dari petugas kesehatan kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuna tentang kesehatan lingkungan dan bahaya filariasis.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Public Health |
ID Code: | 14496 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 16 Jun 2010 07:04 |
Last Modified: | 16 Jun 2010 07:04 |
Repository Staff Only: item control page