PERUBAHAN KURVATURA KORNEA PASCA OPERASI KATARAK

Abstract

Tujuan mengatahui perubahan kurvatura kornea selama 12 minggu pasca operasi katarak dan mengetahui faktor-faktor operatif yang berpengaruh terhadap perubahan kurvatura kornea. Metoda : observasional dengan pengamatan time series. Terhadap sampel dilakukan pemeriksaan oftalmologis pre operasi dan pasca operasi, pengukuran keratometri pre dan pasca operasi hari 1, minggu 1 —4, minggu 6, 8, 10 dan 12. Dilakukan pula pengukuran dan pengamatan lebar insisi korneosklera, jumlah jahitan, panjang jahitan , jarak jahitan dan arah jahitan. Uji statistik dengan uji t-berpasangan, uji korelasi dan regresi berganda. Hasil : Didapatkan 60 mata dari 54 pasien, 35 ( 64.8 % ) pria dan 19 ( 35.2% ) wanita. Terdapat perbedaan bermakna dalam hasil pengukuran keratometri pada tiap periode pengamatan. Besar astigmatisma menurun bertahap dengan berjalannya waktu. Setelah minggu 8, secara klinis besarnya astigmat tidak bermakna karena perbedaan sangat kecil. Beda astigmat minggu 8 dengan minggu 10 sebesar 0.36 ± 0.49 D dan antara minggu 10 dengan minggu 12 sebesar 0.00836 ± 0.16 D. Diantara faktor-faktor operatif, lebar insisi, jarak jahitan dan panjang jahitan tidak menunjukkan korelasi yang bermakna. Jumlah jahitan mempunyai korelasi setelah minggu 8 sedang arah jahitan berpengaruh sejak awal. Kesimpulan : Tindakan operasi ekstraksi katarak menimbulkan perubahan kurvatura komea. Besar astigmat yang terjadi menurun secara bertahap dan mulai minggu 8 relatif stabil. Faktor operatif arah jahitan berpengaruh sejak awal sedang jumlah jahitan berpengaruh setelah minggu 8.