PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTARA LORATADINE DAN CHLORPHENIRAMINE MALEAT TERHADAP KUALITAS HIDUP PENDERITA RINITIS ALERGI PERENIAL EIHECTIVENESS OF LORATADINE AND CHLORPHENIRAMINE MALEAT IN PERENNIAL ALLERGIC RHINITIS TREATMENT WITH QUALITY OF LIFE ASSESSMENT

Abstract

Background : Perennial allergic rhinitis (PAR) as a chronic disease the symptoms may impair patients quality of life (QOL), therefore clinical assessment of treatment result based on both symptoms and patient's QOL improvement. Ob ective : To compare the effectiveness of Chlorpheniramine maleat (CTM) and Loratadine (Alloris) for treating PAR based on clinical symptoms and patient's point-of-view assessment using the quality of life questionnaire (QOLQ). Study design : Randomized double blind clinical trial Methods : PAR patients, 15 - 55 years old, who fulfilled the inclusion and exclusion criteria, assesed their QOL before and after taking the pills for 7 days using the QOLQ that contains 6 domains. They were randomly allocated into two groups of treatment CTM (2 x 4 mg) and Loratadine (1 x 10 mg). Clinical symptoms was assessed by 4L point scale. T - test was used for comparing mean of QOL score ( total and each domain) and total clinical symptoms score. Results : 63 PAR cases, 32 (CTM group) and 31 (Loratadine group), with 7 cases drop-out (11,11%). The total-QOL mean score of the Loratadine group was 18,33 + 17,22 compared with CTM group 16,50 + 11,32. When using t-test the difference was not significant (p> 0,05, p= 0,654). There were no difference for each domains sleep (p=0,814), nose symptoms (p=0,624), non- nose/eye symptoms (0,845), practical problems (p=0,847), activities (p=0,287), and emotion (p=0,970). The difference of Total clinical symptom score for both groups was not stastistically significant (p> 0,05, p = 0,192) Conclusion : There was no significantly difference between Loratadine and CTM in improving QOL of PAR (p = 0.654), and in total symptom score (p = 0,192) Latar belakang : Rinitis alergi perenial (RAP) adalah penyakit kronis dimana gejalanya dapat mempengaruhi kualitas hidup (KED penderitanya, sehingga penilaian hasil terapi didasarkan pada perbaikan gejala klinis dan KII penderita. Tujuan : Membandingkan efektifitas Chlorpheniramine maleat (C11,4) dengan Loratadine (Alloris) untuk terapi RAP berdasarkan gejala Minis dan penilaian penderita memakai kuesioner KH (KKH) Rancanaan penelitian : Uji Minis acak tersamar ganda Metodologi penelitian : Penderita RAP, usia 15 - 55 tahun , yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, menilai KH-nya sebelum dan setelah pemberian obat (selang 7 hari) dengan menggunakan KKH berisi 6 domain. Kasus dialokasikan secara acak dalam kelompok terapi CTM (2 x 4 mg) dan Loratadine (1 x 10 mg). Gejala klinis dinilai dengan menggunalour sekor 4 angka. Uji-t digunakan untuk membandingkan rerata sekor KI1 (total dan masing-masing domain) serta sekor gejala total . Hasil uenelitian : Didapat 63 kasus, 32 dalam kelompok CTM dan 32 kelompok Loratadine, dengan 7 kasus (11,11%) yang "drop out". Rerata sekor KII- total kelompok Loratadine adalah 18,33 + 17,22 dibanding kelompok CTM 16,50 + 11,32, yang secara statistik memakai uji-t perbedaannya tidak bennalum (p> 0,05; p = 0,654). Demikian juga halnya untuk masing-masing domain : Tidur (1)=0,814), Hidung (p=0,624), Alergi lain (p=0,845), Masalah praktis (p=0,847), Aktifitas (p,287), dan Emosi (p=0,970). Sekor gejala total antara kedua kelompok juga tidak berbeda bermakna secara statistik (p > 0,05, p = 0,192). Kesimpulan : Loratadine dan CTM memiliki efek yang tidak berbeda bermakna secara statistik dalam memperbaiki KH penderita RAP (p=0,654), dan juga sekor gejala total (p=0,192).