WIDYASTUTI, WIDYASTUTI (2000) UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN GRAM PADA PENDERITA TERSANGKA SERVISITIS GONORE WANITA TUNA SUSILA (WTS) DI LOKALISASI TEGALPANAS DAN BANDUNGAN, KABIJPATEN SEMARANG. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 1699Kb |
Abstract
BACKGROUND: Cervicitis gonorrhoeae patients nearly half of them are asymtomatic, so it is necessary to have an early diagnostic support which is cheap, easy to be practiced and which can be done quickly. Gram-staining for, cervicitis gonor•hoeae reported by several investigators are very much varied. AIM: To evaluate Gram-staining as a diagnostic procedure for cervicitis gonorrhoeae. METHODOLOGY: During the period November 10 th up to December 10 th 1998 a cross-sectional study on 68 SCW suffering from cervicitis gonorrhoeae in Tegalpanas and Bandungan brothels Semarang Regency has been done. Examination of Gram-staining from endocervix discharge with culture for gold standard and to be continued with oxidation test, superoxol test and finally confirmatied with fermentation test. Description analysis and analysis using 2 x 2 tables as the diagnosis procedure of the cervicitis gonorrhoeae. RESULT: Among 68 SCW were examinatied by Gram-staining: 28 specimen (41,2%) were positif dipolococcus gram negative intra and extra cell, whereas examination by culture among 15-34 years of ages showed 36 specimen positif (52,9%) while those aged 25-29 years as the largest group showed 15 patiens (41,7%). The highest education among them is secondary school level i.e 18 patients (50%).Based on marital status:15 patients is (41,7%) are widows. Based on length of period working as SCW, the largest is less than 1 year: 18 patients (50%). Number of sexual partners 3-5 per day among 22 SCW (61,1%). The number of those using condom once a while and those who are not using at all is the same namely 16 sexual parteners (44,4%). Way of sexual intercourse:mostly by genital 36 SCW (100%) with servisitis gonorrhoeae. Use of antibiotic among patients with fluor albus: 30 (44,4%) of the whole 68 SCW.The most frequent clinical symptoms are fluor albus: 19 ( 52.7%) and mucopurulent discharge: 12 (33,3%). SensitMty level of clinical symtoms in relation to Gram-staining: 53%, whereas spesificity level: 67,5%. Sensitivity level of clinical symptoms in relation to culture 50%, whereas spesificity level 68,8%.Sensitivity level of Gram staining in relation to culture 66,7%, whereas specificity level 87,5%. LATAR BELAKANG:Penderita servisitis gonore hampir separo asimtomatik, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penunjang awal yang mudah, murah dan cepat dengan melakukan pemeriksaan Gram. Nilai sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan Gram pada servisitis gonore yang dilaporkan beberapa peneliti ternyata sangat bervariasi. TUJUAN: Untuk mengetahui nilai uji diagnostik pengecatan Gram terhadap penderita servisitis gonore. METODOLOGI: Selama periode 10 November 1998 sampai 10 Desember 1998 (satu bulan) dilakukan penelitian studi potong lintang terhadap 68 VVTS di lokalisasi Tegalpanas dan Bandungan kabupaten Semarang. Dilakukan pemeriksaan Gram dad spesimen duh tubuh endoserviks, standar baku emasnya kultur yang dilanjutkan dengan tes oksidasi, superoxol dan di konfirmasi dengan tes femientasi. Data yang didapat dilakukan analisis secara deskriptif dan analisis dengan menggunakan tabel 2 x 2 untuk uji diagnostik. HASIL:Pada 68 WTS yang diteliti didapatkan hasil pemeriksaan Gram 28 spesimen (41,2%) positif diplokokus gram negatif intra dan ekstra sel, hashl pemeriksaan kultur 36 spesimen (52,9%) positif N gonorrhoeae dengan usia berkisar antara 15 sampai 34 tahun dan kelompok usia yang terbanyak adalah 25-29 tahun sebanyak 15 orang (41,7%).Tingkat pendidikan yang terbanyak adalah SLTP 18 orang (50%) dan menurut status perkawinan yang terbanyak janda 15 orang( 41,7%).Menurut lama bekerja sebagai WTS yang terbanyak adalah kelompok < 1 tahun sebanyak 18 orang (50%).Jumlah mitra seks terbanyak adalah 3-5 orang/hari pada 22 WTS (61,1%) dan pemakaian kondom pada mitra seks yang kadang kadang saja atau tidak sama sekali masing masing sebesar 16 orang (44,4%). Pola hubungan seksual secara genital pada 36 WTS (100%) penderita servisitis gonore. Bila keputihan minum obat antibiotik dilakukan oleh 30 WTS (44,4%) dari seluruh subyek penelitian. Gejala klinis yang terbanyak adalah keputihan sebanyak 19 orang (52,7%) dan tanda klinis duh tubuh mukopurulen sebanyak 12 orang (33,3%).Nilai sensitivitas pemeriksaan klinis dengan Gram sebesar 53,6% dan spesifisitas 67,5%.Nilai sensitivitas pemeriksaan klinis dengan kultur sebesar 50% dan spesifisitas 68,8%.Sedang untuk pemeriksaan Gram dengan kultur nilai sensitivitas sebesar 66,7% dan spesifitas 87,5%.KESIMPULAN:Pemeriksaan Gram duh tubuh endoserviks merupakan cara pemeriksaan dengan nilai diagnostik yang cukup sebagai pemeriksaan awal/ skrining dalam mengidentifikasi N gonorrhoeae.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science |
ID Code: | 14345 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 15 Jun 2010 08:02 |
Last Modified: | 15 Jun 2010 08:02 |
Repository Staff Only: item control page