PERHANDINGAN HAS IL TERM:01 ANTARA KRIM KETOKONASOL 2% DAN SAMEE) WHITFIELD YANG. FIKAS I PADA LAMA PENYEMBITHAN TIN-EA ICRURI S

SANTOSA, NYOMANYUDHA (1999) PERHANDINGAN HAS IL TERM:01 ANTARA KRIM KETOKONASOL 2% DAN SAMEE) WHITFIELD YANG. FIKAS I PADA LAMA PENYEMBITHAN TIN-EA ICRURI S. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF
1266Kb

Abstract

Tinea cruris is dermatophyte infection involving the grOin, medial upper thigh, perineum, perianal, pubic and lower abdomen. Causatively, dermatophyte can be divided into 3 genus, ie microsporon, epidermophyton and trichophyton Predisposing factors for tinea cruris are hot climate, obesity, hormonal factors, immune deficiency, humidity, tight clothing and nylon clothing. Diagnosis obtained from history, clinical features and mycology examination (with culture and KOH) Now a days there are so many new antimycotic agents, e.g ketokonazole cream, they are it's expensive. The conven-tional antimycotic agent, e.g modified Whitfield oinment is cheaper but less preferred because of the side effects e.g burning sensation, staining the cloth and unconvenient to apply. The objective of this study is comparing recovery time of 2 % ketokonazole cream with modified Whitfield oinment for tinea cruris. This study consist of 30 patients, 18 males and 12 females, of 14 - 60 years of age and divided into 2 groups. One group was treated with 2 % ketokonazole cream and the other treated with modified Whitfield oinment each applied twice a day . Evaluation was made before treatment, followed at day 7, 14, 21, 28 looking for symptoms, signs and side effects. Data collected by taking history of the disease, physical examination, KOH examination and culture. Results : - Most of the patients have an excellent result, but there is a very significant difference (p = 0,003) of recovery time between 2 % ketokonazole cream and modified Whitfield oinment therapy. - Five patients (31,25 %) have side effect i.e burning sensation after applying modified Whitfield oinmnet, but this does not appear at the ketokonazole cream group. - The commonest causative agent of tinea cruris are C. albicans, T. rubrum, 2% nentagrophytes and E. noecosum, respectively. Tinea kruris adalah infeksi jamur dermatofita yang mengenai daerah lipat paha, paha atas bagian medial, peri-neum, perianal, pubis dan abdomen bagian bawah. Berdasarkan morfologi penyebabnya, dermatofita dapat diklasifikasikan dalam 3 genus yaitu Mikrosporon, Epidermofiton dan Trikofi-ton. Banyak faktor yang mempengaruhi dan berperan dalam timbulnya tinea kruris, diantaranya adalah faktor iklIm panas, kelembaban, kegemukan, pakaian ketat dan dari bahan nilon, hormonal, serta defisiensi imunitas. Diagnosis tinea kruris ditegakkan berdasarkan anamne-sis, gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang ( KOH dan kultur). Saat Ini banyak beredar obat anti jamur topikal baru, diantaranya adalah krim ketokonasol, tapi sayang harganya relatif mahal. Sedangkan anti jamur topikal konvensional, seperti salep Whitfield yang dimodiflkasi harganya relatif lebih mural, namun kurang disukai karena efek sampingnya berupa rasa panas serta dapat mewarnai pakaian dan kurang nyaman dipakai. TUjuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perban-dIngan lama penyembuhan antara krim ketokonasol 2 % dan salep Whitfield yang dimodifikasi pada tinea kruris. Penelitian ini diikuti oleh 30 orang penderita, terdiri 18 pria dan 12 wanita, berusia antara 14 - 60 tahun, yang menderita tinea kruris dan memenuhi kriteria penelitian. Peserta penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapat pengobatan dengan krim ketokonasol 2 dan kelompok lainnya mendapat salep Whitfield yang dimodifikasi yang masing-masing dioleskan 2 kali sehari. Evaluasi dilaku-kan sebelum pengobatan, dilanjutkan pada masing-masing hari ke 7, 14, 21 dan hari ke 28 dengan menilai gejala subyektif, obyektif dan efek samping yang timbul. Pengumpulan data dilakukan melalui : anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan KOH serta kultur. Hasil penelitian : - Respon pengobatan pada umumnya mengalami perbaikan sangat nyata, namun terdapat perbedaan yang sangat bermakna (p = 0,003) pada lama penyembuhan antara pengobatan krim keto-konasol 2 % dengan salep Whitfield yang dimodifikasi. - Efek samping berupa rasa panas yang dirasakan beberapa saat setelah obat doleskan, didapatkan pada 5 orang ( 31,25% ) dari kelompok salep Whitfield yang dimodifika-si, namun hal yang sama tidak didapatkan pada kelompok krim ketokonasol. - Organisme penyebab tinea kruris yang paling sering adalah C. albicans, kemudian disusul oleh T. rubrum , T. manta-grophytes dan terakhir E. floccosum.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science
ID Code:14325
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:14 Jun 2010 15:11
Last Modified:14 Jun 2010 15:11

Repository Staff Only: item control page