GUNARDI, AGUS (1998) SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS DIAGNOSIS KLINIS TERHADAP DIAGNOSIS BAKTERIOLOGIK TONSILOFARINGITIS AKUT STREPTOKOKUS 13 HEMOLITIKUS GROUP A. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 1163Kb |
Abstract
Turivap: Untuk mencari kombinasi tanda klinis mana yang mempunyai sensitivitas tertinggi dan untuk menguji apakah kombinasi dua tanda mana yang mempunyai sensi-tivitas dan spesifisitas 80%, bisa mendiagnosis TFA-SBHGA. RAncangan_penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional. Tempat penelitian: Penelitian dilakukan di polik-linik THT dan Anak RSUP Dr. Kariadi. Subyek pepelittap: Subyek penelitian terdiri dari 179 kasus dengan variasi umur 5-30 tahun. Subyek pene-litian didapatkan dari pasien yang datang ke poliklinik THT dan rujukan dari poliklinik Anak. Cara penelitian: Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan anamnese dan pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorok. Diukur berat badannya dan tempera-tur aksialnya. Gejala dan tanda dimasukkan ke dalam formulir data penelitian. Dilakukan usap tenggorok dan diinokulasi ke media agar darah 5%. Uji statistik: Dilakukan uji diagnostik untuk gabungan dua tanda dari: tonsilofaring merah-edem, limfadenitis, petekhie dan eksudat di tonsil/ faring. Dengan tabel 2X2 dihitung sensitivitas, spesifisitas, NPP, NPN dan akurasinya. Hasil: (1) Dari penelitian ini didapatkan preva-lensi tonsilo-faringitis akut SBHGA sebesar 4,47%. (2) Tanda tonsil/ faring merah dan edem didapatkan sensi-tivitas 100% dan spesifisitas 0%, sehingga tes ini tidak dapat dipakai karena akan didapatkan positip palsu yang tinggi. (3) Tanda tonsil/ faring merah dan edem dengan (a) limfadenitis dan petekhie atau (b) limfadenitis dan eksudat atau (c) limfadenitis, petekhie dan eksudat, didapatkan sensitivitas 0% walaupun spesifisitas yang bervariasi antara 86 - 93%, Artinya dari semua kasus yang datang tidak satupun kasus yang mempunyai tiga atau empat tanda tersebut, sehingga tidak dapat dipergunakan mendiagnosis tonsilofaringitis akut SBHGA. (4) Tanda tonsil/ faring merah & edem disertai petekhie atau eksudat atau petekhie & eksudat bersama-sama, didapatkan sensitivitas 37,5% dan spesifisitas bervariasi antara 60 - 85%. Kriteria ini masih dapat dipertimbangkan untuk menyingkirkan tonsilofaringitis akut SBHGA. (5) Pada penelitian ini didapatkan prevalensi tonsilofaringitis akut SBHGA yang rendah (4,47%) sehingga spesivisitas yang tinggi lebih dipentingkan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science |
ID Code: | 14281 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 14 Jun 2010 12:41 |
Last Modified: | 14 Jun 2010 12:41 |
Repository Staff Only: item control page