komunikasi pasangan arranged marriages dari kalangan pondok pesantren terhadap meaning (pemaknaan) pernikahan

Alfarokhi, Moh Faisal (2010) komunikasi pasangan arranged marriages dari kalangan pondok pesantren terhadap meaning (pemaknaan) pernikahan. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF
74Kb

Abstract

Tradisi arranged marriages atau yang sering dikenal dengan istilah penjodohan ternyata masih dipertahankan oleh beberapa kelompok masyarakat di Indonesia. Salah satunya yaitu pondok pesantren. Hal ini disebabkan karena kepatuhan seorang santri terhadap segala keputusan yang dibuat oleh kiai mereka demi mendapatkan unsure magis yang bernama barokah. Tanpa memikirkan unsur cinta dalam hubungan pernikahan yang akan dijalani mereka. Pasangan yang menjalani sebuah pernikahan dengan proses arranged marriages mengalami beberapa kendala dalam rumah tangga. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan komunikasi pasangan arranged marriages dari kalangan pondok pesantren dalam beradaptasi di awal pernikahan serta pengelolaan konflik rumah tangga dan mengungkap makna pernikahan yang mereka jalani. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi yang dijalani dengan mengintensifkan komunikasi melalui aktivitas bermacam-macam seperti dating. Sedangkan konflik pada umumnya diselesaikan dengan menekankan pentingnya komunikasi. Klarifikasi konflik antara keduanya dilakukan melalui komunikasi dua arah. Karena mereka tidak menganggap bahwa konflik mengancam keutuhan rumah tangga mereka. Mengapa hal ini terjadi? Karena pemaknaan mereka terhadap pernikahan berbeda dengan individu pada umumnya. Pemaknaan pernikahan pada umumnya adalah sebuah legalisasi hubungan kelamin untuk memenuhi kebutuhan biologis masing-masing individu dan untuk memperoleh keturunan yang sah. Maka berbeda pemaknaan yang pasangan arranged marriages dari kalangan pondok pesantren. Yaitu mereka memaknai pernikahan sebagai sunnah rosul yang harus dilakukan dengan konsekuensi jika tidak dilakukan individu tersebut tidak akan diakui sebagai umat rosulnya. Pengakuan ini menjadi sangat penting karena ajaran yang mereka anut ketika di hari penghitungan amal ibadah hanya rosul yang bisa memberi syafaat (pertolongan) dan rosul hanya memberi syafaat kepada umatnya saja untuk mengantarkannya ke surga.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:14073
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:11 Jun 2010 10:09
Last Modified:11 Jun 2010 10:09

Repository Staff Only: item control page