PENGALAMAN INDIVIDUAL GOLPUT DALAM MENGKONSUMSI BERITA POLITIK MEDIA

KRISTANIA, L. MARIETTA HANATRI (2009) PENGALAMAN INDIVIDUAL GOLPUT DALAM MENGKONSUMSI BERITA POLITIK MEDIA. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF
88Kb

Abstract

Keberadaan angka golput di Indonesia menunjukkan peningkatan selama lima periode terakhir pelaksanaan pemilu. Meski legitimasi hasil pemilu ditentukan oleh jumlah suara sah dan bukan oleh kuantitas partisipasi pemilih, fenomena ini menjadi keprihatinan bagi perkembangan demokrasi di Indonesia yang saat ini lebih bersifat prosedural. Golput disini mengindikasikan adanya ”penyakit” dalam tubuh sistem demokrasi. Hal ini perlu menjadi perhatian penting pemerintah. Kecenderungan pada motivasi individu yang secara sadar tidak menggunakan hak pilihnya ini adalah kekecewaan dan ketidakpuasan terhadap kinerja para pejabat politik yang dominan diketahui dari informasi politik yang dikonsumsi di media massa, dalam hal ini televisi. Individu yang golput secara politis cenderung memiliki pemikiran cukup kritis, dan pengalaman setiap orang dalam mengkonsumsi berita akan berbeda-beda karena faktor motivasi, intelektualitas dan pengalaman, termasuk di dalamnya bagaimana proses pemaknaan informasi yang diterimanya. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pengalaman individu yang golput serta perilaku mereka dalam mengkonsumsi berita politik di televisi, sehingga akan diketahui masukan apa yang didapatkan oleh individual golput dalam proses konsumsi berita politik di media tersebut. Penelitian ini didukung oleh Consistency Theory (Leon Festinger dan Milton Rokeach), Uses and Gratification Theory (Katz, Jay G. Blummer, dan Michael Gurevitch), dan Information-Integration Theory (Martin Fishbein). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Enam orang individual golput yakni akademisi, mahasiswa, kalangan masyarakat, kalangan LSM dan Ormas, serta aktivis buruh, dipilih menjadi informan untuk mewakili beberapa komponen masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan tidak sepakat dengan sistem yang dijalankan pemerintah, dimana kebijakan yang diterapkan lebih condong pada praktek demokrasi kapitalis. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan dominasi partai politik di Indonesia, bahwa belum ada partai politik yang benar-benar mengutamakan kesejahteraan rakyat, dan belum ada perubahan signifikan pada kondisi ekonomi masyarakat. Ketidaksepahaman antara prinsip etika politik dan keyakinan yang dimiliki para informan dengan fakta kondisi riil praktek politik pemerintahan di lapangan menjadi alasan mereka golput. Dengan memilih golput, para informan merasa lebih bertanggungjawab untuk menentukan nasib Bangsa Indonesia selanjutnya. Rutinitas mengkonsumsi berita politik di televisi membuat para informan mendapat masukan yang bersifat informatif karena memberi pandangan mengenai karakter buruk para pemimpin dan situasi politik pemerintahan Bangsa Indonesia yang sebenarnya. Wacana tersebut digunakan untuk mengarahkan keputusan tertentu yang akan diambil. Pola pikir lebih praktis juga muncul dalam benak informan untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat tanpa harus terlibat dalam kegiatan politik praktis, dan wacana tersebut juga digunakan untuk mendongkrak partisipasi politik masyarakat guna membangun kesadaran massa akan sebuah sistem yang salah. Analisis dari akumulasi berita politik yang diterima para informan melalui proses konsumsi bersifat reinforcement atas sikap awal yang telah dimiliki sebelumnya. Golput itu sendiri bukan merupakan fenomena yang dapat disalahkan ataupun dibenarkan, mengingat hal itu adalah persoalan pilihan pribadi seseorang berdasarkan keyakinan masing-masing.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:14064
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:11 Jun 2010 09:38
Last Modified:11 Jun 2010 09:38

Repository Staff Only: item control page