Memahami Pengalaman Komunikasi Antarpribadi pada Penderita HIV dengan Keluarga dan Sahabat Sesama Penderita

Bawono, Edi (2009) Memahami Pengalaman Komunikasi Antarpribadi pada Penderita HIV dengan Keluarga dan Sahabat Sesama Penderita. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF
85Kb

Abstract

Pada umumnya, penderita HIV (ODHA) tidak bisa berkomunikasi secara lancar dengan orang-orang di lingkungannya seperti keluarga, teman, dan tetangga. Konsep diri yang cenderung negatif seolah telah menjadi mind set beberapa orang yang dinyatakan positif terinfeksi HIV sehingga berpotensi menghambat proses komunikasi mereka dengan orang-orang di lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengalaman penderita HIV dalam melakukan komunikasi antarpribadi dengan keluarga dan sahabat sesama penderita. Penelitian ini didukung oleh teori Johari Window dimana terungkapnya informasi pada daerah tertutup (hidden self) akan menimbulkan penolakan pribadi dan sosial. Informasi dalam konteks penelitian ini adalah status HIV. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini mencoba mengetahui secara mendalam pengalaman penderita HIV dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan tetangga. Data diperoleh melalui teknik observasi partisipatoris dan wawancara mendalam. Setelah data dikumpulkan, lalu dideskripsikan secara tekstural dan struktural kemudian dianalisis serta dilakukan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita HIV mengalami perlakukan diskriminatif dari keluarga, teman, dan tetangga ketika mereka dinyatakan positif HIV. Oleh karena perlakuan tersebut, penderita HIV merasa rendah diri untuk berinteraksi dengan mereka pada masa awal terinfeksi. Perlakuan tersebut ditanggapi ODHA dengan beragam sikap seperti menarik diri dari pergaulan, melakukan pendekatan dengan tetap menjalin komunikasi, bahkan pada salah satu kasus, dia bersikap tidak peduli menanggapi perlakuan diskriminatif itu. Namun, berbagai sikap itu menunjukkan motif yang sama yaitu keberadaannya ingin diterima dan dihargai saat berinteraksi. Orang di lingkungan penderita HIV memperlakukannya secara beda hanya pada masa awal ODHA dinyatakan positif HIV. Status HIV merupakan penyebab munculnya hambatan dalam berinteraksi berupa perasaan malu, kekhawatiran akan perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain pada diri penderita HIV, dan pengucilan dari orang di lingkungan ODHA. Penderita HIV akan mencari orang yang dianggap bersedia menerima keadaannya sebagai ODHA dan bisa menimbulkan kenyamanan saat berkomunikasi. Mereka adalah keluarga dan sahabat sesama penderita HIV. Adanya keluarga dan sahabat sesama penderita yang bersedia menerima keadaannya sebagai ODHA membuat penderita HIV yang bersangkutan secara perlahan bisa menilai dirinya secara positif. Hanya kepada keluarga dan sahabat sesama penderita, ODHA bersedia menjalin komunikasi antarpribadi. Berawal dari komunikasi tersebut, menimbulkan keakraban hubungan yang diidentifikasi dari adanya ikatan emosional, dukungan, perhatian, serta berbagi topik yang sifatnya rahasia. Adanya dukungan dan perhatian dari keluarga serta sahabat sesama penderita HIV, membuat ODHA merasa dapat mengatasi rasa putus asa, mengurangi beban hidup, dan terhibur. Selain itu, mereka merasa mendapat dukungan untuk melanjutkan hidup sehingga mereka berkembang menjadi individu yang berkonsep diri positif.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:14063
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:11 Jun 2010 09:35
Last Modified:11 Jun 2010 09:35

Repository Staff Only: item control page