Muhammad, Grahita (2009) Interpretasi Remaja tentang Kekerasan dalam Tayangan Reality Show. Undergraduate thesis, Diponegoro University.
| PDF 84Kb |
Abstract
Sosok remaja yang identik dengan masa penuh gejolak baik fisik maupun psikologis membuat mereka lekat dengan anggapan bahwa mereka mudah terpengaruh oleh tayangan televisi. Kekhawatiran muncul ketika tayangan reality show yang sarat dengan adegan-adegan kekerasan digemari oleh remaja. Mereka dianggap belum mampu membedakan apakah dalam acara tersebut merupakan realitas yang nyata ataukah hanya realitas yang hanya ada di televisi. Sehingga ditakutkan remaja akan terbawa dan tergerak untuk melakukan hal yang sama atau paling tidak mendekati seperti yang diperlihatkan dalam televisi. Namun di sisi lain, remaja juga tengah mengalami perkembangan intelektual dari cara berpikir mereka sebelumnya, yang memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih abstrak daripada sekedar melihat apa adanya. Artinya remaja telah menjadi bagian dari kelompok-kelompok interpretif yang memungkinkan mereka mengetahui batas-batas realitas nyata dan realitas semu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interpretasi remaja menyangkut pengalaman mereka menyaksikan adegan kekerasan dalam tayangan reality show. Tipe penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif dengan perspektif interpretif. Penelitian deskriptif dipakai untuk mencari data melalui interpretasi secara tepat. Aspek yang ditekankan dalam perspektif ini ialah subjektivisme atau keunggulan pengalaman individu, dimana individu menggambarkan proses pikiran aktif untuk mengingat kembali pengalaman individu atas kejadian apapun yang dialaminya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pada dasarnya remaja tertarik dengan tayangan reality show dari konflik yang sarat dengan kekerasan. Selain itu, remaja juga membenarkan bahwa kekerasan seperti yang mereka saksikan dalam tayangan reality show hidup dan ada di tengah-tengah masyarakat. Walaupun demikian, remaja telah mampu memahami realitas yang ada di sekeliling mereka. Mereka sanggup membedakan mana yang merupakan realitas nyata dan mana yang merupakan realitas semu. Sehingga dalam menyaksikan tayangan reality show, remaja “sadar” bahwa adegan-adegan kekerasan yang tersaji di dalamnya hanya merupakan suatu rekayasa belaka. Akhirnya Peneliti menyimpulkan bahwa stigma yang selama ini dilekatkan pada diri remaja dimana mereka adalah sosok yang mudah terpengaruh oleh nilai-nilai negatif yang dibawa media (khususnya televisi) adalah anggapan yang salah. Remaja telah membuktikan bahwa mereka memiliki kapasitas kognitif yang cukup untuk dapat berpikir lebih rasional. Sehingga mereka tidak begitu saja menduplikasi perilaku yang disajikan oleh media.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
ID Code: | 14048 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 11 Jun 2010 08:55 |
Last Modified: | 11 Jun 2010 08:55 |
Repository Staff Only: item control page