Fitra Resna, Dera Andrita (2009) Komunikasi Antar Pribadi Pasangan Suami Istri Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Analisis Naratif Personal Istri). Undergraduate thesis, Diponegoro University.
| PDF 61Kb |
Abstract
Kekerasan dalam rumah tangga adalah kasus yang fenomenal dengan peningkatan jumlah dari tahun ke tahun, perempuan sebagai istri dan korbannya. Ketidakadilan gender dianggap sebagai penyebabnya. Akhirnya Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Bantuan Hukum bermunculan untuk mencari solusi terbaik. Bentuk hubungan suami istri dikategorikan sebagai hubungan antar pribadi dan komunikasi menjadi dasarnya, maka komunikasi antar pribadi menjadi aspek penting dalam menciptakan hubungan suami istri yang harmonis. Perbedaan ini menarik untuk diteliti mengingat semakin maraknya kasus tersebut dan banyak kasus tak kunjung selesai. Penelitian ini beertujuan untuk menjelaskan komunikasi antar pribadi pasangan suami istri kasus kekerasan dalam rumah tangga dan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan studi analisis naratif personal istri. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis naratif personal dari Catherine Kohler Riessman bahwa individu dan tindakan serta makna kolektif dapat menerangkan proses sosial dimana kehidupan sosial dan hubungan manusia dibuat dan diubah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan ketimpangan gender tidak selalu benar, istri juga memiliki peran besar terjadinya kekerasan dalam rumah tangga melalui tindakan komunikasi yang dilakukannya. Informan adalah istri berstatus ibu rumah tangga, bersuami yang bekerja diluar, dan bertaraf ekonomi menengah kebawah. Ada tiga bentuk komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi satu arah dari suami, komunikasi dua arah dengan umpan balik negatif istri, dan komunikasi dua arah dengan pihak ketiga. Ada tiga faktor penyebabnya adalah faktor awal, manajemen hubungan antar pribadi, dan pendukung. Pada awal hubungan istri tidak terbuka, memberikan umpan balik negatif, dan mengambil keputusan sepihak dalam rumah tangga. Saat memanajemen hubungan, istri menggunakan bentuk komunikasi pemicu konflik, menyimpan ketidaksetujuan, dan kurangnya kompetensi komunikasi. Lembaga tersebut diatas juga berperan membuat kekerasan tidak kunjung selesai dengan materi konseling yang mendorong istri melakukan manajemen konflik yang tidak produktif. Jika dilihat dari bentuk kekerasan dapat ditarik kesimpulan bahwa perselingkuhan terjadi karena tidak adanya tanggapan dari istri terhadap keterbukaan suami. Penelantaran ekonomi terjadi karena istri tidak empati pada suami, mengambil keputusan sendiri, kurang memiliki kompetensi komunikasi. Kekerasan psikis terjadi karena konflik destruktif.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
ID Code: | 14015 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 10 Jun 2010 14:34 |
Last Modified: | 10 Jun 2010 14:34 |
Repository Staff Only: item control page