Membangun Intimate Relationship dalam keluarga penderita HIV/AIDS

Pribadi, Gigih (2010) Membangun Intimate Relationship dalam keluarga penderita HIV/AIDS. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF
99Kb

Abstract

Kini penyakit HIV-AIDS tidak hanya diderita oleh kalangan beresiko tinggi, bahkan mulai banyak kelompok masyarakat yang tidak beresiko tinggi seperti anak dan ibu dalam keluarga ikut terkena. Masih kuatnya stigma terhadap penyakit ini seringkali menjadi sebab rusaknya hubungan komunikasi dalam keluarga pengidap HIV. Namun di sisi lain keluarga adalah supporting partner yang sangat penting bagi pengidap HIV. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan pengalaman bagaimana membangun harmonisasi dan intimate relationship dalam keluarga penderita HIV-AIDS. Penelitian ini didukung oleh teori dari James McCroskey bahwa gejala Communication Apprehension menjadi sebab dari keengganan, dan penghindaran dalam berkomunikasi yang berkorelasi dengan perasaan keterasingan dan kegelisahan yang dirasakan oleh orang yang terlibat di dalamnya. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini mencoba mengetahui secara mendalam pengalaman penderita HIV dalam berinteraksi dengan keluarga. Data diperoleh melalui teknik observasi partisipatoris dan wawancara mendalam. Setelah data dikumpulkan, lalu dideskripsikan secara tekstural,struktural dan gabungan kemudian dianalisis serta dilakukan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik penderita HIV maupun keluarganya mengalami gejala Communication Apprehension, yaitu kedua belah pihak saling melakukan penghindaran berkomunikasi, merasa terasing , cemas dengan lingkungan, dan muncul perasaan bersalah. Hal ini menjadi hambatan dalam pembangunan kembali intimate relationship antara penderita HIV dan keluarganya. Penyebab dari gejala Communication Apprehension yang dialami oleh pengidap HIV maupun keluarganya adalah karena kuatnya stigma pengidap HIV dan keluarganya dalam masyarakat. Terlebih bagi penderita HIV yang mengalami Communication Apprehension keadaan akan menjadi semakin buruk dan mengarah ke perilaku diskriminasi karena tidak mampu melakukan komunikasi dengan baik untuk mengatasi segala permasalahan yang muncul. Adanya keluarga penderita yang bersedia menerima anggota keluarganya yang mengidap penyakit HIV/AIDS untuk kemudian mampu untuk menjadi pendamping, adalah terapi terbaik dan mandiri untuk menghasilkan perubahan yang positif baik dalam aspek kognitif maupun mental dari pengidap HIV. Komunikasi yang terbuka diantara kedua belah pihak dalam hal ini baik dari keluarga maupun pengidap HIV sangat penting untuk membangun hubungan yang akrab dalam interaksi sehari-hari. Berawal dari komunikasi yang terbuka, akan menghasilkan keakraban, hubungan yang berdasarkan ikatan emosional, dukungan, dan perhatian. Pada akhirnya komunikasi yang efektif dalam keluarga pengidap HIV akan mampu mengatasi putus asa, mengurangi beban hidup, saling merasa terhibur dan bersemangat untuk hidup secara positif kembali.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:13995
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 Jun 2010 12:24
Last Modified:10 Jun 2010 12:24

Repository Staff Only: item control page