Arum Wijayanti, Dahlia (2010) Analisis Semiotik pada Majalah Femina dan Paras. Undergraduate thesis, Diponegoro University.
| PDF 72Kb |
Abstract
Poligami sampai saat ini masih menjadi hal yang kontroversial di masyarakat. Sebagian kaum perempuan melihat poligami sebagai monster yang mengerikan. Poligami selalu menjadi topik menarik untuk diperbincangkan ketika diangkat ke media. Femina dan Paras sebagai majalah perempuan memiliki arti penting dalam kehidupan perempuan karena banyak perempuan yang membeli majalah bukanlah semata-mata untuk dibaca melainkan untuk dimiliki sehingga fungsi majalah melebihi bacaan biasa. Femina dan Paras sebagai media mampu membentuk persepsi, pola pikir, dan sikap perempuan pembacanya terkait isu poligami melalui realitas-realitas poligaminya yang disajikan dalam bentuk teks. Penelitian ini berusaha menemukan gagasan dominan dalam teks poligami yang dimuat majalah Femina dan Paras. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotik Roland Barthes yang menganalisis tanda dalam teks dan bagaimana tanda-tanda itu berinteraksi dengan pengalaman personal dan kultural penggunannya untuk mengupas teks poligami dalam majalah Femina dan Paras. Dengan pendekakan semiotik, akan dapat diketahui mitos atau gagasan dominan di balik representasi poligami majalah Femina dan Paras dengan menggunakan tataran denotasi dan konotasi.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Femina dan Paras memiliki gagasan dominan yang berbeda walau keduanya sama-sama majalah perempuan. Femina yang terus terang menyatakan diri sebagai majalah anti poligami memiliki gagasan dominan yang berbeda dengan Paras yang tidak anti poligami. Femina melihat poligami sebagai bentuk dominasi laki-laki terhadap perempuan. Perempuan tersubordinasi menjadi the second sex yang tidak dianggap penting perasaan, kebahagiaan, dan kehidupannya. Perempuan sering mengalami kekerasan dalam poligami. Perempuan bahkan dianggap sebagai obyek atau barang yang bisa dikoleksi, penghasil keturunan, sarana penyalur dan pemuas hasrat laki-laki. Sedangkan Paras melihat, meski praktik poligami yang terjadi sekarang jauh dari semangat Islam untuk melindungi harkat dan martabat perempuan, poligami masih memiliki sisi positif. Selama poligami tersebut dilakukan sesuai dengan aturan dalam Islam (Al-Qur’an), bukan berdasarkan nafsu melainkan berdasarkan keimanan dan ketakwaan, dan keinginan untuk melindungi perempuan dan anak-anak yatim, serta kedewasaan perempuan untuk secara sadar memilih bukan karena terpaksa atau dipaksa menerima poligami, poligami tidak lagi menjadi potret kelam kehidupan perempuan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
ID Code: | 13993 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 10 Jun 2010 12:09 |
Last Modified: | 10 Jun 2010 12:09 |
Repository Staff Only: item control page