Batik Semarang Center

Kusuma Dewi, Ayu (2009) Batik Semarang Center. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
41Kb

Abstract

1.1 LATAR BELAKANG Batik adalah warisan budaya Bangsa Indonesia yang adiluhung. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki seni dan motif batiknya sendiri, tak terkecuali kota Semarang. Meski demikian tak banyak orang yang mengetahui keberadaan batik Semarang. Perlu upaya keras dari banyak pihak agar salah satu batik khas pesisir utara Jawa ini bisa bangkit kembali, terselamatkan dari kepunahan. Untuk membangkitkan kembali batik semarang, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2005-2010 yang dituangkan dalam Perda Nomor 4 tahun 2005 bahwa Pemerintah Kota Semarang sangat memperhatikan para pengusaha kecil dan menengah (UKM). Kegiatan pelatihan pengrajin industri kecil batik semarang merupakan salah satu bukti perhatian Pemkot Semarang dalam bidang industri kerajinan kecil khususnya pengrajin batik, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kota Semarang dan Pemkot Semarang, berupaya menghidupkan kembali kerajinan dan budaya Batik Semarangan yang kini telah lenyap seiring perkembangan zaman. menurut Ketua Dekranas Kota Semarang yang juga istri Walikota Semarang, Ny Shinto Sukawi ST adalah dengan menghidupkan kembali Kampung Batik yang berada di wilayah Kelurahan Rejomulyo Semarang Timur sebagai sentra perajin batik. (sosialisasi Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kota Semarang dan Pemkot Semarang, juni 2008) Perkembangan batik di Indonesia semakin beragam, seperti batik semarang yang sekarang masih menunjukan eksistensinya pada masyarakat Indonesia. Pada tahun 2006 - 2008 untuk mendukung sosialisasi dan pencitraan, salah satu sanggar Batik Semarang aktif mengadakan gelar karya secara berkala, aktif mengikuti pameran batik atau tekstil, serta melakukan studi banding ke beberapa kota di Indonesia antara lain ke Sengkang dan Wajo di Sulawesi Selatan, dan ke Padang, Sumatra Barat. Gelar Karya : 1. Gelar Batik di Pasar Imlek Semawis bertema "Batik Nusantara" (Januari 2006) yang menyuguhkan kreasi batik hasil pelatihan. 2. Gelar Batik bertema "Batik Semarang Tempo Dulu" di Hotel Patra Semarang, Hotel Grand Candi Semarang, dan Hotel Ciputra Semarang (Mei 2006). 3. Gelar Batik bertema "Flora Fauna Semarang" di Hotel Patra Semarang (September 2006). 4. Gelar Batik bertema "Ikon-ikon Semarang" di Hotel Ciputra Semarang dan Hotel Grand Candi bersama semua perajin batik Semarang yang jadi bagian aktivitas Semarang Pesona Asia (Mei 2007). 5. Fashion Show bertajuk "Smaradhana Batik Semarang ing Lawang Sewu" (2 mei 2008)yang menghadirkan desainer dari APPMI Jawa Tengah, APPMI Jakarta, APPMI Jabar, dan APPMI Bali yang semuanya mengekplorasi kreasi dari Batik Semarang 16. Para desainer itu adalah Anne Avantie, Tejo Nogo Laksono, Rudi Chandra, Defrico Audy, Taruna Kusumayadi, Lenny Agustin, Jeanny Ang, Oka Diputra, Ali Kharisma, Ferry Sunarto, Gregorius Vici, Inge Tjoe, dan KesdikTur Wiyono Pameran : 1. Berpameran di ajang Pameran Produksi Ekspor di Kemayoran Jakarta, bekerja sama dengan Disperindag Kota Semarang. 2. Berpameran pada City Expo Pontianak, bekerja sama dengan Pemkot Semarang. 3. Berpameran INACRAFT di Jakarta Convention Center (JCC) bekerja sama dengan Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Tengah. 4. Berpameran pada ICRA di Jakarta Convention Center (JCC) bekerja sama dengan Dinas Perekonomian Jateng. Menurut Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Taruna K Kusmayadi, corak dan motif yang terdapat pada batik Semarang cukup unik dan tidak kalah dengan batik-batik yang sudah populer selama ini. Selain itu, warna yang tersemburat pada batik Semarang juga lebih monokromatik, sehingga tampil indah setelah diolah. Batik yang semakin berkembang ini menambah keanekaragaman kerajinan batik dan dapat dijadikan komoditi ekspor yang berkualitas ke mancanegara. Akan tetapi hal tersebut menjadi salah satu indikasi yang mengancam keberadaan batik tradisional, apalagi batik yang dibuat dengan cara tradisional (dicanting) keberadaannya semakin melemah dan kalah dengan batik teknik cap. Selain dengan adanya pelatihan kini, guna melestarikan batik Semarang membuat Batik Semarang Center merupakan langkah jitu untuk membuat generasi muda Semarang bisa melihat dan mengenali batik. Bisa jadi, anak-anak kita nanti tidak tahu kalau ternyata Semarang memiliki warisan budaya berupa batik. Jadi, wajar kalau nanti batik tidak hanya Pekalongan atau Solo, tapi batik Semarang pun juga bisa mendunia. 1.2 TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Memperoleh suatu judul Tugas Akhir yang jelas dan layak untuk dilanjutkan ketahapan selanjutnya, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai dengan orisinalitas / karakter judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. 2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Batik Semarang Center 1.3 MANFAAT 1. Subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP Semarang dan sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembuatan Tugas Akhir. 2. Obyektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan Proposal Tugas Akhir. 1.4 LINGKUP PEMBAHASAN 1. Secara substansial Pembahasan dititik beratkan pada hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, dengan melihat keberadaan bangunan Batik Semarang Center ini sebagai bangunan bermassa tunggal. 2. Secara spasial Secara spasial lokasi perencanaan masuk pada wilayah administratif kota Semarang propinsi Jawa Tengah. 1.5 METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan yaitu survey kepustakaan dan lapangan. Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Melakukan wawancara dengan pihak – pihak terkait yang berkompeten dengan permasalahan tersebut guna mendapatkan data primer. 2. Studi Literature Mencari literature dengan mempelajari berbagai pustaka yang berkaitan dengan topik yang diangkat sebagai standar perencanaan dan perancangan yang digunakan dalam penyusunan program. 3. Observasi Obyek Melakukan pengamatan terhadap obyek Batik baik secara langsung terhadap obyek serupa di dalam negeri maupun pengamatan obyek secara tidak langaung melalui internet terhadap obyek serupa di luar negeri yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan. 1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Membahas regulasi (peraturan-peraturan), referensi (berisi teori-teori dan standart) juga komparasi (studi banding baik secara langsung ataupun tidak langsung). BAB III DATA DAN ANALISA Membahas mengenai studi aktifitas, studi lokasi atau tapak dan analisa aspek –aspek (aspek fungsional, kontekstual, visual arsitektural, teknis dan kinerja). BAB IV KESIMPULAN Membahas programming yang berisi pendekatan pada perencanaan dan perancangan Batik Semarang Center yang meliputi pendekatan aspek fungsional, pendekatan aspek kontekstual, pendekatan aspek visual arsitektural, pendekatan aspek teknis dan pendekatan aspek kinerja. 1.7 ALUR BAHASAN

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:1397
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:16 Oct 2009 09:15
Last Modified:23 Oct 2009 14:05

Repository Staff Only: item control page