Memahami Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Dan Remaja Dalam Proses Pendidikan Kepribadian Di Keluarga Single Parent

Berliana, Diah Ayu (2010) Memahami Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Dan Remaja Dalam Proses Pendidikan Kepribadian Di Keluarga Single Parent. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF
68Kb

Abstract

Penelitian ini dilakukan berangkat dari fenomena banyaknya kekurangharmonisannya hubungan antara orang tua dan anak remajanya dalam keluarga single parent akibat kurangnya komunikasi dan peran ganda yang dilakukan oleh orang tua tunggal tidak berjalan dengan baik sehingga mengakibatkan tidak adanya keterbukaan dan ketidakdekatannya hubungan interpersonal antara orang tua tunggal tersebut dengan anak remajanya yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Hal seperti ini sering menjadi bahasan dalam rubrik konsultasi keluarga mengenai situasi keluarga single parent berkaitan dengan anakanak mereka, terutama anak yang sedang dalam masa perkembangan (remaja) diberbagai media, baik media massa maupun media elektronik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana komunikasi interpersonal antara orang tua dan remaja dalam proses pendidikan kepribadian di keluarga single parent dan juga proses penyelesaian masalah diantara keduanya. Dimana orang tua tunggal harus dapat berkomunikasi dan menjalankan peran gandanya, yaitu sebagai seorang ibu yang mendidik, mengasuh dan merawat anak remajanya, dan sebagai seorang ayah yang memenuhi kebutuhan keuangan keluarga dengan bekerja. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Hubungan Aku – Engkau (I – Thou Relationship) dan Hubungan Aku – Itu (I – It Relationship) dalam Littlejohn (2005 : 206), Teori Dialog Relational (Relational Dialectics Theory) dalam Littlejohn (2005 : 199-200), Teori Peran (Roles Theory) dalam LePoire (2006 : 56), dan Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dalam Irwanto (2002 : 242-243). Selain itu, digunakan juga teori penyebab konflik oleh Gerald Miller dan Mark Steinberg, yaitu : pseudoconflict, simple conflict, dan ego conflict (Bebee, 2005 : 223), sekaligus gaya penyelesaian konflik menurut K.W.Thomas dan R.H.Killmann yang mendasarkan pada 2 dimensi utama, yaitu : memusatkan pada diri sendiri dan memusatkan pada orang lain (Bebee, 2005 : 231-236). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merujuk pada paradigma interpretif. Subyek dalam penelitian ini adalah orang tua tunggal yang bekerja dan anak remajanya yang berusia antara 12 - 22 tahun. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada metode fenomenologi dari Von Eckartsberg. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses komunikasi interpersonal antara orang tua tunggal dengan anak remajanya dalam memberikan pendidikan kepribadian ikut dipengaruhi oleh : (1) Pola komunikasi dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan aktifitas orang tua tunggal dan aktifitas anak remajanya; (2) Peran yang dilakukan orang tua tunggal dan anak remajanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari; dan (3) Sumber konflik dan cara memanajemen konflik yang dilakukan oleh orang tua tunggal dan anak remajanya tersebut sehingga tidak berdampak pada hal-hal yang negatif. Kualitas komunikasi dan peran yang dilakukan oleh ibu single parent lebih baik dibandingkan dengan ayah single parent. Pada ayah single parent kualitas komunikasinya lebih rendah dan peran yang dilakukan juga sulit sekali untuk dijalankannya, sehingga biasanya digantikan oleh anggota keluarga yang lain. Hal ini yang mengakibatkan anak remajanya menjadi tidak bisa dekat dan terbuka dengan ayah single parentnya. Sedangkan kualitas komunikasi ibu single parent, meskipun tidak intens tapi ibu single parent selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan anak remajanya ditengah-tengah kesibukkan aktifitas yang dijalaninya. Dan peran yang dilakukan oleh ibu single parent ini tetap berusaha dijalankan bersamaan dengan kesibukkan tersebut. Meskipun begitu anak remajanya ternyata tetap tidak bisa dekat dan terbuka dengan ibu single parentnya. Konflik yang rentan terjadi diantara orang tua tunggal dan anak remajanya adalah simple conflict, yang terjadi akibat perbedaan pendapat, ide, persepsi, atau tujuan yang ingin dicapai diantara kedua belah pihak. Dan pseudoconflict, yaitu disebabkan karena kesalahpahaman dalam beberapa hal, salah satunya dalam hal kebiasaan komunikasi masing-masing. Dalam upaya menyelesaikan konflik berbeda-beda, ada yang menggunakan pola persetujuan (compromise), ada yang menggunakan pola penghindaran (avoidance), dan ada juga yang menggunakan pola persaingan (competition). Kesulitan untuk berkomunikasi yang masih ada, membuat kedua belah pihak sulit untuk mendiskusikan konflik yang terjadi sebagai usaha untuk menyelesaikan konflik. Gaya manajemen konflik yang berbedabeda seperti inilah yang kemudian membuat hubungan interpersonal diantara keduanya sulit berkembang.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:13926
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:09 Jun 2010 15:49
Last Modified:09 Jun 2010 15:49

Repository Staff Only: item control page