Ritanto, Mus Joko (2003) FAKTOR RISIKO KEKURANGAN YODIUM PADA ANAK SEKOLAII DASAR DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 2524Kb |
Abstract
Latar belakang : Masalah kesehatab masyarakat yang dapat menghambat kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Masalah GAKY adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan mempunyai dampak negatif terhadap manusia sejak rnasih dalam kandungan, setelah lahir sampai dewasa. Gangguan yang ditimbulkan pada wanita hamil terjadinya abortus, pada janin dapat terjadi lahir mati, berat badan lahir rendah, sampai cacat bawaan. Sedangkan pada anak dapat mengakibatkan terjadinya gondok, hipotiroid juvenil, gangguan fungsi mental, gangguan pertumbuhan dan pada dewasa menyebabkan gondok dengan segala aspeknya, hipotiroid, gangguan fungsi mental. Tujuan penelitian : (1) Untuk mengetahui prevalensi gondok dan kekurangan yodium pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. (2) Untuk mengetahui faktor risiko kekurangan yodium dan besar risikonya pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian : Jenis penelitian case control, besar sampel diambil sesuai dengan perhitungan sampel (a ) 0.05, kekuatan yang digunakan 80 % proporsi P2 = 30 %, OR = 2,75. Sampel adalah anak Sekolah Dasar yang mengalami kekurangan yodium UEI 50 gg/l, (kasus n = 59), dan anak tidak mengalami kekurangan yodium UEI > 100 gg/1, (kontrol n = 59). Sampel diukur tentang kadar yodium air bersih, pengetahuan ibu tentang garam dan kapsul beryodium, praktik penanganan garam, konsumsi makanan kaya yodium dan zat goitrogenik serta kadar yodium garam. Data dianalisis statistik multivariat dengan menggunakan metode backward stepwise conditional. Basil penelitian : Diternukan prevalensi gondok total (TGR) pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Selo sebesar 37,3 % dan kekurangan yodium berdasarkan kriteria WHO anak Sekolah Dasar sebesar 67,1 %. Dad analisis multivariat, faktor risiko kekurangan yodium pada anak sekolah dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali ternyata : (1) Pengetahuan ibu yang rendah tentang jenis garam beryodium (OR = 3,450 ; 95 % CI = 1,326 — 8,973), (2) Kadar yodium dalam gararn rendah (< 15 ppm) (OR = 3,058 ; 95 % CI = 1,387 — 6,738). Peluang tedadinya kekurangan yodium pada anak sekolah dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dengan paparan pengetahuan orang tua (ibu) yang rendah tentang jenis garam beryodium serta menggunakan garam dengan kadar yodium kurang dari 15 ppm adalah sebesar 19,5 %. Kesimpulan : Terjadi pergeseran endemisitas gondok dari endernis ringan (TGR = 19 %) pada tahun 1996 menjadi endemis berat (TGR = 37,3 %) tahun 2002 dan kekurangan yodium berdasarkan kriteria WHO dari 30,5 tahun 1996 menjadi 67,1 % pada tahun 2002. Secara statistik pengetahuan ibu yang rendah tentang jenis garam beryodium, sebagai faktor risiko tertinggi dan kadar yodium dalam garam dapur < 15 ppm merupakan faktor risiko ke dua sebagai penyebab kekurangan yodium pada anak sekolah dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Epidemiology |
ID Code: | 13741 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 08 Jun 2010 11:03 |
Last Modified: | 08 Jun 2010 11:03 |
Repository Staff Only: item control page