BETA SAHAM LQ45: SUATU PERBANDINGAN PADA PERIODE BULLISH DAN PERIODE BEARISH UNTUK SAHAM-SAHAM YANG TERCATAT DI BURSA EFEK JAKARTA

Kusneri, Uung (2002) BETA SAHAM LQ45: SUATU PERBANDINGAN PADA PERIODE BULLISH DAN PERIODE BEARISH UNTUK SAHAM-SAHAM YANG TERCATAT DI BURSA EFEK JAKARTA. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
2195Kb

Abstract

Researchs which had been conducted in Indonesian setting tend to abandon the capital market condition's difference in order to count systematic risk. In fact, model proposed by Fama and French (1992) with assumption that beta constant overtime which frequently used by Indonesian researchers have been debated because it create beta with lack of explanation power. Empirical evidence show that systematic risk represented by beta tend to change and did not constant, moreover beta must be viewed separately and divided to bullish and bearish beta. This study will scrunitize about systematic risk in two different market condition (bullish and ' bearish) in Jakarta Stock Exchange and will test whether any differences in those two market condition. As addition, this study will present systematic risk th both market condition. Data in this study are stock prices and Composite-Stock Price Index during January 1994 — December 2000 period, those data were provided by JSX Monthly Statistics published by Jakarta Stock Exchange. By using purposive sampling method, 24 stocks being obtained as samples in this study. Market model was employed to analyse the data and to obtain the stock's beta. Bharwaj and Brooks (1993) method were used to divide market condition into bearish and bullish condition. T-test conducted to conclude the hyphotesis about difference between both market condition. The finding shows there were any differences between beta in bullish market condition and beta in bearish market condition. Beta in bullish market condition have higher mean value than beta in bearish market condition. This evidence show that stocks in bullish market condition tend to sensitive and agresive (with beta > 1) in order to react the market condition, meanwhile stockspin bearish condition tend to less sensitive and defensive (with beta 1) toward stock market change. Banyak penelitian mengenai resiko sistematis yang dilakukan di Indonesia kurang memperhatikan adanya perbedaan kondisi pasar saham untuk memperkirakan resiko sistematis. Padahal model yang diajukan oleh Fama dan French (1992) yang digunakan oleh peneliti-peneliti di Indonesia dipandang kurang memadai, di mana diasumsikan bahwa resiko sistematis adalah konstan sepanjang waktu, akibat dari hal tersebut maka k6ndisi ini menghasilkan beta yang memiliki kemampuan yang menjelaskan kurang memadai. Bahkan beberapa bukti empiris mentmjukkan bahwa resiko sistematis yang ditunjukkan oleh koefisien beta saham selalu berubah seiring dengan waktu serta diternukan pula kecenderungan adanya perbedaan resiko sistematis pada pasar saham yang berada dalam kondisi bullish clan„hearish. Penelitiaa hit akan rnengkaji lebih mendalam mengenai resiko sistematis pada dua periode pasar yang berbeda (bearish dan bullish) di Bursa Efek Jakarta dan akan menguji mengenai ada tidaknya perbedaan resiko sistematis pada dua periode pasar tersebut. Sementara itu sebagai pelengkapnya, penelitian ini juga akari menampilkan resiko sistematis pada seinua kategori waktu tersebut. Data pada penelitian iM yang berupa harga saham dan IHSG periutupan bulanan selama periode Januari 1994 hingga Desember 2000 diperoleh dari JSX Monthly Statistics yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sebanyak 24 saham yang menjadi sampel pada penelitian ini. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan market model untuk memperoleh beta saham clan saham-saham yang menjadi sampel. Pembagian kondisi pasar bullish dan bearish dilakukan dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Bharwaj dan Brooks (1993). Teknik uji beda dilakukan untuk menyimpulkan hipotesis mengenai ada tidaknya perbedaan antara beta bullish dengan beta bearish. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara beta saham pada kondisi bullish dengan beta saham pada kondisi bearish. Beta saham pada kondisi bullish memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dafi pada beta saham pada kondisi bearish. Temuan ini menunjukkan bahwa pada kondisi pasar bullish, saham-saham cenderung bersifat lebih agresif (memiliki koefisien beta lebih besar dari 1) dan peka terhadap perubahan dalam pasar saham sedangkan pada kondisi bearish, saham-saham cenderung bersifat defensif dan tidak peka terhadap perubahan dalam pasar saham.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Accounting
ID Code:13645
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:07 Jun 2010 13:38
Last Modified:07 Jun 2010 13:38

Repository Staff Only: item control page