NOVELENTIKA, DEVNITA (2008) TAMAN PENITIPAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA BALITA DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 68Kb |
Abstract
1.1 Latar Belakang Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia Sekolah Dasar (7 tahun) ternyata tidak benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada usia Taman Kanak-Kanak (4-6 tahun) pun dianggap sudah terlambat. Menurut hasil penelitian, pada usia 4 tahun pertama, separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Artinya, kalau pada usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Secara keseluruhan sampai pada usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia 8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai 100% setelah berusia sekitar 18 tahun. Percepatan perubahan tatanan sosial budaya dalam masyarakat modern dewasa ini, terutama di kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah antara lain ditandai oleh bergesernya peran dan fungsi keluarga. Banyaknya wanita atau ibu yang tidak hanya berfungsi sebagai pendamping suami dan pengasuh anak dalam keluarga, tetapi juga berfungsi sebagai pencari nafkah telah menandai adanya perubahan fungsi dan peran wanita. Beberapa alasan seorang wanita bekerja antara lain karena faktor ekonomi, untuk mengatasi kebosanan dan kesepian di rumah, keinginan untuk berteman, mengejar karier, mengejar status, dan lain-lain. Data Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2006 diperoleh angka jumlah ibu / istri bekerja mencapai 52,28% (BPS : 2006). Hal ini mengakibatkan anak-anak tidak memperoleh kasih sayang secara penuh sehingga kebutuhan dasar anak untuk proses tumbuh kembangnya tidak terpenuhi secara optimal. Kebutuhan dasar bagi sang anak berupa kebutuhan fisik, kasih sayang/emosi, dan pendidikan pra sekolah yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua. Anak-anak adalah potensi utama bagi masa depan bangsa. Mereka tidak hanya sebagai cikal bakal penerus bangsa, tetapi juga sebagai individu yang diharapkan memilki daya saing tinggi. Mereka memegang peranan penting dan tanggung jawab yang besar bagi bangsa. Kepribadian dan kualitas individu pada masa dewasa sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pendidikan yang diperoleh pada masa kanak-kanak. Pemeliharaan kesehatan bagi anak-anak juga tidak kalah penting. Kualitas anak sangat dipengaruhi kesehatan selama masa tumbuh kembang anak. Anak pada golongan usia balita adalah masa rawan sehingga perlu mendapat pelayanan kesehatan lebih dalam karena anak mudah terinfeksi atau kekurangan gizi. Oleh karena itu diperlukan perhatian yang khusus terhadap anak-anak tentang pendidikan dan pemantauan kesehatan dalam proses perkembangan mereka. Jumlah anak-anak di kota Semarang mencapai 218.720 jiwa, yaitu sekitar 15% dari total penduduk (BPS:2004). Dari problematika tersebut, maka dibutuhkan suatu wadah untuk perawatan serta pengembangan anak usia balita baik dari segi pengasuhan, pendidikan, dan gizi maupun kesehatan. Pendidikan anak usia balita ini dapat ditempuh melalui pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan formal yang merupakan dasar awal pendidikan anak yaitu ditempuh melalui Taman Kanak-Kanak, dan pendidikan nonformal ditempuh melalui Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain (play group). Dengan demikian, nantinya anak akan selalu mendapat kecukupan kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan terlindung dari bahaya yang mungkin terjadi (kecelakaan, keracunan, penganiayaan, dan lain-lain). Anak tetap akan mendapatkan perhatian dalam tumbuh kembangnya secara optimal, sementara ibu dan ayahnya dapat bekerja di luar rumah dengan tenang. Berdasarkan gambaran uraian tersebut, menguatkan fenomena yang terjadi di kota Semarang bahwa mulai banyak wanita/ibu yang bekerja, sementara kebutuhan anak-anak usia balita akan sosok pengasuh dan pendidik juga penting. Maka dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu wadah sebagai sarana yang dapat meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak melalui pelayanan pengasuhan dan pendidikan yang berupa ”Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang”. Didasari pada pertimbangan karakteristik anak usia balita dalam masa pertumbuhan dan perkembangan dimana mereka sebagai pengguna utama, maka Perencanaan dan Perancangan Desain Arsitektur Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita ditekankan pada desain ”Arsitektur Organik”. Desain Arsitektur organik berupa desain yang mengkaitkan dengan bentuk-bentuk alami pada kehidupan manusia. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai yaitu merencanakan dan merancang Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang, sebagai fasilitas pendidikan, yaitu: a. Pendidikan nonformal, yaitu kelompok bermain (play group) dan taman penitipan anak (children day care), serta b. Pendidikan formal bagi anak usia dini yaitu TK, yang sesuai dengan standar yang ada dan sesuai dengan kebutuhan sebagai ruang kelas, ruang latihan dan ruang pengasuhan anak serta ruang bermain. Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang yang direncanakan diharapkan dapat memenuhi fungsinya dengan baik sebagai fasilitas pendidikan anak usia balita, fasilitas taman bermain, fasilitas pemantauan kesehatan anak, serta fasilitas pengasuhan dan penitipan anak. 2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok (dasar) perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan yang berguna sebagai acuan/pedoman dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. 1.3 Manfaat 1. Secara Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro dan selanjutnya sebagai landasan dan acuan dalam penyusunan Laporan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) sebagai bagian dari Tugas Akhir. 2. Secara Objektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir maupun mahasiswa Arsitektur yang lain dan masyarakat umum yang membutuhkan. 1.4 Ruang Lingkup Pembahasan 1. Ruang Lingkup Substansial : Meliputi perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang yang termasuk dalam kategori bangunan tunggal, yang berfungsi sebagai fasilitas yang memberikan pelayanan pendidikan formal dan nonformal, yaitu berisi kegiatan anak-anak yang membutuhkan ruang pendidikan, pengembangan kemampuan serta kreativitas anak dan pengasuhan anak. Masalah yang berada di luar lingkup arsitektural akan dibahas secara garis besarnya saja. 2. Ruang Lingkup Spasial : Perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang meliputi lingkup lokal kawasan kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah yang terbagi menjadi 10 bagian wilayah kota (BWK). 1.5 Metoda Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang berkenaan dengan judul Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang ini adalah melalui metode deskriptif. Metode ini memaparkan, menguraikan dan menjelaskan mengenai design determinant (penentuan/syarat desain) dan design requirement (kebutuhan desain) terhadap perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. Adapun design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang diantaranya adalah pemilihan lokasi dan tapak serta program ruang. Berdasarkan design determinant dan design requirement ini nantinya akan ditelusuri mengenai data-data yang diperlukan dalam perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. Data yang terkumpul kemudian akan dianalisa dengan bahan, alat, dan cara penganalisaan sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil penganalisaan ini akan didapat suatu kesimpulan, batasan, dan juga anggapan secara jelas mengenai perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang sebagai landasan dalam Desain Grafis Arsitektur. Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan dikelempokan kedalam 2 kategori yaitu : 1. Data Primer 1) Observasi Lapangan Dilakukan dengan cara pengamatan langsung melalui studi kasus di wilayah lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang dan studi banding pada Taman Balita Merby, KB dan TK Tadika Puri, KB dan TK Senyiur Indah, dan Bukit Aksara, Bina Fitrah, dan Rumah Anak Citrapata melalui pengumpulan data baik fisik maupun non fisik. Adapun data fisik dan non fisik yang dimaksud adalah: a. Data fisik, data yang didapat berupa gambar fisik baik denah maupun master plan obyek studi banding. b. Data non fisik, data yang didapat berupa angka atau jumlah pengguna yang diperoleh pada wilayah studi banding. 2) Wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola obyek studi banding serta berbagai pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai perencanaan dan perancangan bangunan pendidikan dan perawatan untuk anak usia balita serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan studi kasus perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. 1. Pemilihan Lokasi dan Tapak Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan tapak, dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data apa saja yang dibutuhkan dalam penentuan suatu lokasi dan tapak yang layak sebagai perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang, adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Data Primer, berupa data hasil observasi alternatif lokasi dan tapak pada wilayah perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. 2) Data sekunder, berupa data tata guna lahan/peruntukan lahan, potensi fisik, geografis, topografi, iklim, persyaratan bangunan yang dimiliki oleh lokasi dan tapak pada perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang nantinya. Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat dan cara yang nantinya diperoleh suatu kesimpulan mengenai lokasi tapak terpilih sebagai tapak yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. Adapun bahan, alat, dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Bahan, berupa alternatif lokasi dan tapak yang telah ditentukan. 2) Alat (kriteria), menggunakan nilai bobot terhadap kriteria lokasi dan tapak yang telah ditentukan. 3) Cara (nilai), dengan memberikan scoring terhadap masing-masing kriteria, kemudian diambil nilai terbesar. Dari hasil analisa terhadap lokasi dan tapak yang diajukan akan diperoleh tapak terpilih dengan nilai scoring terbesar sebagai tapak dan lokasi perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. 2. Program Ruang Pembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan mengumpulkan data-data mengenai pelaku ruang, beserta kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan dengan studi banding, serta dengan standar/literatur mengenai perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita. Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Data Primer, berupa data hasil observasi dan wawancara tentang jumlah pelaku atau pengguna obyek studi banding baik anak-anak usia balita, pengelola, pengasuh, pengajar, orangtua anak dan pihak terkait lainnya. Struktur organisasi pengelola atau lembaga lainnya yang erat kaitannya dengan perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita. 2) Data sekunder, berupa data populasi atau jumlah pada wilayah perencanan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita seperti jumlah penduduk usia balita dan jumlah Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita yang ada pada wilayah perencanaan yaitu kota Semarang, data kebutuhan ruang serta persyaratan ruang yang disyaratkan berdasarkan standar perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita. Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat dan cara yang nantinya diperoleh suatu kesimpulan berupa program ruang yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. Adapun bahan, alat dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Bahan, pelaku dan ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita. 2) Alat, standar perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita. 3) Cara, dengan menyesuaikan kebutuhan ruang yang diperlukan dengan standar ruang yang ditetapkan dan disyaratkan dalam perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita. Dari hasil analisa terhadap kebutuhan dan persyaratan ruang akan diperoleh program ruang yang akan digunakan pada perencanaan dan perancangan Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang. Alur Pikir 1.6 Susunan Penulisan BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode, dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tinjauan mengenai Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita, tinjauan tentang anak, tinjauan pendidikan anak usia dini, persyaratan ruang taman penitipan dan pendidikan anak usia balita, dan studi komparatif. BAB III TINJAUAN KOTA SEMARANG Membahas mengenai tinjauan kota Semarang, kebijakan dan rencana pembangunan Kota Semarang, potensi penduduk kota Semarang, dan perkembangan fasilitas pendidikan nonformal di Semarang. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi batasan dan anggapan dari pembahasan sebelumnya untuk digunakan sebagai dasar pendekatan dan penentuan landasan program selanjutnya. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan tentang dasar pendekatan, analisa pendekatan program perencanaan dan pendekatan program perancangan secara fungsional, kontekstual, teknis, kinerja, dan arsitektural. BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang konsep dan dasar perancangan yang berisi konsep perancangan, rekapitulasi program ruang dan besaran tapak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 1346 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 15 Oct 2009 10:49 |
Last Modified: | 28 Oct 2009 13:20 |
Repository Staff Only: item control page