SARASATI, CARINA (2008) SHORINJI KEMPO DOJO PARK DI SEMARANG Dengan penekanan desain modern. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 305Kb |
Abstract
1.1. PENGERTIAN JUDUL Shorinji Kempo Merupakan salah satu jenis olah raga bela diri tertua yang menjadi induk dari bela diri lain (seperti Judo, aikido, karate, dll) yang berasal dari India, dan berkembang pesat di Jepang setelah Sho Doshin membuka dojo (sebutan bagi tempat latihan bela diri Jepang) pertama Shorinji Kempo di Kota Tadotsu, Propinsi Kagawa, Pulau Shikoku, Jepang, yang kemudian menjadi pusat atau markas besar Shorinji Kempo. Dojo Kata dojo berasal dari bahasa Jepang yang berarti ruangan tempat latihan. Kata dojo merupakan istilah yang biasa digunakan pada bela diri dari Jepang, termasuk Shorinji Kempo dalam menyebut tempat latihan, misalnya : dojo UNDIP atau dojo SMA3. Park Park dalam bahasa Indonesia berarti taman. Taman adalah suatu tempat atau kawasan milik umum atau pribadi yang tanahnya (tanah dengan potensi yang ada di atasnya) ditata atau dibuat untuk digunakan dengan tujuan estetis, edukasi, rekreasi ataupun budaya. Shorinji Kempo Dojo Park di Semarang Tempat latihan bela diri yang juga menjadi pusat pendidikan dan Kegiatan Shorinji Kempo untuk tingkat Jawa Tengah yang ditata sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk tujuan estetis, rekreasi, dan juga edukasi, dengan lokasi berada di Kabupaten Semarang yang memenuhi kriteria dalam pemilihan tapak Shorinji Kempo Dojo Park. 1.2. LATAR BELAKANG 1.2.1. Perkembangan Seni Bela Diri secara umum Seni bela diri merupakan salah satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang itu mempertahankan diri. Seni bela diri pada mulanya berkembang di medan pertempuran sebelum adanya penggunaan senjata modern secara leluasa. Seni bela diri awalnya berkembang di kalangan orang awam, bukannya di kalangan anggota tentara. Boleh dikatakan seni bela diri terdapat di berbagai belahan dunia secara merata dan hampir setiap negara mempunyai seni bela diri asli maupun seni bela diri dari luar negeri yang pada akhirnya berkembang di Negara tersebut. Di Indonesia sendiri telah berkembang berbagai macam jenis seni bela diri salah satunya adalah Shorinji Kempo yang telah berkembang di seluruh penjuru tanah air. 1.2.2. Perkembangan Shorinji Kempo di Indonesia Perkembangan Shorinji Kempo di Indonesia dirintis oleh (alm.) Utin Syahraz, Indra Kartasasmita dan Ginandjar Kartasasmita sejak tahun 1962, sampai berdirinya suatu wadah bernama Perkemi (Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia) pada tanggal 2 Februari 1966 yang bertujuan membangun dan mendidik watak serta mental generasi muda bangsa Indonesia sesuai dengan janji dan ikrar Kempo. Perkemi telah melahirkan ribuan kenshi (sebutan bagi para anggota Shorinji Kempo) yang tersebar di seluruh tanah air. Saat ini Indonesia telah memiliki 26 Wilayah Daerah, 152 Wilayah Cabang dan 734 Dojo ( tampat latihan ). Perkemi bernaung di bawah KONI (Komite Olah Raga Nasional Indonesia) Pusat, selain itu juga menjadi anggota Federasi Kempo Sedunia atau WSKO (World Shorinji Kempo Organization) yang berpusat di Kuil Shorinji Kempo Tadotsu, Jepang sejak 22 Desember 1968 dengan nomor afiliasi 323. Saat ini, telah tersedia bangunan Pusat Pendidikan dan Latihan Bela Diri Shorinji Kempo di Pondok Gede, Bekasi. Bangunan tersebut merupakan tempat penyelenggaraan kegiatan-kegiatan Shorinji Kempo berskala nasional seperti Gashuku (Latihan Gabungan, biasanya disertai dengan penyeragaman teknik dan ujian kenaikan tingkat), Musyawarah Nasional Majelis Sabuk Hitam, Penataran dan Refreshing Wasit tingkat nasional, maupun latihan gabungan rutin. 1.2.3. Pekembangan Shorinji Kempo di Jawa Tengah Jawa Tengah merupakan salah satu Wilayah Daerah Perkemi dengan jumlah Kenshi terbesar. Namun perkembangan olahraga Shorinji Kempo yang pesat dengan prestasi para atlit ditingkat regional maupun internasional, ternyata tidak diikuti dengan penyediaan sarana latihan yang memadai. Dari sisi organisasi dan administrasi, juga belum tersedia sekretariat organisasi Shorinji Kempo yang representatif. Untuk menghadapi PON 2008 mendatang saja, Pengprov Perkemi Jateng mengadakan pemusatan latihan secara berpindah-pindah di beberapa kota seperti Semarang, Solo, Salatiga dan Purwokerto . Hal tersebut dikarenakan tidak tersedianya sarana latihan yang memadai untuk tingkat Jawa Tengah. Oleh karena itu diperlukan sebuah tempat yang dapat menampung berbagai kegiatan Shorinji Kempo untuk tingkat Jawa Tengah, dan “Shorinji Kempo Dojo Park” di Semarang (dengan pertimbangan Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah) merupakan tempat yang sesuai untuk fenomena tersebut. “Shorinji Kempo Dojo Park” merupakan pusat dari seluruh kegiatan Shorinji Kempo untuk tingkat Jawa Tengah dan dapat pula menampung Kegiatan berskala nasional, yang menyediakan tempat latihan dan pendidikan Shorinji Kempo, kantor sekretariat Perkemi Jateng, dan fasilitas-fasilitas lain seperti restoran, hotel, park sebagai sarana rekreasi, galeri, dan tempat kebugaran. Diharapkan dengan adanya “Shorinji Kempo Dojo Park” di Semarang dapat menampung seluruh aktivitas Shorinji Kempo serta mendukung perkembangan dan prestasi para Kenshi untuk tingkat Jawa tengah, khususnya Semarang. Dari segi pertimbangan originalitas, desain bangunan Shorinji Kempo Dojo Park menyajikan konsep yang berbeda dari Dojo-dojo lainnya, karena Shorinji Kempo Dojo Park menggabungkan antara fungsi Dojo sebagai tempat berlatih dengan park (taman) yang bersifat rekreasi, sehingga selain dapat mendukung latihan para kenshi baik dalam latihan fisik maupun latihan mental yang memerlukan suasana tenang dan natural, orang-orang yang mengunjungi Shorinji Kempo Dojo Park juga dapat menikmati suasana taman dan fasilitas-fasilitas yang tersedia sambil menyaksikan para kenshi yang sedang berlatih, bahkan jika memungkinkan dapat disewakan untuk acara-acara tertentu. Shorinji Kempo Dojo Park menggunakan penekanan desain arsitektur modern yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar, namun tetap menggunakan standar-standar Dojo sebagai tempat latihan bela diri. Dari Uraian tersebut di atas, di Semarang, dibutuhkan suatu wadah sebagai pusat kegiatan dan latihan Shorinji Kempo yang dapat mendukung perkembangan dan prestasi dari Kenshi-kenshi Jawa Tengah. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Shorinji Kempo Dojo Park di Semarang dengna desain arsitektur modern. 1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Memperoleh suatu Judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai originalitas / karakter judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. 1.3.2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses ( dasar ) perencanaan dan perancangan Shorinji Kempo Dojo Park di Semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan ( design guide lines aspect ). 1.4. Manfaat Untuk memenuhi salah satu persyaratan Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur FT Undip. Serta sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Tugas Akhir. 1.5. Ruang Lingkup 1.5.1. Ruang Lingkup Substansial Shorinji Kempo Dojo Park di Semarang adalah suatu perencanaan dan perancangan bangunan bermassa banyak dengan desain arsitektur modern yang mengabungkan antara fungsi Dojo sebagai tempat pendidikan dan latihan bela diri dengan park sebagai sarana edukasi dan rekreasi. 1.5.2. Ruang Lingkup Spasial Lingkup spasial yang dibahas mencakup regional Jawa Tengah, dan Kota Semarang sebagai ibu Kota Jawa Tengah. Shorinji Kempo Dojo Park di Semarang direncanakan terletak di Kabupaten Semarang tepatnya di daerah yang tidak bising dan diutamakan kondisi lahan yang berkontur, namun tetap mudah dijangkau dan dapat mendukung aktivitasnya sebagai pusat Kegiatan dan Latihan Shorinji Kempo di Jawa Tengah. 1.6. ALUR PIKIR 1.7. METODE PEMBAHASAN 1. Tahap Pengumpulan Data Menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder dengan cara: a. Survey lapangan, yang berupa wawancara dan observasi. b. Mengadakan studi literatur. 2. Tahap Analisa a. Induksi, yaitu menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang ada. b. Komparasi, yaitu menilai, melakukan penganalisaan dengan bahan-bahan yang didapat dari observasi, pengumpulan data dan studi literatur. 3. Tahap Sintesa Merupakan tahap perumusan konsep dengan menggunakan metode deduksi, yaitu membuat perumusan dari hasil induksi. 1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Secara garis besar urutan pembahasan dilakukan dengan sistematika sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, maksud dan tujuan, alur pikir, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. Bab II. Tinjauan Pustaka : Tinjauan Shorinji Kempo Dojo Park Berisi tentang landasan teori mengenai sejarah perkembangan Shorinji Kempo, sejarah dan perkembangan Perkemi, Karakteristik Dojo, Tinjauan Studi Banding, Pengertian dan standar fasilitas Bab III. Tinjauan Shorinji Kempo Dojo Park di Semarang Meliputi tinjauan Lokasi, Kebijakan dan Data-data Kabupaten Semarang; Perkembangan Shorinji Kempo di Jawa Tengah dan Semarang, Kegiatan dan Pelaku Shorinji Kempo Dojo Park. Bab IV. Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Berisi kesimpulan dari bab I – bab III, batasan dan anggapan yang perlu diperhatikan bagi Perencanaan dan Perancangan Shorinji Kempo Dojo Park di Semarang. Bab V. Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Merupakan analisa pendekatan program perencanaan dan perancangan yang mencakup pelaku dan jenis kegiatan, pendekatan arsitektur bangunan, serta pendekatan lokasi dan tapak bangunan Shorinji Kempo di Semarang. Bab VI. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Membahas rumusan konsep dan program dasar perancangan arsitektur berupa konsep dasar perencanaan, konsep dasar perancangan, dan program dasar perancangan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 1332 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 15 Oct 2009 09:49 |
Last Modified: | 30 Oct 2009 08:41 |
Repository Staff Only: item control page