PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

Fadheli, Nasrun (2008) PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
50Kb

Abstract

1.1. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) sebagian besar bertumpu salah satunya pada sektor pendidikan dan pembangunan pribadi manusia khususnya untuk membentuk akhlakulkarimah dan moral yang tinggi. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional membentuk lembaga pendidikan baru, Munculnya perkembangan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia seperti pendidikan formal maupun nonformal yang dibina oleh pemerintah/swasta. Sebagai lembaga pendidikan sudah pasti mengikuti progam negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang terdapat pada alinea ke-4 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Belajar sambil mengaji pada pondok pesantren sangat merespon oleh masyarakat terutama masyarakat pedesaan dimana mereka tetap mengangkat akhlak atau budi pekerti luhur sebagai modal iman dan taqwa dalam bermasyarakat kelak. Dapat dipahami, pendidikan moral keagamaan yang membentuk akhlakulkarimah dan budi pekerti banyak mereka dapatkan melalui pesantren-pesantren maupun madrasah. Kabupaten Pekalongan dengan nama lain yang terkenal kota batik juga memiliki nama daerah sendiri seperti kota santri. Jumlah pondok pesantren tercatat pada tahun 2008 sebanyak 88 pondok pesantren, dengan jumlah santri 12.762 orang dan pada tahun 2003 dengan jumlah 87 ponpes dengan 13.054 santri. Analisa ini menunjukkan penambahan ponpes tidak diikuti dengan peningkatan jumlah santri. Di Kabupaten Pekalongan masih menggunakan sistem tradisional, kurikulum tetap menggunakan kurikulum pondok saja dan belum menyentuh hal-hal modern, serta ijazah formal sekolah diharuskan untuk melanjutkan pendidikan ataupun mencari pekerjaan tidak didapatkan. Berbeda dengan pendidikan sistem madrasah, yang menunjukkan peningkatan sebesar 14,25 % pada tahun 2007 dengan jumlah 377 madrasah dan 54.231 murid (MDA, MI, MTs dan MA) yang sebelumnya pada tahun 2006 sebesar 335 madrasah dengan 51.547 murid, hal ini menunjukkan minat masyarakat terhadap pendidikan melalui madrasah. Persentase yang signifikan tadi oleh kabupaten Pekalongan sendiri yang memiliki penduduk mayoritas islam, tercatat 99,57 % pada tahun 2007 dan religiusitas yang tinggi. Kondisi yang demikian akan membangkitkan masyarakat untuk mencari sistem pendidikan pesantren yang didalamnya akan mengajarkan kematangan etis dan intelektual, konsep yang dilatarbelakangi tadi memberikan inspirasi adanya bangunan pesantren dengan paradigma pendidikan modern atau lebih sering disebut pondok pesantren modern. Bangunan di Kabupaten Pekalongan sebagian besar menggunakan bentuk arsitektur setempat yaitu arsitektur tradisional jawa, tetapi dalam perkembangannya bangunan-bangunan yang berdiri sekarang menggunakan unsur-unsur modern dan tetap menerapkan bentuk arsitektur setempat. Untuk melestarikan budaya arsitektur setempat, dan sesuai dengan perkembangan zaman pendekatan yang dilakukan menggunakan arsitektur neo vernakular dengan konsep-konsep visual/citra bangunan sebagai bangunan fasilitas pendidikan. Berbagai macam penjelasan di atas, kabupaten pekalongan sebagai kota santri dan mayoritas berpenduduk agama islam serta untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki intelektualitas tinggi dan budi pekerti luhur, maka dibutuhkan sarana pendidikan modern tanpa meninggalkan pendidikan etis/moral agama. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang pondok pesantren yang dapat memberikan keahlian khusus seperti fashion di Pekalongan. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Penyusunan landasan progam perencanaan dan Perancangan Arsitektur pada pondok pesantren yang mengembangkan keahlian khusus batik. 1.2.2. Sasaran Sasaran yang akan dicapai adalah menyusun dan merumuskan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur untuk bangunan pondok pesantren di Kabupaten Pekalongan dengan memperhatian potensi dan kendala yang ada. 1.3. Manfaat 1.3.1. Secara Subyektif Sebagai salah satu persyaratan untuk melanjutkan ke studio grafis tugas akhir periode 26 1.3.2. Secara Obyektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan didalam perencanaan dan perancangan suatu fasilitas pendidikan yang berupa pondok pesantren. 1.4. Metode Penulisan Metode penulisan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur menggunakan metode diskriptif dan dokumentatif. Metode diskriptif yaitu pengumpulan dan penyusunan data kemudian dianalisa melalui pendekatan-pendekatan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan cara : • studi pustaka Sumber literatur maupun referensi sebagai acuan/pedoman utama dalam perencanaan dan perancangan arsitektur yang berkaitan dengan pengertian-pengertian (karakteristik istilah dan pelaku), bakumutu/standard khusus (penentuan kebutuhan), dan persyaratan khusus (konsep bentuk, struktur dan sebagainya) • pengamatan/survey Pengamatan/studi banding terhadap obyek sejenis sebagai studi komparasi,melakukan pengamatan terhadap alternatif tapak/lokasi untuk menentukan lokasi terpilih • wawancara Dilalukan untuk memperoleh gambaran umum/khusus mengenai obyek studi • dokumentasi Data-data yang terangkum berupa sketsa, gambar dan foto 1.5. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bagian bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, metode penulisan serta sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian bab ini berisi tentang tinjauan-tinjauan mengenai pengertian-pengertian yang berkaitan dengan karakteristik istilah pondok pesantren modern, pelaku, aktifitas maupun sistem kepengelolaan pondok pesantren, kemudian tinjauan yang berkaitan dengan penekanan desain arsitektur (perancangan) BAB III TINJAUAN PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN PEKALONGAN Pada bagian bab ini meguraikan kondisi fisik maupun non fisik Kabupaten Pekalongan dan rencana pengembangan wilayahnya serta mengenai perkembangan dan sistem pendidikan pesantren serta madrasah di Kabupaten Pekalongan BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan dari kepustakaan serta batasan dan anggapan yang harus diperhatikan dalam pendekatan-pendekatan perencanaan dan perancangan arsitektur BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PONDOK PESANTREN MODERN Pada bagian ini merupakan analisis program perencanaan dan perancangan arsitektur melalui pendekatan/aspek fungsional, kontekstual, kinerja, teknis dan visual arsitektural BAB VI LANDASAN KONSEPTUAL PRORAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PONDOK PESANTREN MODERN Pada bagian ini merupakan rumusan dari analisis yang dilakukan berupa program ruang, utilitas, MEE dan penggunaan penekanan desain serta tapak terpilih. 1.6. Alur Pikir

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:1327
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:15 Oct 2009 09:25
Last Modified:27 Oct 2009 08:42

Repository Staff Only: item control page