SIHONO, SIHONO (2003) [ERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PRASARANA PASCA PEREMAJAAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI MOJOSONGO SURAKARTA. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 9Mb |
Abstract
The renewal of slum area is done to optimize the public space by arrangging the public housing especially for the low cost housing. In this case there are some types of the renewal that can be used. In Mojosongo, it was done by redevelopment, resettlement and the program without changing area structure. After implementation the program, they need infrastructure management. The purpose of this research based to increase community participation in the infrastructure management by knowing the forms of participation, the level of participation and influence factors. In order to reach those goal, there is quantitative analyst by cross tabulation support by qualitative description. In different area in Mojosongo that have been improved with different program there are the same types of community participation in infrastucture management. In the form of donation, peoples like to give the force form and in the activitiy form, there is mass action to maintain and develop the infrastructure. The meeting activity done once a month that present a part of the society in the RW level, in the R7' level present all of the society. Those meeting regularly done at the same time and different place or at different time and the same place. In this case for the RT level tend to form as direct participation while on the RW level is indirect participation. About the voluntary degree there is free participation form. The community participation level in infrastructure management in Mojosongo totally high and according to Arstein it can be classified at the delegated power level. It shows that the jugdment about how low the level of community participation was not entirely correct. Concerning the influence factors, in RW I (redevelopment), the form of participation be influenced by the number of neighbors known, the form of donation during the renewal that has be done, leader presence and how much the government assistance. For the participation level be influenced by the age, the form of donation during the renewal, perception the benefit of community participation and infrastructure characteristic. In RW II-VI, the form of participation be influenced by the age, occupation, the number of neighbors known, perception of the infrastucture management responsibility and role of external agencies. For the level of community participation be influenced the age, income level, the level of community participation during the renewal, perception of the benefit of community participation, the government help on fund and material. In RW VII (resettlement), the form of community participation be influenced by education level and the number of neighbors known. For the level of participation be influenced by education level, the perception of the benefit of community participation, the number of neighbors known, the long of the living and the level of participation during the renewal. As for the whole area improved, the form of comm. unity participation be influnced by the number of neighbor knowns and the level of community participation is influenced by the perception of the benefit of community participation in infrastructure management. To increase the level of community participation in the whole area in Mojosongo that has been improved in the renewal of slum area, the factors that must be concerned if the community more participate in infrastucture management are the number of neighbors factor and the perception of the benefit of community participation. This effort must be supported with the activities to decrease community participation constraints especially in the economic and government bureaucracy. Peremajaan lingkungan permukiman dilakukan untuk mengoptimalkan ruang kegiatan masyarakat dengan melakukan penataaan perinukiman kumuh terutama yang dihuni oleh kelompok masyarakat kota berpenghasilan rendah. Dalam hal ini terdapat berbagai tipe peremajaan yang dapat dilakukan. Di Mojosongo yang pada awalnya merupakan salah satu kawasan permukiman kumuh di Kota Surakarta, peremajaan dilakukan dengan redevelopment, resettlement dan peremajaan tanpa perubahan struktur kawasan. Dalam peremajaan tersebut dibutuhkan adanya pengelolaan prasarana pasca pelaksanaan. Tujuan penelitian ini adalah dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan prasarana dengan mengetahui bentuk peran serta, tingkat peran serta dan .faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan analisa kuantitatif dengan tabulasi silang yang didukung dengan diskriptifkualitatif Di Mojosongo, bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam pengelolaan prasarana untuk tiap-flap lingkungan yang terkena program peremajaan yang berbeda pada dasarnya sama. Untuk bentuk sumbangan dalam pengelolaan prasarana berupa lenaga dan bentuk kegiatan berupa kerja bakti. Kegiatan pertemuan dilakukan satu kali dal= sebulan ditnana kehadiran warga diwakili oleh sebagian warga untuk tingkat RW dan untuk tingkat RT dihadiri seluruh warga. Pertemuan tersebut dilakukan rutin pada waktu sama dan tempat berbeda atau sebaliknya. Dalam hal ini untuk tingkat R7' cenderung berbentuk peran serta langsung sedangkan tingkat RW berbentuk peran sena tak langsung. Mengencti derajad kesukarelaan maka kegiatan yang ada berbentuk peran serta bebas. • Secara keseluruhan tingkat peran serta masyarakat tinggi dalam pengelolaan prasarana dan menurut kategori Arstein dapat digolongkan pada tingkat delegated power. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan prasarana di Mojosongo tidak selamanya henar. Mengenai faktor yang berpengaruh, di RW I (redevelopment), bentuk peran serta dipengaruhi oleh jztmlah tetangga yang dikenal, bentuk sumbangan dalam peremajaan, kehadiran pemimpin dan besamya bantztcna dart pemerintah. Untuk tingkat peran serta dipengaruhi oleh umur, bentuk sumbangan dalam peremajaan, persepsi manfaat dan karakteristik prasarana. Di RW II-k? (program peremajaan tanpa merubah struktur kawasan), bentuk peran serta dalam pengelolaan prasarana dipengaruhi oleh umur, jenis pekerjaan, jumlah tetangga yang dikenal, persepsi tanggungjawab dan bantuan pihak ketiga. Untuk tingkat peran serta masyarakat dipengaruhi oleh mazer, tingkat pendapatan, tingkat peran serta selama peremajaan, persepsi manfaat, pemberian bantuan dana dan material oleh pemerintah. Pada akhirnya di RW VII (resettlement), bentuk peran serta dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan jumlah tetangga yang dikenal. Untuk tingkat peran serta dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, persepsi manfaat peran serta, jumlah tetangga yang dikenal, lama tinggal dan tingkat peran serta selama peremajaan. Sehingga secara keseluruhan pada kawasan yang telah diremajakan bentuk peran serta dipengaruhi oleh jumlah tetangga yang dikenal dan tingkat peran serta dipengaruhi persepsi manfaat kegiatan peran serta. Dengan demikian untuk meningkatkan peran serta masyarakat di seluruh kawasan yang telah diremajakan di Mojosongo maka faktor yang harus diperhatikan agar masyarakat dapat lebih terlibat dalam pengelolaan prasarana adalah faktor jumlah tetangga yang dikenal dan faktor persepsi manfaat kegiatan. Upaya ini harus didukung dengan usaha-usaha untuk memperkecil hambatan-hambatan masyarakat dalam berperan serta terutama di bidang ekonomi dan birokrasi dari Pemerintah.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
ID Code: | 13261 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 03 Jun 2010 15:03 |
Last Modified: | 03 Jun 2010 15:03 |
Repository Staff Only: item control page