Putri, Rahma (2008) Sekolah Dasar Islam di Yogyakarta. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 78Kb |
Abstract
1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Modernisasi teknologi seolah menjadi suatu proses yang sangat diandalkan oleh beberapa negara dalam persaingan dunia. Implikasi dari hal tersebut adalah suatu negara akan masuk kedalam kompetisi perkembangan Iptek yang sarat dengan kebiasaan pola hidup modern pada masyarakat. Negara yang tidak mampu mengikuti kompetisi tersebut secara tidak langsung akan masuk kedalam daftar adopter country, yaitu negara yang masih dalam taraf menggunakan teknologi yang diadopsi dari bangsa lain. (suara Muhammadiyah, stagnasi ilmu pengetahuan di dunia Islam, 3 oktober 2007). Indonesia adalah negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan. Hal ini merupakan suatu upaya Indonesia untuk dapat mengikuti perkembangan zaman. Namun kemajuan akan Iptek serta upaya memodernisasi zaman bukan tidak menimbulkan dampak negatif bagi alam. Indikator hal tersebut dapat dilihat dari maraknya isu pelestarian alam akhir-akhir ini. Bahkan, lingkungan menjadi isu global pada negara berkembang ataupun negara maju. Sehingga pemakaian akan sumber daya alam yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan akan menyebabkan kerusakan, seperti : pembalakan liar, global warming, serta penumpukan sampah, polusi udara, dll (www.mil.undip.ac.id). Kemajuan teknologi tanpa diimbangi adanya SDM yang memiliki tanggungjawab tinggi, akan menimbulkan berbagai permasalahan pada alam. Kondisi tersebut akan sangat berpotensi buruk bagi Indonesia, jika sumber daya manusianya tidak ditanamkan keseimbangan antara Iptek, Imtaq, dan tanggungjawab untuk melestarikan alam dari dasar. Karena, gaya hidup manusia modern merupakan salah satu penyebab rusaknya lingkungan. Sampah yang dihasilkan perumahan atau kota turut menyumbang kematian sungai yang mengaliri perkotaan. Bencana itu masih ditambah dengan tumbuhnya industri di sepanjang sungai yang sering digunakan sebagai sarana pembilasan dan pembuangan sampah industri. Hampir semua sungai di Indonesia mengalami tekanan kerusakan fungsi ekosistemnya. (Didik S.Hargono, KoranInternet, 2008,) Amin (2005) dalam paradigma holism-dialogisme pembangunan lebih didefinisikan sebagai upaya meningkatkan kapasitas tatanan agar senantiasa mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan sehingga dapat mencipatakan peluang dari perubahan itu. Senada dengan hal tersebut, teori entorpti dalam paradigma ekologi menekankan bahwa lingkungan alam akan sampai pada batas daya dukungnya bila dieksploitasi terus menerus. Tujuan pembangunan bagi paradigma ekologi adalah terciptanya keseimbangan antara aktivitas produksi dengan daya dukung ekosistem. Sehingga sarana pembangunan yang diandalakan adalah pengembangan dan popularitas teknologi tepat guna, dengan asumsi bahwa pemakaian teknologi harus lebih kecil dari pada efek perusakan lingkungan. Dengan kata lain pembangunan haruslah mempertimbangkan daya dukung alam melalui penghematan, pelestarian dan rehabilitasi (Gardner and Lewis, 1996). Gerakan penghematan kosumsi dan daur ulang juga ditempuh sebagai sarana pembangunan, termaksuk “penghijauan pembangunan” (Adams, 1993). UU RI no 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Hal ini sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Islam, dimana keseimbangan antara kemajuan Iptek haruslah diimbangi dengan pengetahuan agama serta kecintaan untuk melestarikan alam. Kongres Pendidikan Islam se-Dunia (HM, Arifin, 2000 dalam Maharani) yang diadakan di Islamabad pada tahun 1980 mempunyai tujuan sebagai berikut: Pendidikan harus menyelesaikan cita-cita (idealisme) Islam yang mencakup pengembangan kepribadian Muslim yang bersifat potensi psikologis dan fisiologis (jasmani) manusia yang mengacu kepada keamanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuk manusia Muslim paripurna berjiwa tawakal (menyerahkan diri) secara total kepada Allah SWT. Sayangnya, di masa kemunduran sekarang Dunia Islam mengindikasikan sejumlah keterpurukan dan keterbelakangan di bidang iptek dan pendidikan. Bahkan ditengarai telah terjadi stagnasi iptek di Dunia Islam. Fenomena ini dapat dicermati dari keterbelakangan ekonomi yang melanda Dunia Islam serta ketergantungan iptek terhadap Dunia Barat. (suara Muhammadiyah, stagnasi ilmu pengetahuan di dunia Islam, 3 oktober 2007). Indonesia memiliki populasi penduduk sekitar 210 juta jiwa dan sekitar 85% masyarakatnya memeluk agama Islam. Namun partisipasi yang dihasilkan masyarakat Indonesia saat ini masih sangat tertinggal dibandingkan dengan bangsa lain. Sedangkan para ilmuwan Muslim terdahulu telah banyak menyumbangkan pemikiran dan karya-karya monumentalnya dalam ilmu pengetahuan yang sangat berpengaruh dalam modernisasinya zaman saat ini. Implikasi dari lemahnya ilmu pengetahuan dalam suatu Negara mampu membuat sistem ekonomi, perbankan, dan pendidikan yang dijalankan tidak lain merupakan sistem yang diadopsi dari negara-negara maju. Akibatnya, sistem Pemerintahan akan banyak didominasi oleh Negara lain, yang hanya berorientasi pada profit / profit oriented tanpa mempertimbangkan dampak dari tindakannya. Pentingnya pengenalan rasa tanggungjawab terhadap alam akan lebih mudah jika dimulai pada usia dasar. Hal ini bertujuan agar tercipta sebuah generasi yang terbiasa untuk menjaga kelestarian alam dengan tetap mengikuti modernisasi zaman. Keseimbangan antara ilmu agama, pengetahuan, dan pengenalan alam, diharapkan akan membawa anak didik memiliki kecerdasan yang didasari dan berasal dari keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah yang berdampingan pada kemajuan teknologi. Untuk menciptakan sistem pendidikan tersebut, fasilitas serta lingkungan yang mendukung merupakan salah satu faktor yang sangat berperan agar terciptanya tujuan tersebut. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah kawasan yang dinilai tepat untuk mengembangkan Sekolah Dasar Islam. Hal ini dikarenakan Yogyakarta merupakan kawasan yang mendapat julukan sebagai “kota pelajar”, dimana masyarakat akan lebih berantusias untuk menjadikan Yogya sebagai tempat mencari ilmu. Namun, dalam perkembangannya, identitas tersebut mulai dipertanyakan kembali oleh sebagian kalangan. Meredupnya citra Yogyakarta sebagai kota pelajar juga tidak terlepas dari perkembangan kota yang kontraproduktif dengan dunia pendidikan. (KOMPAS Senin, 20 Agustus 2007). Banyaknya fasilitas lembaga pendidikan dikota tersebut, akan lebih memudahkan suatu sistem pembelajaran yang baru untuk dikenalkan kepada masyarakat luas. Sehingga, perencanaan dan perancangan untuk membangun gedung pendidikan modern yang berbudaya Islami merupakan salah satu fasilitas bagi mayoritas penduduk Indonesia dan merupakan salah satu tanggungjawab bersama. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah untuk mendapatkan landasan dalam merencanakan dan merancang suatu fasilitas pendidikan yaitu Sekolah Dasar Islam di Yogyakarta. 1.2.2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah–langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Sekolah Dasar Islam di Yogyakarta berdasarkan atas aspek – aspek panduan perancangan (design guidelines aspect). 1.3. Manfaat 1.3.1 Secara Subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam pembuatan desain grafis Tugas Akhir. 1.3.2 Secara Obyektif Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam perancangan Sekolah Dasar Islam di Yogyakarta, selain itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan membuat Tugas Akhir maupun bagi mahasiswa Arsitektur lainnya dan masyarakat umum yang membutuhkan. 1.4. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan secara substansial ditekankan pada aspek-aspek perencanaan dan perancangan yang berkaitan dengan disiplin ilmu Arsitektur untuk Sekolah Dasar yang meliputi perundang-undangan / kebijaksanaan Pemerintahan. Sedangkan hal-hal lain di luar lingkup ilmu Arsitektur akan dibahas secara garis besar sepanjang masih berkaitan dengan masalah perencanaan dan perancangan Sekolah Dasar Islam di Yogyakarta. Secara fisik, lingkup pembahasan perancangan ini adalah Kota Yogyakarta. 1.5. Metode Pembahasan Laporan ini dibahas dengan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan dan menguraikan data primer dan sekunder. Yang kemudian diolah dan dikaji dengan mengacu pada potensi dan masalah yang muncul, kemudian dilakukan pendekatan perencanaan dan perancangan atas dasar pertimbangan berbagai aspek yang berorientasi pada disiplin ilmu Arsitektur, landasan teoritis dan standar yang ada. Tahap pengumpulan data yang dimaksud meliputi : A. Data Primer Melakukan survei lapangan pada lokasi yang direncanakan dengan pengamatan langsung dan membuat dokumentasi hasil pemotretan kondisi dan potensi di lapangan serta studi banding. B. Data Sekunder Studi literatur dari buku-buku tentang Sekolah Dasar Islam untuk mencari data tentang pengertian, bentuk kegiatan dan fasilitas. Mengumpulkan data yang berkaitan seperti data kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. 1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang digunakan untuk menguraikan penulisan secara terperinci adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai definisi yang berhubungan dengan pendidikan, pendidikan Islam, Sekolah Dasar Islam, bangunan pendidikan, syarat bangunan pendidikan, kurikulum berbasis kompetensi, serta studi banding dari Sekolah Dasar Islam Hidayatullah dan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar-Ridho. BAB III. TINJAUAN SEKOLAH DASAR ISLAM di YOGYAKARTA Menguraikan tentang kondisi fisik dan non fisik, Kota Yogyakarta, dan rencana pembangunan Kota Yogyakarta. BAB IV. KESIMPULAN, BATASAN, dan ANGGAPAN Berisi tentang batasan dan anggapan permasalahan Sekolah Dasar Islam di Yogyakarta sebagai titik tolak pendekatan perencanaan dan perancangan. BAB V. PENDEKATAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menguraikan dasar pendekatan pada perencanaan dan perancangan Sekolah Dasar Islam yang meliputi pendekatan aspek fungsional, pendekatan kontekstual, pendekatan aspek visual, pendekatan aspek teknis dan kinerja, serta pemilihan tapak. BAB VI. KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN Berisi program dasar perancangan, program ruang, serta tapak untuk Sekolah Dasar Islam di Yogyakarta. 1.7. Alur Pikir
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 1326 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 15 Oct 2009 09:20 |
Last Modified: | 28 Oct 2009 13:57 |
Repository Staff Only: item control page