RAHAYUNINGSIH, RIMA (2008) PUSAT BATIK DI PEKALONGAN. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 105Kb |
Abstract
1.1 Latar Belakang Salah satu hasil karya rakyat bangsa yang sampai saat ini masih membuat dunia terkagum-kagum dan bahkan terpesona adalah Batik. Batik merupakan produk budaya Indonesia yang sangat unik dan merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan dan dibudidayakan. Selain itu, batik juga merupakan salah satu solusi potensial untuk mendongkrak devisa negara melalui revitalisasi industri kecil dan menengah. Hingga kini batik digunakan sebagai pakaian yang sangat eksotis. Khususnya kerena motifnya yang unik dan beragam baik itu di mata masyarakat pribumi sendiri ataupun pendatang asing. Dalam proses pembuatannya, Batik ternyata memakan proses yang cukup lama dan rumit. Mulai dari pemilihan kain yang bagus dan sesuai, kemudian obat batik, dan penyablonan atau pengecatan/pelukisan seni batik. Keunikan seni batik sendiri dapat dilihat motifnya yang beraneka ragam mulai dari motif yang bernuansa klasik hingga modern. Definisi dari motif adalah corak-corak hiasan yang digunakan dalam proses melukis atau menerapkan batik. Bentuknya berupa dua motif bentuk utama yaitu, motif organik dan geomatik. Motif organik merupakan motif yang berunsurkan alam seperti tumbuhan-tumbuhan, bunga-bungaan dan hewan. Sedangkan motif geomatrik ada beberapa macam seperti pucuk rebung dan motif bunga kotak bercampur. Ketika batik sudah membuktikan diri bisa menjadi salah satu warisan budaya, ia juga harus memiliki kemampuan bisa menghidupi bangsa ini. Disamping untuk terus mendirikan derajat batik, juga untuk menjadikan batik sebagai produk unggulan republik ini. Kembali pada citra batik tadi, bahwa kita harus melihatnya sekarang sebagai sebuah masa depan. Batik jangan lagi diposisikan sebagai sebuah masa lalu, tapi ia mestinya diletakkan pada rasa seni yang dinamis dan siap ditangani secara tradisi maupun oleh putaran generator yang mengatur mata pintal pabrik tekstil. Ada hal yang masih belum kunjung selesai diperjuangkan oleh masyarakat batik Indonesia, yakni mengajak kaum muda mencintai batik. Ini adalah sebuah tantangan bagi masyarakat perbatikan Indonesia untuk mencari trik bagaimana anak muda mulai mencintai batik. Jika memang mau melihat batik sebagai sebuah masa depan, maka segmentasi anak muda ini harus jadi perhatian. Para perajin batik hendaknya mulai memikirkan motif-motif yang bisa dekat ke anak muda. Sementara para desainer juga mulai memikirkan mencipta benda-benda yang menggunakan batik sebagai salah satu media utamanya. Namun sepertinya Batik yang merupakan produk peradaban dan kebudayaan Nusantara kita sedang hampir mengalami ‘kecolongan’. Seni Batik kurang terperhatikan untuk diberdayakan sebagai sumber devisa yang sangat potensial. Jika kondisi ini kita relakan berjalan dengan apa adanya, maka bisa diprediksikan negara kita akan mengalami kerugian yang sangat memprihatinkan. Kerugian tersebut tidak hanya dari segi materi yang mana bisa kita daya gunakan untuk mendongkrak devisa negara melalui sektor pariwisata maupun ekspor impor, melainkan juga dari segi keotentikannya sebagai produk peradaban bangsa Indonesia akan terancam semakin samar di mata dunia internasional dan lama kelamaan akan luntur ditelan zaman. Kota Pekalongan tumbuh menjadi kota perdagangan, jasa, dan industri yang berwawasan lingkungan menuju terwujudnya masyarakat sejahtera lahir dan batin yang diridhoi Allah Yang Maha Kuasa. Untuk mewujudkan visi Kota Pekalongan tersebut maka perlu adanya partisipasi dari berbagai pihak, antara lain melalui penataan, pengembangan, pengendalian dan pemanfaatan ruang kota. Kota Pekalongan memiliki potensi wisata alam (pantai), wisata budaya (lopis raksasa syawalan, sedekah laut sadranan, seni tari sintren), wisata kuliner (nasi megono, soto tauto, garang asam, dan keripik tahu), wisata belanja (Pasar Batik, Grosir Batik, dan butik batik) dan Museum Batik. (Sumber: Kota Pekalongan Dalam Angka th.2005). Kota Pekalongan juga dikenal sebagi “Kota Batik” mempunyai potensi besar dalam kegiatan pembatikan dan telah berkembang begitu pesat, baik dalam skala kecil maupun besar. Hasil produksi Batik dari Pekalongan juga menjadi salah satu penompang perekonomian Kota Pekalongan, karena batik Pekalongan mempunyai corak dan warna yang khas menjadikan kerajinan Batik Pekalongan semakin dikenal. Sementara ini museum batik, pusat grosir batik, toko-toko batik, dan kampung batik yang terdapat di Pekalongan letaknya masih terpencar, meskipun begitu bangunan-bangunan tersebut telah ikut andil dalam mendorong pemasaran batik yang mempunyai ciri khas pesisiran. Melihat keadaan tersebut diatas dalam meningkatkan daya tarik lebih Kota Pekalongan (khususnya Batik Pekalongan) perlu suatu wadah yang disebut Pusat Batik dimana didalamnya terdapat berbagai kegiatan seperti showroom, penjualan, pengembangan dan pelatihan desain, serta pusat informasi mengenai batik dan kota Pekalongan. Sehingga wisman dan wisnus sendiri disini selain dapat berbelanja juga memperoleh pengetahuan tentang seni batik Pekalongan. 1.2 Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Tujuan pembahasan adalah memperoleh dasar-dasar bagi perencanaan dan perancangan Pusat Batik di Pekalongan sebagai wadah informasi dan pengembangan seni / kerajinan batik Pekalongan, serta beberapa kegiatan penunjang yang berkaitan dengan kerajinan batik. b. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai yaitu tersusunnya Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) sebagai acuan dan pedoman dalam desain grafis arsitektur untuk merancang sebuah Pusat Batik. 1.3 Manfaat Pembahasan a. Secara Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir dan mencapai jenjang Strata Satu (S1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. c. Secara Objektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Tugas Akhir. 1.4 Lingkup Pembahasan a. Lingkup Substansial Lingkup pembahasan substansi dibatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek arsitektural dalam perencanaan fasilitas umum untuk sebuah Pusat Batik, yang bersifat bangunan bermassa banyak. b. Lingkup Spasial Perencanaan bangunan baru dengan lokasi di Kota Pekalongan. 1.5 Metode Pembahasan Metode yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan, menganalisis dan menyimpulkan data yang diperlukan dan berkaitan dengan masalah. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan sekunder dengan cara : 1. Data Primer Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk mendapatkan informasi yang solid Observasi lapangan Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain sejenis sebagai masukan dalam merancang 2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan fasilitas sebuah Pusat Batik. Pengumpulan data primer dan data sekunder juga dapat diperoleh melalui media elektronik (internet). 1.6 Sistematika Pembahasan Secara garis besar penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tinjauan mengenai pusat batik, dan tinjauan teori yang berisi tentang studi banding dan hasil studi banding dari bangunan yang mempunyai kesamaan fungsi sehingga dapat dipakai sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Batik di Pekalongan. BAB III TINJAUAN KOTA PEKALONGAN Berisi tentang tinjauan umum Kota Pekalongan, baik aspek fisik maupun non fisik, dan potensi pendukung yang berhubungan dengan Pusat Batik. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan dan batasan lingkup perencanaan, serta anggapan yang dipakai untuk memperjelas uraian-uraian bab sebelumnya sekaligus memudahkan perencanaan dan perancangan Pusat Batik di Pekalongan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menguraikan tentang dasar-dasar pendekatan analisis untuk menentukan programperencanaan dan perancangan yang mengacu pada aspek-aspek fungsional, kinerja, teknis, kontekstual, tampilan, penekanan desain, serta lokasi dan tapak. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang konsep dan dasar perancangan yang berisi rekapitulasi program ruang dan besaran tapak. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1.7 Alur Pikir
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 1307 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 14 Oct 2009 12:12 |
Last Modified: | 30 Oct 2009 08:39 |
Repository Staff Only: item control page