TINGKAT PENGETAHLIAN IBU POST PARTUM TENTANG KELUARGA BERENCANA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENERIMAAN STERILISASI TUBA

SETIABUDI, AUGUSTINUS (2001) TINGKAT PENGETAHLIAN IBU POST PARTUM TENTANG KELUARGA BERENCANA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENERIMAAN STERILISASI TUBA. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1963Kb

Abstract

Keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan erat kaitannya dengan pengetahuan, sikap dan perilakunya. Tujuan: mengetahui apakah tingkat pengetahuan keluarga berencana berhabungan dengan sikap dan perilaku ibu post partum dalam penerimaan sterilisasi tuba. Cara Penelitian : penelitian ini adalah survei dengan rancang penelitian potong I intang menggunakan metode wawancara mendalam dilanjutkan kuesioner terstruktur. Subyek penelitian adalah ibu yang melahirkan di RSUP Dr. Kariadi, RSU Panti Wilasa Dr. Cipto dan RSUD Kotamadya Semarang yang memenuhi syarat. Basil : selama Januari - Maret 2001 diwawancarai 188 responden dengan kelompok terbanyak umur 30-35 tahun, yaitu 122 orang (64,8%). Umur tennuda 30 tahun dan tertua 43 tahun. Terbanyak berpendidikan rendah dan menengah yaitu 82 orang (43,6%) dan 91 orang (48,4%), sedang yang berpendidikan tinggi hanya 15 orang (7,9%) Sebagian besar responden 110 orang tidak bekerja (58,5%) dengan status ekonomi terbanyak adalah status ekonomi sedang 68 orang (36,2%) dan tinggi 87 orang (43,6%).Sebagian besar bertempat tinggal di Kotamadya Semarang157 orang (83,5%), sedang yang berasal dari pedesaan 31 orang (16,5 %). Tingkat pengetahuan tentang keluarga berencana terbanyak adalah pada tingkat sedang 128 orang (68,08%),tingkat pengetahuan kurang 38 orang (20,21%) dan hanya 22 orang dengan tingkat pengetahuan yang baik (11,7%). Tingkat pengetahuan keluarga berencana ini tidak bermakna bila dihubungkan dengan sikap ibu terhadap sterilisasi tuba (p=0,091). Tetapi apabila dihubungkan dengan perilaku menjadi peserta sterilisasi tuba didapatkan hubungan yang bermakna (p=0,029). Tingkat pengetahuan tentang keluarga berencana ini mempunyai nilai predilctif untuk pelaksanaan sterilisasi tuba (p=0,0003). Sikap positif terhadap sterilisasi tuba didapatkan pada 33 orang (17,5%), sikap netral 121 orang (64,36%) dan sikap negatif 34 orang (18,08%). Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ini dengan perilaku untuk menjadi peserta sterilisasi tuba (p=0,0001). Sebagian besar (70%) ibu post partum menyatakan belum cukup mendapat informasi tentang sterilisasi tuba dan mengharapkan informasi ini diberikan oleh dokter dan bidan. Pendidikan berhubungan secara bennakna dengan tingkat pengetahuan tentang keluarga berencana (p=0,0001) tetapi tidak berhubungan secara bermakna dengan sikap terhadap dengan sikap terhadap sterilisasi tuba (p=0,120). Pengaruh suami ternyata mempunyai hubungan yang bennakna dengan perilaku ibu untuk menjadi akseptor sterilisasi tersebut (p=0,0001). Sedangkan agama , daerah asal, paritas, status sosial-ekonomi, pekerjaan dan umur ibu tidak berhubungan secara bermakna dengan pengetahuan tentang keluarga berencana, sikap dan perilaku ibu terhadap sterilisasi tuba. Simpulan : pengetahuan tentang keluarga berencana yang semakin balk, maka kemungkinan untuk menjadi peserta sterilisasi tuba semakin besar. Sikap terhadap sterilisasi tuba yang semakin baik , maka pelaksanaan sterilisasi tuba semakin dapat diterima. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan tentang keluarga berencana, tetapi tidak berpengaruh terhadap sikap ibu terhadap sterilisasi tuba dan keikutsertaan menjadi akseptor. Pengaruh suami berhubungan secara bermakna dengan keikutsertaan ibu menjadi akseptor sterilisasi tuba

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science
ID Code:12919
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:02 Jun 2010 08:15
Last Modified:02 Jun 2010 08:15

Repository Staff Only: item control page