PROSPEK KEMANDIRIAN KOTABARU BUMI SERPONG DAMAI (BSD) TERHADAP KOTA JAKARTA

MALIK, RAYYAN (2005) PROSPEK KEMANDIRIAN KOTABARU BUMI SERPONG DAMAI (BSD) TERHADAP KOTA JAKARTA. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
9Mb

Abstract

New Town have been a world phenomenon in various kinds of its development according to situation and condition and requirement demand which expand in each applier countries. Even almost expanding countries have applied this New Town concept as effort to solving the problem of its urban. In our country Indonesia, New Town conception also being one of the choice to. solve •the urban problem. New Town development representint a pan of long development scenario of urban region, with ail& to create a new alternative of growth centers for the around region. The supplying of house andjob opportunity are expected to make the New Town function in lightening heavy burden at city function on metropolis region. The New Town deVelopriinit Buiiii S'etpong Mahal (BSD) it not teparak from JcibOtabek development (President Instruction points 13 year 1976) which emphasize the importance of New Town's development as the alternative of growth centers at Bodetabek region. The development of New Town BSD is purposed to be a 'magnet rival' for Jakarta city, which in its growth supposed to lessening urbanization current. The strategic location of New Town BSD and good access to primary activity centers causing New Town BSD .as the ideal candidate to be developed as a new growth center. Pursuant to the mentioned, therefore which aims to research the prospect of New Town BSD to Jakarta city in evaluate from commuter resident movement pattern aspect, basis for town economics and supplying requirement of town facilities. The result of commuter movement and characteristic patterns shows that until now New Town BSD is still categorized as dependent New Town which still have dependne.ss level to Jakarta city than as a self dependent town. The movement which done by commuter resident is more than 80%, mostly with works purposed which also means that economic factor becoming a primary goad factorfor the happening of movementfrom New Town BSD to Jakarta city. Economic activity which expand in CBD BSD region shows commerce activity, white colors service, and industries capable to become a fulcrum for the createness friction of dominant activity which the previous orient in agriculture and plantation sector. As a base target to realizing self-supporting New Town and a createness of economic activity system as a primary basis directly can speeding-up a self-supportness process of New Town which not only focusing in supplying large scale properties. In calculation for the requirements of minimum facilities in a town, there 'is two factor which having an effect on, some of them is human factor which will utilizing the facilities mentioned and environment factor in which human mentioned doing their daily activities. Human factor and environment factor in determination of calculation of town facility requirements will interconnected of each other and representing a dependent factor. A type of facility which will every level of certain social .services center as according to the requirement which need to be there at every environment unit This matter concerning availability and equipment of the facility either through quantity and also quality. The result of this study have laid open an example that New Town BSD is not yet self-supporting, although haVe a wide potention of employment opportunities but BSD commuter resident current still predominating the joint streets which connected to Jakarta city which a purpose to work Kotabaru telah menjadi suatu fenomena dunia dalam berbagai ragam pengembangannya sesuai dengan situasi dan kondisi dan tuntutan kebutuhan yang berkembang di rasing negara penerap. Bahkan hampir kebanyakan negara-negara yang sedang berkembang telah menerapkan konsep kotabaru ini sebagai upaya memecabkan masalah perkotaatmya. Di negara kita Indonesia, konsepsi kotabaru jugs telah menjadi salah satu pilihan untuk memecaldran masalah perkotaan. Pembangunan Kotabaru merupakan bagian dari skenario panjang pembangunan daerah perkotaan, dengan maksud untuk menciptakan alternatif pusat-pusat pertumbuhan barn bagi wilayah sekitamya. Penyediaan perumahan dan kesempatan kerja diharapkan dapat membuat kotabaru tersebut berperan meringankan beban yang berat pada fungsi kota di wilayah metropolitan. Pembangunan Kotabaru Bunn Serpong Damai tidak terlepas dari Konsep pengembangan Jabotabek (Inpres No. 13 Tatum 1976) yang menekankan perlunya pengembangan kotabaru-kotabaru sebagai altematif pusat-pusat pertutnbuhan di wilayah Bodetabek. Perkembangan kotabaru BSD ini diarahkan untuk menjadi 'magnet tandingan' Kota Jakarta, yang dalam perkenabangamwa diharapkan dapat mengurangi arus urbanisasi. Lokasi kotabaru BSD yang strategis dan pencapaian yang baik dengan pusat-pusat kegiatan utama menyebabkan kotabaru BSD sebagai calon yang ideal untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan bare. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan studi yang bertujuan untuk mengkaji prospek perkembangan kotabaru BSD terhadap Kota Jakarta di tinjau dari aspek pola pergerakan commuter penduduk BSD, landasan ekonomi kota dan penyediaan kebutuhan fasilitas kota. Hasil analisis pola pergerakan dan karakteristik commuter menunjukan bahwa hingga saat ini kotabaru BSD masih dikategorikan sebagai Kotabaru penunjang (dependent newtown) yang masih memiliki tingkat ketergantungan terhadap Kota Jakarta dari pada sebagai kota mandiri (self dependent town). Pergerakan yang dilakukan commuter penduduk BSD lebih dari 80%, sebagian bestir adalah dengan maksud bekerja, yang dapat berarti bahwa faktor ekonomi menjadi faktor pendorong utama terjadinya pergerakan dari Kotabaru BSD ke Kota Jakarta. Kegiatan ekonomi yang berkembang di kawasan CBD BSD menunjukkan kegiatan perdagangan, jasa perkantoran, dan industri mampu menjadi tumpuan bagi terciptanya pergeseran aktivitas dominan yang sebelumnya beroritentasi pada kegiatan sektor perkebunan dan pertanian. Sebagai tujuan dasar mewujudkan kotabaru mandiri dan terciptanya sistem aktivitas ekonomi sebagai basis utama secara langsung akan dapat mempercepat proses kemandirian kotabaru yang tidak hanya terfokus path penyediaan perumahan skala bestir. Perhitungan selurub kebutuhan fasilitas minimal suatu kota, ada dua faktor yang sangat berpengaruh di antaranya faktor manusia yang akan mempergunakan fasilitas tersebut dan faktor lingkungan di mana manusia tersebut melaksanalcan kegiatan kehidupannya. Faictor manusia dan faktor lingkungan di dalam penentuan perhitungan kebutuhan fasilitas kota akan saling berkaitan satu sama lain dan merupakan faktor yang saling bergantunga., Jenis fasilitas yang akan mengisi setiap tingkatan pusat pelayanan sosial tertentu sesuai dengan kebutuhan yang perlu ada pada setiap unit lingkungan. Hal ini menyangkut dengan kelengkapan dan ketersediaan fasilitas secara kuantitas maupun kualitas. . Hasil studi ini. telah mengungkapkan suatu contoh belum mandirinya kotabaru BSD, walaupun memiliki potensi lapangan kerja yang luas tetapi anus commuter penduduk BSD masih mendorninasi ruas-ruas jalan yang masuk ke pinta Kota Jakarta dengan tujuan bekerja.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning
ID Code:12834
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:01 Jun 2010 16:15
Last Modified:01 Jun 2010 16:15

Repository Staff Only: item control page