KINETIKA GANGGUAN KOAGULASI PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE ( Kinetics of Coagulation Disorders in Dengue Hemorrhagic Fever Patients Pu iati ,Tatty ES , Soemantri AG)

Abstract

Background : Coagulation disorders in DHF represent the main pathogenesis which cause bleeding manifestasion Coagulation disorders and fibrinolysis have been attributed to the occurence of DIC with bleeding manifestation, which is a hemostasis disorders that occur•ed in DHF. Purpose : To evaluate the differences of kinetics of coagulation disorders in DSS and Non DSS. Method : An explorative observational research was conducted in 97 patients with DHF consisted of 47 DSS and 50 Non DSS. The patients was admitted to Pediatric Ward or Pediatric Intensive Care Unit ( PICU) Dr. Kariadi Hospital between Pebruary 2001 until Pebruary 2002, age 3-14 years old. Diagnosis of DHF was based on the criteria of WHO 1999. Parameter for coagulation disorders : PT, PIT, Fibrinogen were examined on day 0 ( on admission ), 1,2, and 7. Data were analysed with independent t-test. Mann-Whitney test and x2test using SPSS11.5 for Window. The result is significant if p < 0,05. Results : 97 patients consisted of 50 non DSS and 47 patients of DSS. Mann-Whitney test analysis on day 0 and 1 showed the value of PT and PTT were significantly higher and fibrinogen was significantly lower in DSS compared to non DSS ( p < 0,05 ). On day 2 of hospitalization the value of PT and PIT have no significant difference at both groups ( p > 0,05 ) , but the value of fibrinogen in DSS is significantly lower compared to non DSS ( p = 0,003 ). PT, PTT and fibrinogen value on day 7 return to normal and no significant different between 2 groups. Conclusion : Coagulation disorders in DHF occured from 1s` day of admission or 3"I day of fever and gradually become normal on 7th . Coagulation disorders in DSS are more severe compared to non DSS. Latar belakang: Gangguan koagulasi pada DBD merupakan patogenesis utama yang menyebabkan timbulnya manifestasi perdarahan. Dimana Gangguan koagulasi dan fibrinolisis telah dihubungkan dengan terjadinya PIM dengan manifestasi perdarahan, suatu bentuk gangguan hemostasis yang dapat terjadi pada DBD. Tujuan : Mengetahui perbedaan kinetika gangguan koagulasi pada poenderita Demam Berdarah Dengue dengan syok (SSD = Sindrom Syok Dengue) dan tanpa syok ( Non SSD ). Metode : Merupakan penelitian observasional eksploratif yang dilakukan pada beberapa hari pengamatan ( hari -0/saat masuk rumah sakit,hari ke-1,2, dan hari ke-7 ). Sampel penelitian adalah penderita dengan diagnosis DBD berdasarkan kriteria WHO 1999 yang dirawat dibangsal penyakit anak atau di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) antara Februari 2001 sampai Februari 2002, berusia 3-14 tahun. Dilakukan pemeriksaan parameter gangguan koagulasi yang meliputi PT, FIT, Fibrinogen pada hari ke-0,1,2, dan 7. Data dianalisis dengan uji t-tak berpasangan , uji Mann-Whitney,dan uji x2 menggunakan program SPSSI 1.5 forWindow. Bermakna apabila p < 0,05. Hasil: Diperoleh sebanyak 97 orang terdiri dari 50 penderita DBD tanpa syok dan 47 penderita SSD. Hasil analisis Mann-Whitney pada hari ke-0 dan ke-1 menunjukkan nilai PT,P17 lebih besar dan fibrinogen pada penderita SSD lebih rendah secara bemiakna dibandingkan dengan DBD tanpa syok ( p < 0,05 ). Pada hari ke-2 perawatan nilai PT dan PTT berbeda tidak bermakna pada kedua grup dengan p>0,05, tetapi nilai fibrinogen pada SSD masih lebih rendah secara bermakna dibandingkan DBD tanpa syok ( p 0,003 ). Secara keseluruhan nilai PT, PTT maupun fibrinogen pada hari ke-7 kembali normal dan tidak terdapat perbeclaan bermakna antara kedua grup. Kesimpulan: Gangguan koagualasi pada penderita DBD dapat terjadi sejak awal ( hari pertama perawatan/panas hari ke-3) dan berangsur-angsur membaik pada hari ke-7 perawatan. Gangguan koagulasi pada penderita SSD lebih b erat dibandingkan penderita DBD tanpa syok.