Prabakti , Yudhi (2005) PERBEDAAN JUMLAH FIBROBLAS DI SEKITAR LUKA INSIST PADA T1KUS YANG DIBERI INFILTRASI PENGIELANG NYERI LEVOBUPIVAKAIN DAN YANG TIDAK DIBERI LEVOBUPIVAKAIN Suatu Studi Histokimia. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 1443Kb |
Abstract
Background : Normal response to tissue injury is reparative process that results in sustained restoration of anatomical and functional integrity. The interaction of growth factors and cells involved in the process of tissue repair (i.e., fibroblasts), plays an important role in wound healing. Pain and anxiety directly can give stress to immune system and suppress macrofag. Cyitokines which are released by macrofag (i.e TGF (3) become lower. TGF (3 has important role to stimulates, fibroblasts and raise extracellular matriks (ECM) for wound healing process. Methods : This study is laboratoric experimental study with randomized Post test only control group design, which is using animal test as research object. Samples are divided into three groups, control group is healthy mice which do not get any treatment at all, P1 group is a group of mice which do not get levobupivacain after incision, and group P2 is a group of mice which get levobupivacain every 8 hours in first 24 hours after incision with fibroblas number as the outcome. Data is analized with One Way Anova test and Bonferoni test with significance level p< 0.05. Result : Fibroblast number in group P1 is 106.96 ( SD=10.059), higher than fibroblast number in control group which is 80,76 (SD=3.3035) and control group which is 42,96 (SD=11.159). Conclusion : Fibroblast number in group which get levobupivacain infiltration is higher than groups which do not get levobupivacain infiltration. Latar belakang : Respon normal terhadap trauma jaringan adalah proses perbaikan untuk mengembalikan susunan anatomi dan fisiologi. 1nteraksi antara faktor pertumbuhan dan sel yang terlibat dalam proses perbaikan jaringan, salah satunya adalah fibroblas, memegang peran penting dalam penyembuhan luka. Nyeri dan cemas secara langsung dapat menimbulkan sires pada sistem imun dan mensupresi makrofag. Hal ini menyebabkan sitokin yang dilepaskan makrofag sepeti TNF a ,IL-1, IL-6, IL-8, TGF 13 aktivitasnya flan menurun. TGF mempunyai peran menstimulasi fibroblas, meningkatkan matrik ekstraseluler ( ECM) dan meningkatkan kolagenasi untuk proses penyembuhan luka. Metode : Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain "Randomized Post test only control group design" yang menggunakan binatang percobaan sebagai obyek penelitian. Sampel dibagi dalam tiga kelompok, kelompok kontrol yaitu tikus sehat yang tidak diberikan perlakuan sama sekali, kelompok P 1 yaitu kelompok yang setelah diinsisi tidak diberikan infiltra si levobupivakain, dan kelompok P 2 yaitu kelompok yang setelah dilakukan insisi diberikan infiltrasi levobupivakain setiap 8 jam dalam 24jam pertama dengan keluaran ( outcome ) berupa jumlah fibroblas. Data dianalisa dengan uji One Way Anova dan uji Bonferoni dengan derajat kemaknaan p < 0.05. Hasil : Jumlah fibroblast pada Kelompok Perlakuan 2 yaitu 106,96 (SD=10,059) adalah lebih tinggi dibanding Kelompok Kontrol yaitu 80,76 (SD=3,035) dan kelompok perlakuan 2 yaitu 42,96 (SD=11.159). Simpulan : Jumlah fibroblas pada kelompok yang diberi infiltrasi levobupivakain lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi infiltrasi levobupivakain.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science |
ID Code: | 12775 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 01 Jun 2010 14:37 |
Last Modified: | 01 Jun 2010 14:37 |
Repository Staff Only: item control page