Semarang Riverpark (di Tepian Sungai Banjir Kanal Barat)

Wahyu Kurniawan, Eko (2007) Semarang Riverpark (di Tepian Sungai Banjir Kanal Barat). Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
233Kb

Abstract

1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan perekonomian nasional yang positif mendorong orientasi pembangunan daerah, hal ini didukung dengan kebijakan hak otonomi daerah yang memungkinkan pemberdayaan potensi daerah secara maksimal, bijaksana dan transparan. Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah diharapkan mampu menjadi sebuah penyangga kegiatan perekonomian regional melalui kegiatan perdagangan, jasa, pelayanan, maupun pariwisata. Semarang memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang ditemui pada kota-kota lain. Hal inilah yang mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan kota Semarang sebagai kota tujuan dan pusat pelayanan bukan lagi sebagai kota transit seperti selama ini, salah satunya melalui jalur pariwisata. SPA (Semarang Pesona Asia) adalah salah satu perhelatan internasional yang diadakan pemerintah kota untuk mempromosikan pariwisata dan investasi kota Semarang. Isu-isu pembangunan daerah yang mendukung saling mendukung dalam program tersebut antara lain pembukaan bandara internasional Ahmad Yani, pembangunan Jalan Tol JogloSemar, pembangunan jalur “double track” kereta api Jakarta-Semarang, dan pembangunan terminal container di pelabuhan Tanjung Mas. Dengan SPA diharapkan akan mampu mendongkrak perekonomian kota Semarang baik dari segi pariwisata maupun investasi asing. Penataan kota serta perbaikan sarana dan prasarana kota yang mendukung kegiatan tersebut sedang gencar diadakan pemerintah kota. Sebagai kota tujuan fasilitas dan tujuan wisata kota Semarang bisa dikategorikan minim, hal ini mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan pembangunan sektor pariwisata sebagai faktor daya tarik kota. Untuk mensiasati hal ini Bappeda kota Semarang bekerja sama dengan dinas Pariwisata kota Semarang, dinas PSDA propinsi dan JICA contruction membuat suatu usulan pembangunan dan penataan kawasan koridor sungai Banjir Kanal Barat agar menjadi lebih bermanfaat dan dapat memberikan suatu konstribusi pada kota dan masyarakat sekitar. Hal ini diwujudkan dalam sebuah “over all plan” pembangunan waduk Jati Barang dan normalisasi sungai Banjir Kanal Barat serta pemanfaatan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata air dan arena lomba dayung. Dimana selama ini kawasan tersebut belum maksimal pemanfaatannya dan hanya menjadi kantung-kantung PKL yang justru memberikan citra kumuh dan negative pada kawasan tersebut. Dengan usulan tersebut pemerintah berharap dapat memberi suatu solusi pembangunan dan menyelesaikan permasalahan sumber daya air, tata kota, dan pariwisata sekaligus. Perencanaan Semarang Riverpark diharapkan mampu menjadi suatu solusi permasalahan yang ada pada daerah tepian sungai Banjir Kanal Barat, kawasan wisata ini nantinya akan memberikan suatu kontribusi kepada masyarakat sekitar lingkungan berupa lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha baru berkaitan dengan kegiatan wisata pada kawasan tersebut dan kepada pemerintah kota dan kota Semarang itu sendiri diharapkan dengan adanya perencanaan ini pengawasan dan pemeliharaan sungai Banjir Kanal Barat dapat lebih terjamin karena fungsinya sebagai kawasan wisata rekreasi dan dapat menjadi ajang pembelajaran kepada masyarakat agar lebih memperhatikan keadaan sungai dan memupuk rasa kecintaannya terhadap alam sekitar, dan pendapatan dari ticketing bisa digunakan sebagai dana untuk perawatan sungai seperti pengerukan dan perbaikan fasilitas lainnya.(bapak Farhan Kepala Bagian Perencanaan BAPPEDA kota Semarang, dalam wawancara langsung). Dari uraian diatas, di kota Semarang dibutuhkan pengembangan daya tarik wisata yang menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata yang dapat memanfaatkan potensi daerah dan potensi budaya setempat yang nantinya diharapkan mampu memberikan suatu warna baru dalam dunia pariwisata di kota Semarang sehingga mampu meningkatkan lama inap wisatawan sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan kota Semarang dan bisa memberikan suatu konstribusi pada masyarakat sekitar kawasan terutama di bidang ekonomi, hal ini diwujudkan dalam bentuk statu publik area berupa arena dayung dan riverpark yang berlokasi di pinggir sungai Banjir Kanal Barat. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Semarang Riverpark yang sesuai dengan kaidah “urban design”, dan diharapkan mampu menggeser persepsi masyarakat tentang kawasan tepi sungai yang selama ini diidentikkan dengan “kawasan belakang” dimana kawasan tepi sungai hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan MCK dan hal-hal tidak penting lainnya. Padahal dibalik semua itu apabila ditata dan dikelola dengan baik kawasan tepi sungai mampu memberikan suatu citra tambahan yang positif bagi kawasan tersebut, dan mampu mengangkat perekonomian dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan peningkatan mutu koalitas kawasan. 1.2 TUJUAN DAN SASARAN A. Tujuan Merencanakan sebuah landasan yang bersifat operasional, beserta konsep-konsep desain untuk perencanaan dan perancangan Semarang Riverpark yang representative, untuk dapat menunjang operasional dan fungsional kawasan tersebut sehingga dapat memberikan manfaat lebih bagi lingkungan sekitar. B. Sasaran Batas-batas perancangan dan perencanaan Semarang Riverpark beserta persyaratan dan kebutuhan ruang, fasilitas, sarana dan prasarana penunjang Semarang Riverpark MANFAAT A. Secara subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur FT Undip Sebagai pedoman dan acuan selanjutnya dalam tahap eksplorasi desain yang juga merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari tugas akhir. B. Secara obyektif Sebagai usulan desain ruang terbuka kota dalam perwujudan berupa Semarang Riverpark yang lengkap elemen-elemen penataan dan sarana prasarana penunjang dalam konteks wisata yang mengangkat citra kota di tepian Sungai Banjir Kanal Barat Semarang. Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa JAFT yang akan mengajukan Laporan Tugas Akhir. 1.3 RUANG LINGKUP A. Ruang Lingkup Substansial : Lingkup Semarang Riverpark termasuk dalam kategori penataan statu kawasan yang diwujudkan melalui studi-studi tentang zoning pada kawasan sejenis serta penambahan fasilitas sebagai usaha menciptakan statu kawasan wisata yang mampu mengakomodir segala kegiatan penggunanya. B. Ruang Lingkup Spasial : Lingkup Spasial Semarang Riverpark secara administratif terletak di Kota Semarang Propinsi Jawa Tengah. Panjang total kali Garang ±30 km sedangkan daerah perencanaan adalah sepanjang ±1km dimulai dari sebelum pitu masuk perumahan Tanah Mas sampai sebelum jalan layang Lingkar Utara (Arteri).Daerah perencanaan berada didataran rendah dengan batas wilayahnya sebagai berikut Sebelah Utara : Jalan layang Lingkar Utara (Arteri) Sebelah Timur : Jalan Kokrosono Sebelah Selatan : Jembatan Rel Kereta Api Semarang-Jakarta Sebelah Barat : Bantaran Sungai Banjir Kanal Barat Topografi wilayah Kota Semarang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Dibagian Utara yang merupakan pantai dan dataran rendah memiliki kemiringan 0-2% sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-3,5 M.Di bagian Selatan merupakan daerah perbukitan, dengan kemiringan 2 - 40% dan ketinggian antara 90 - 200 M di atas permukaan air laut (DPL). 1.4 METODA PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang berkenaan dengan judul Semarang Riverpark ini adalah melalui metode deskriptif. Metode ini memaparkan, menguraikan dan menjelaskan mengenai design requirement (kebutuhan desain) dan design determinant (penentuan desain) terhadap perencanaan dan perancangan Semarang Riverpark. Adapun design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Semarang Riverpark adalah batasan lingkup perencanaan, sarana prasarana serta program ruang. Berdasarkan design requirement dan design determinant inilah nantinya akan ditelusuri data-data apa saja yang diperlukan dalam perencanaan dan perancangan Semarang Riverpark. Data yang terkumpul kemudian akan dianalisa lebih mendalam dengan bahan, alat dan cara penganalisaan sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil penganalisaan inilah nantinya akan didapat suatu kesimpulan, batasan dan juga anggapan secara jelas mengenai perencanaan dan perancangan Semarang Riverpark . Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Semarang Riverpark sebagai landasan dalam Desain Grafis Arsitektur. Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan dikelempokan kedalam 2 kategori yaitu : Langkah-langkah dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut: A. Data Primer 1. Observasi Lapangan Dilakukan dengan cara pengamatan langsung melalui studi kasus, di wilayah kawasan perencanaan dan perancangan Semarang Riverpark melalui pengumpulan data baik fisik maupun non fisik. Adapun data fisik dan non fisik yang dimaksud adalah: a) Data fisik, data yang didapat berupa peta built-up area kawasan perancangan dan dokumentasi hasil observasi lapangan, b) Data non fisik, data yang didapat berupa data-data mengenai studi lapangan yang sudah pernah dilakukan pada kawasan terkait dan data-data pendukung lainnya yang didapatkan dari instansi terkait. 2. Wawancara Wawancara yang dilakukan dengan pihak dinas-dinas pemerintah terkait, (seperti dinas Bappeda Kota, dinas Tata Kota, dinas PSDA propinsi, konsultan perencana, dan dinas-dinas lainnya) B. Data Sekunder Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai perencanaan dan perancangan kawasan tepi air serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan studi kasus perencanaan dan perancangan Semarang Riverpark . 1.5 KERANGKA PEMBAHASAN BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, kerangka pembahasan dan alur pikir. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi tentang tinjauan penataan kawasan yang meliputi pengertian, jenis dan daya tarik kawasan, aktifitas, studi besaran ruang dan kapasitas, serta tinjauan penekanan desain dan studi banding kawasan sejenis. BAB III Tinjauan Lokasi Semarang Riverpark Berisi tentang data umum propinsi Jawa Tengah, kota Semarang dan data fisik dan non fisik lokasi dan tapak Semarang Riverpark . Kajian ini diolah dalam bentuk potensi dan permasalahan lokasi, berbagai pesyaratan dan prediksi pertumbuhan yang akan datang. BAB IV Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 1. Pendekatan Perencanaan Pendekatan perencanaan Semarang Riverpark berupa penentuan kebutuhan fasilitas, kapasitas, program ruang, kebutuhan luas tapak dan kesesuaian lahan. Kebutuhan fasilitas Semarang Riverpark ditentukan dari data yang diperoleh berupa potensi alam yang ada, keinginan wisatawan (pengunjung), jenis atraksi wisata, proses kegiatan dan kelompok kegiatan, studi bandung mengenai potensi, studi kasus mengenai permsalahan kawasan. Data tersebut dianalisa dengan caramengkaji studi Bandung dan studi kasus. Hasil analisa tersebut berupa data pengunjung dan pengelola yang disertai studi banding mengenai frekuensi, jumlah dan tujuan. Kapasitas diperoleh dari analisa prediksi jumlah pengunjung dan optimasi lahan (daya tampung) yang berdasarkan pada hasl analisa kebutuhan fasilitas. Program Ruang diperoleh dari analisa kebutuhan fasilitas dan kapasitas dengan studi Bandung mengenai standart besaran ruang. Kesesuaian Lahan merupakan tahap akhir perencanaan 2. Pendekatan Perancangan Pendekatan perncangan Semarang Riverpark berupa karakter kawasan, penekanan desain, Basic desain kawasan dan pola desain. Karakter Kawasan diperoleh dari data mengenai aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek teknis, aspek kerja dan aspek biaya. Data tersebut dianalisa berdasarkan unsur/elemen pembentuk citra kawasan : Land use (penggunaan lahan), path (jeringan jalan), Edge (batasan antar kawasan), Node (titik simpul/tumbuh), dan landmark (penanda kawasan) serta aspek arsitektural. Penekanan Desain dihasilkan dari proses karakter kawasan melalui kolaborasi antara konteks image sebuah kawasan 50% dengan kemampuan gagasan ide individu 50%. Basic Desain Kawasan dihasilkan dari proses penekanan desain melalui eksplorasi desain. Pola desain rancangan Semarang Riverpark diperoleh dari data Basic desain kawasan dan program ruang yang diproses melalui eksplorasi karakter tapak dan karakter kawasan. BAB V Program Ruang dan Konsep Dasar Perancangan Arsitektur Berisi tentang program ruang dan konsep dasar perancangan serta kesimpulan-kesimpulan yang digunakan sebagai dasar dan acuan dalam Studio grafis. 1.6 ALUR PIKIR (dapat dilihat pada Lampiran)

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:1276
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:13 Oct 2009 11:08
Last Modified:18 Nov 2009 15:46

Repository Staff Only: item control page