PENGARUH VITAMIN A ORAL TERHADAP METAPLASIA EPITEL KONJUNGTIVA PADA PENATALAKSANAAN DISFUNGSI KELENJAR MEIBOM

WIDIASTUTI, ROSALIA SEPTIANA (2003) PENGARUH VITAMIN A ORAL TERHADAP METAPLASIA EPITEL KONJUNGTIVA PADA PENATALAKSANAAN DISFUNGSI KELENJAR MEIBOM. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
2403Kb

Abstract

Latar Belakang : Disfungsi Kelenjar Meiborn (DKM) adalah kelainan dimana kelenjar Meiborn tidak mampu mengeluarkan lipid dengan kuantitas dan kualitas yang baik. Patogenesis DKM belum dapat dipastikan, diduga hiperkeratinisasi epitel saluran kelenjar Meibom dan adanya peran bakteri gram positif pada tepi palpebra yang mernpunyai aktifitas sebagai enzim lipase. Pada DKM terjadi pula kerusakan konjungtiva berupa gambaran nietaplasia skuamosa dengan keratinisasi epitel dan penurunan atau hilangnya sel goblet serta sel-sel non goblet permukaan mata. Tujuan : Membandingkan efek terapi kombinasi vitamin A topikal dan doksisiklin oral dengan kombinasi vitamin A topikal, doksisiklin oral dan vitamin A oral terhadap metaplasia epitel konjungtiva penderita DICM. Metoda : Uji Idinis acak tersamar ganda Pada 66 sampel yang terbagi dalarn 2 kelompok perlakuan, kelompok I diterapi vitamin A tetes mata 4 x 2 tetes/hari dan doksisiklin lx 100 mg/han selama 4 minggu, sedangkan kelompok II diterapi vitamin A tetes mata 4 x 2 tetes/hari dan doksisiklin 1 x 100 mg/hari selama 12 minggu dan vitamin A 1 x 6000 IU/hari selama 3 minggu. Dilakukan perneriksaan derajad metaplasia konjungtiva (tes rose bengal), gradasi DKM, kualitas musin (tes Ferning) dan kuantita§ air mata (tes Schirmer) pada awal penelitian (sebel um perlakuan) dan setclab perlakuan ( akhir minggu ke-4, ke-8 dan ke- 12). Pemeriksaan derajad metaplasia konjungtiva dengan sitologi impresi dilakukan pada awal penelitian, akhir minggu ke-4, dan ke-12. Hasil : Pada kelompok I dan II perbaikan metaplasia epitel konjungtiva, gradasi DKM, dan kualitas musin yang bennakna terjadi pada minggu ke-4 sampai dengan minggu ke-12 (p MO-4 < 0,0001; p < 0,0001; p M0-12 < 0,0001). Perbailcan kuantitas air mata pada kelompok I signifikan sampai dengan minggu ke-8 (p Mo_4 = 0,001; pM4.g = 0,003), tetapi pada rninggu ke-12 tidak signifikan (pM8_12— 0,317), sedangkan pada kelompok II signifikan sampai dengan minggu ke-12 (p M04 < 0,0001; p M44=0,001; pM8_12= 0,014). Pada awal penelitian sampai dengan niinggu ke-8 tidak terdapat perbedaan efek terapi yang signifikan antara kedua kelompok, tetapi pada minggu ke-12 terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perbaikan epitel konjungtiva (sitologi impresi p=0,018; rose bengal p=0,002), gradasi DKM (p=0,007), kualitas musin (p=0,009), dan kuantitas air mata (p=0,040) dengan hasil yang lebih bailc pada kelompok II. Keshnpulan : 1. Pemberian terapi pada kelompok I dan II mampu memberikan perbaikan epitel konjungtiva, gradasi DKM, kualitas musin dan kuantitas air mata yang berrnakna sera statistik sampai 12 minggu. 2. Terdapat kecenderungan bahwa pemberian vitamin A oral memberikan efek yang lebih baik.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science
ID Code:12650
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:01 Jun 2010 09:11
Last Modified:01 Jun 2010 09:11

Repository Staff Only: item control page