TRAUMA AKUSTIK AKIBAT LATIHAN MENEMBAK PADA TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG

Abstract

Latar Belakang : Trauma Akustik merupakan kerusakan sistim pendengaran unilateral atau bilateral akibat paparan energi akustik yang kuat dan mendadak tunggal atau berulang seperti ledakan, dentuman atau tembakan senjata api. Taruna Akademi Kepolisian mempunyai resiko untuk mengalami trauma akustik karena pada saat latihan menembak tidak menggunakan pelindung telinga. Penelitian mengenai pengaruh latihan menembak pada taruna belum pernah dilakukan, maka perlu dipertanyakan pengaruh latihan menembak terhadap sistim pendengaran taruna. Tujuan Penelitian : mengetahui angka kejadian trauma akustik akibat latihan menembak dan mempelajari adakah hubungan kejadian trauma akustik dengan lama dan frekvensi latihan. Manfaat Penelitian : sebagai masukan untuk usaha pencegahan gangguan pendengaran akibat latihan menembak. Disain Penelitian : Potong lintang. Tempat Penelitian : Klinik Akademi Kepolisian Semarang. Bahan dan Can : Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik THT clan pengukuran audiometri nada murni terhadap seluruh subyek penelitian yang memenuhi kriteria. Analisa Statistik : Uji Chi kuadrat. Hasil : Angka kejadian trauma akustik pada taruna Akademi Kepolisian Semarang sebesar 12,4 %. Trauma akustik pada tingkat I 26 taruna ( 13,2 % ), tingkat II 21 taruna ( 7,8 % ) dan tingkat III 33 taruna ( 18,5 % ). Trauma akustik pada telinga kanan 9 taruna ( 1,4 %) dan telinga kiri 40 taruna ( 6,2 % ). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna kejadian trauma akustik dengan lama dan frekvensi latihan.