KAJIAN KESESUAIAN GEOFISIK LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI KOTA WATES KABUPATEN KULON PROGO

SUGIYANTA, IWAN (2003) KAJIAN KESESUAIAN GEOFISIK LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI KOTA WATES KABUPATEN KULON PROGO. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
7Mb

Abstract

Pelaksanaan pembangunan perumahan tidak terlepas dari penyediaan tanah yang diawali dengan pemilihan lokasi. Pemilihan lokasi perumahan ini menjadi sangat penting karena menyangkut masalah penataan kawasan perkotaan, optimalisasi fasilitas sarana dan prasarana kota serta masih banyak faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam management perkotaan. Penduduk dan kehidupannya membutuhkan berbagai fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhannya. Pusat kota merupakan pusat pelayanan dengan fasilitas lebih lengkap sehingga dalam memiliki lokasi permukiman timbul persaingan mendapatkan lokasi di bagian kota yaitu sekitar pusat kota atau pusat kegiatan, dekat pusat industri, perkantoran, perdagangan atau kegiatan komersial, dekat fasilitas kota seperti transportasi dan fasilitas publik lainnya disamping faktor harga yang lebih murah (Eko Budihardjo, 1992). Kota Wates yang tersusun dari 2 kecamatan terdiri dari 9 desa memiliki bentuk geomorfologi berupa dataran, pegunungan lipatan dan pegunungan homoklin serta struktur geologi sesar yang menjadikan daerah ini menarik untuk diteliti dalam kaitannya dengan pemilihan lahan untuk lokasi perumahan. Proses-proses geofisik lahan yang mengontrol Kota Wates tersebut akan di padukan dengan faktor-faktor lingkungan permukiman yang dianggap berpengaruh terhadap kesesuaian lahan untuk lokasi permukiman, dengan tujuan untuk mencari lahan yang sesuai serta mengevaluasi kesesuaian lahan untuk lokasi perumahan yang telah ada saat ini. Analisis yang akan dipergunakan adalah metoda super imposed yang dikembangkan oleh Mc. Horg dan Hopkin(1977) yaitu penggabungan peta satuan kemampuan lahan yang dipadukan dengan indeks angka atau numerical index. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Desa Wates merupakan lokasi yang paling sesuai untuk lokasi perumahan sehingga keberadaan perumahan Puri Wates Indah yang terletak di desa Trukan Wonolelo Kecamatan Wates merupakan lokasi yang paling potensial untuk dikembangkan bila ditinjau dari aspek geofisik lahannya serta mengingat lokasi ini didukung oleh fasilitas infrastruktur yang lengkap dan mudah untuk dijangkau, sedangkan dua lokasi perumahan yang lain yaitu perumahan Binangun Asri yang terletak di desa Dayakan dan perumahan Giripeni Indah di desa Jurang Jero merupakan dua lokasi yang memiliki pembatasan-pembatasan untuk dikembangkan karena pertimbangan faktor geofisik lahan yang kurang memenuhi atau memerlukan lebih banyak biaya untuk membangun maupun untuk antisipasi terjadinya bencana di kemudian hari. Rekomendasi tindakan yang perlu diambil untuk mengantisipasi penggunaan lahan yang tidak sesuai untuk perumahan adalah 1) mengarahkan daerah terbangun agar tidak mengikuti jalan utama, tidak berpencar-pencar serta tidak pada daerah subur seperti lahan pertanian basah tetapi mengarahkan prioritas pengembangan perumahan pada lokasi yang telah ada. 2) menetapkan jenis konstruksi yang sesuai dengan jenis lahannya untuk menjaga keberlangsungan dan keawetan bangunan. 3) memperketat perijinan pemanfaatan lahan untuk perumahan yang dilanjutkan dengan pengawasan dan pengendalian yang konsisten dalam perencanaan lingkungan. The development of housing is not independent from area availability which is started by location determination. The housing location determination is extremely important because it concerns with the urban area arrangement, the optimalization of the city's infra-structure and supra-structure facilities and many other factors which become conciderations in urban management. The citizens and their lives require many facilities that can fulfill / satisfy their needs. Down-town is service centre with more complete facility so that in choosing the human settlement location, the developers will compete to get a location in the part of the city, namely araund the down-town or the activity centre, near the industry centre, office buildings, trade and commercial activity, near the city's facilities as transportation and otherpublic facilities besides the factor of the cheaper price (Eko Budihardjo, 1992). The city of Wates which consists of two kecamatan's and nine desa's has a geomorphology shape as low-land, folded mountains and homoclin and as well as fault of structure geology that make it attractive to be studied in the context of housing and human settlement location: The geophysic area processes that control Kota Wates will be combined with the human settlement environment factors which are considered to have influences to the area properness for housing location which aims to find the proprer area and to evaluate the area properness of the already existing housing area at this time. The analysis to be applied here is the superimposed method which was developed by Mc. Horg and Hopkin,1977 namely the combination of capability area map which is combined with numercal index. The research result showed that Desa Wates is the most proper location for housing so that the existence of Puri Wates Indah housing which lies in Desa Trukan Wonolele, Kecamatan Wates is the most potensial location to be developed viewed from the geographic aspect of the area and it is considered that this location is supported by a complete infra-structure facility and it is reachable as well, the other two housing locations namely Binangun Asri housing which lies in Desa Dayakan and Giripeni Indah in Desa Jurangjero are two locations with development limitations because of some considerations such as their geophysic factor requirement are not satisfied or they need more fund to be constructed and to anticipate disaster in the future. The recommended actions necessarily to be taken to anticipate the improper area for the housing are 1) to direct the built up area not to bedeveloped along the main street, not being separately and not to lie it in the fertile wet farming area instead to direct the priority of housing development in the available area, 2) to determine the type of construction according to the area characteristics to keep the building existence. 3) to tightened / to strictened the area lisence for housing with then continued with a consistent control in environment planning.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TH Building construction
ID Code:12605
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:31 May 2010 19:39
Last Modified:31 May 2010 19:39

Repository Staff Only: item control page