PERBEDAAN EFEKTIVITAS FLUKONASOL 150 MG DAN ITRAKONASOL 2 x 200 MG PER ORAL PADA PENDERITA KANDIDOSIS VULVOVAGINAL

DEWI, TM CIIANDRA (2005) PERBEDAAN EFEKTIVITAS FLUKONASOL 150 MG DAN ITRAKONASOL 2 x 200 MG PER ORAL PADA PENDERITA KANDIDOSIS VULVOVAGINAL. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1320Kb

Abstract

Latar Belakang : Kandidosis vulvovaginal (KVV) adalah infeksi yang disebabkan oleh spesies Candida pada vulva dan / atau vagina dengan gejala utama adanya duh tubuh vagina, rasa gatal dan rasa panas. KVV ini tidak sampai mengancam jiwa tetapi kadang kala masalah ini sangat mengganggu aktivitas penderita. Pemberian obat secara topikal tidak dapat mengeradikasi jamur secara tuntas. Flukonasol dan itrakonasol merupakan antijamur golongan triasol yang memiliki toksisitas yang jauh lebih rendah terhadap hati dan ginjal. Flukonasol yang diberikan dalam dosis tunggal meningkatkan kepatuhan penderita. Dalam dosis terapi flukonasol lebih murah dibandingkan dengan itrakonasol. Tujuan Penelitian : Membandingkan efektivitas flukonasol 150 mg dan itrakonasol 2x200 mg per oral pada penderita KVV. Metode Penelitian : Penelitian dengan uji banding acak buta ganda. Untuk menguji perbedaan kesembuhan, kekambuhan dan efek samping obat menurut jenis pengobatan menggunakan uji chi square. Baths kemaknaan yang diambil adalah jika p < 0,05. Hasil : Berdasarkan hasil kultur, spesies pada KVV adalah 80,6% C. albicans, 3,2% C. krusei, 3,2% C . pseudot•opicalis, 12,9% Candida spesies. Pada evaluasi hari ke-4 angka kesembuhan dari kelompok flukonasol 62,5% pada derajat klinik ringan, 20,8% pada derajat klinik sedang dan 16,7% pada derajat klinik berat. Angka kesembuhan dari kelompok itrakonasol 82,6% pada derajat klinik ringan dan 8,7% pada derajat klinik sedang dan berat. Pada evaluasi hari ke-35 angka kekambuhan dui kelompok flukonasol 100% pada derajat klinik ringan ( 1 dari 24 subyek), angka kekambuhan dari kelompok itrakonasol 100% pada derajat ringan (2 dari 23 subyek). Efek samping obat pada flukonasol berupa mual 6,7%. Efek samping obat pada itrakonasol berupa mual 10% dan sakit kepala 3,3%. Kesimpulan : Berdasarkan hasil uji statistik, tidak terdapat perbedaan kesembuhan dan kekambuhan pada kedua kelompok penelitian. Kandidosis vulvovaginal adalah infeksi yang disebabkan oleh genus Candida pada vulva dan / atau vagina dengan gejala utama adanya duh tubuh vagina dimana 70-75% wanita usia reproduktif pernah mengalami penyakit ini dan 40-50% mengalami sedikitnya dua kali penyakit ini. Berbagai penelitian membuktikan bahwa pemberian obat secara per oral sangat menguntungkan bila ditinjau dari berbagai hal. Selain lebih mudah sehingga meningkatkan kepatuhan, pemberian obat secara per oral ini dapat mengeradikasi jamur di selumh tubuh secara tuntas. Flukonasol dan itrakonasol merupakan antijamur golongan triasol. Dibandingkan dengan antijamur golongan imidasol, maka golongan triasol memiliki toks sitas yang jauh lebih rendah terhadap hati dan ginjal. Berdarkan hal tersebut dilakukan penelitian uji banding acak buta ganda untuk mebandingkan efektivitas flukonasol 150 mg dan itrakonasol 2x200 mg per oral. Enam puluh dua subyek yang memenuhi kriteria diperiksa secara klinik dan laboratorik serta dilakukan pengamatan ban ke-4 dan ke-35 untuk mendapatkan angka kesembuhan, angka kekambuhan dan efek samping obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Candida albicans adalah spesies terbanyak yang teridentifikasi. Dan dan analisis data tidak didapatkan perbedaan bermakna dari kedua jenis obat yang diteliti.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science
ID Code:12547
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:31 May 2010 16:44
Last Modified:31 May 2010 16:44

Repository Staff Only: item control page