KAJIAN KENA1KAN MUKA LAUT SEBAGAI LANDASAN PENANGGULANGAN ROB DI PESISIR KOTA SEMARANG

Wirasatriya, Anindya (2005) KAJIAN KENA1KAN MUKA LAUT SEBAGAI LANDASAN PENANGGULANGAN ROB DI PESISIR KOTA SEMARANG. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
3411Kb

Abstract

Global warming represents the phenomena of increasing of earth monn temperature causes the rising of sea level, called "sea level rise" and threaten coastal area in all around the world. Semarang as one of the city that has coastal region in the north has to experience the impact of sea level rise . Existence of sea level rise also is worsened by land subsidence in Semarang and has caused flood at coastal area in Semarang during high tide rising for the last + 25 years. This flood is called "rob". Sea level rise that cause flood rob in Semarang is a problem that very difficult to be solved. Even until now, the rate of sea level rise is still unknown, because several researches shown the different results. The variation of the value of Sea Level Rise may be caused by the time series tide data that used in determining sea level rise in Semarang was only in short range. It was < 18,6 year. Beside that, the land subsidence factor has not been reckognized yet in enumeration of increase of sea level. Because of that, this is important to study sea level rise problem in Semarang generated by both global warming and land subsidence at tidal station. The purpose of this research is to study type and component of tide, to analyse the growth of mean sea level in territorial water of Semarang for the last 20 years, to study the value of sea level rise in Semarang that caused by global warming effect, to analyse the value of land degradation in tide station, to study the value of land subsidence in Semarang and also to study the inundated area that caused by rob flood. The character of this research is decreptive with case study desain. The main data that collected in this research is tide data, the land degradation data in tide station, data of rob location that spreaded in Semarang and data of land subsidence in some location in Semarang. Then the data are analysed descriptively, formulated in the tables, maps and graphs and also search the relation between those data. This research found that tide type in territorial water of Semarang was mixed tide prevailing semi diurnal, growth of mean sea level in Semarang water that been noted in tide station Semarang followed linear patern with the equation was Y = 4,8967 X - 9645,9 (R2 = 0,9636) and the rate of increasing was equal to 5,43 cm / year, the value of sea level rise in Semarang water that caused by global warming was equal to 2,65 mm / year, rate of land degradation in Semarang tide Station was equal to 5,165 cm / year, rate of land subsidence in some location in Semarang was varying, where the closer to sea the faster rate of land subsidence and the fastest rate was in Tanjung Emas Port area with the maximum rate was 14,8 cm / year and the wide area that inundated by rob flood was about 2.418 Ha, covering 4 District and 14 Sub-District. Pemanasan global merupakan fenomena meningkatnya suhu rata-rata bumi yang menyebabkan terjadinya kenaikan muka laut yang mengancam keberlangsungan daerah pesisir di seluruh dunia. Semarang sebagai salah satu kota yang memiliki wilayah pesisir di bagian utara jelas sangat terkena dampak kenaikan muka laut tersebut . Adanya kenaikan muka laut tersebut juga diperparah dengan terjadinya penurunan muka tanah di Semarang sehingga dalam kurun waktu ±25 tahun terakhir, kawasan pesisir Semarang sering terjadi banjir rob saat air taut pasang akibat dad naiknya muka air laut tersebut yang menggenangi daerah-daerah yang lebih rendah dad muka air laut saat pasang tertinggi (HWL). Kenaikan muka laut yang diduga menjadi salah satu penyebab banjir rob di Semarang merupakan suatu permasalahan yang sangat sulit untuk dipecahkan. Sampai sekarangpun angka pasti mengenai kenaikan muka laut di Semarang masih belum jelas karena dad beberapa penelitian ternyata menunjukan hash] yang berbeda-beda. Adanya kesimpangsiuran data tersebut diduga karena data time series pasang surut yang digunakan untuk menentukan kenaikan muka laut di Semarang tersebut hanya dalam kurun waktu yang singkat yaitu < 18,6 tahun. Selain itu diduga karena faktor penurunan tanah yang belum diperhitungkan dalam penghitungan kenaikan muka laut. Oleh karena masalah kenaikan muka laut yang terjadi di Semarang ini perlu diketahui penyebabnya. Apakah oleh "global warming" atau adanya penurunan tanah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengkaji komponen dan tipe pasang surut, menganalisis perkembangan kedudukan muka laut di Perairan Semarang dalam 20 tahun terakhir, mengkaji nilai kenaikan muka laut Semarang akibat pemanasan global, menganalisis nilai penurunan tanah di stasiun pasut dan mengkaji laju penurunan tanah di wilayah Semarang serta mengkaji daerah genangan rob di Semarang sehingga hasH penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar dalam penanggulangan rob. Penelitian ini bersifat deskreptif dengan desain studi kasus. Data utama yang dikumpulkan pada penelitian ini antara lain data pasang surut, data penurunan muka tanah di stasiun pasut, data sebaran titik genangan rob di Semarang dan data penurunan tanah di beberapa lokasi di Semarang. Data-data tersebut kemudian dianalisa secara deskreptif, dijabarkan dalam bentuk tabel, grafik dan peta kemudian dicari keterkaitan antar data-data tersebut Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe pasang surut di perairan Semarang adalah campuran condong ke ganda, perkembangan kedudukan muka laut di Perairan Semarang yang tercatat di stasiun Pasut semarang mengikuti pola liner dengan persamaan Y =4,8967 X - 9645,9 (R2 = 0,9636) dan laju kenaikan sebesar 5,43 cm/tahun, kenaikan muka laut global mengakibatkan kenaikan muka laut di Perairan Semarang sebesar 2,65 mm/tahun, laju penurunan tanah yang terjadi di Stasiun Pasut semarang sebesar 5,165 cm/tahun, laju penurunan tanah di beberapa lokasi di wilayah Semarang bervariasi, dimana semakin mendekati laut semakin besar laju penurunannya dan laju penurunan terbesar adalah di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas dengan laju penurunan mencapai 14,8 cm/tahun dan luas daerah yang tergenang rob diperkirakan sekitar 2.418 Ha, yang meliputi 4 Kecamatan dan 14 Kelurahan.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Coastal Resource Management
ID Code:12540
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:31 May 2010 15:54
Last Modified:31 May 2010 15:54

Repository Staff Only: item control page